TruebusNews - Jangan remehkan batu-batuan di sekitar kita. Zeolit, batuan yang banyak terdapat di Tasikmalaya dan sekitarnya, Jawa Barat, ternyata kaya manfaat. Salah satunya sebagai penghemat pupuk.
Pemborosan pemakaian pupuk masih menjadi dilema klasik petani Indonesia. Sebagai contoh, satu hektar (ha) tumbuhan padi bekerjsama hanya membutuhkan 250 kg pupuk. Tetapi rata-rata petani menggunakan 300 kg pupuk per ha tumbuhan padi. Alasannya, mereka mencurigai kemanjuran dari pupuk tersebut.
Secara ilmiah, kita sanggup menyetujui keraguan para petani itu. Pupuk mengandung unsur hara menyerupai Nitrat (NO3–) dan Phospat (PO43-) yang penting bagi pertumbuhan tanaman. Sayangnya, kedua unsur hara tersebut gampang terlepas dari pupuk alasannya gampang terbawa air. Hal inilah yang menjadikan tumbuhan kurang subur dan akibatnya memboroskan pemakaian pupuk.
Untuk menghemat pemakaian pupuk, bidang ilmu kimia permukaan mengatakan solusinya. Dengan kontribusi ilmu geologi, bidang ini memanfaatkan batuan zeolit sebagai primadona. Zeolit yaitu batuan Alumina Silika berpori yang mengandung banyak mineral menyerupai Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Natrium (Na), dan Kalium (K). Di Indonesia, empat kabupaten di Jawa Barat populer akan kelimpahan zeolitnya, yaitu Kabupaten Bogor, Ciamis, Tasikmalaya, dan Sukabumi.
Berdasarkan penelitian para kimiawan dan jago geologi, zeolit sanggup menyerap nitrat dan phospat. Mereka melaksanakan aneka macam cara untuk memodifikasi zeolit. Salah satunya dengan cara memodifikasi sifat kimianya. Dengan penelitian ini, mereka berharap nitrat dan phosphat pada pupuk tidak gampang hilang terbawa air.
Pada tahun 2010, mahasiswa Kimia Universitas Indonesia (UI) telah melaksanakan penelitian untuk memodifikasi zeolit. Mereka melapisi zeolit dengan suatu polimer bermuatan positif (polikation), yaitu PDDA (Poli Dialil Dimetil Ammonium Klorida). Muatan positif dari polikation ini bisa menarik phospat yang bermuatan negatif. Akibatnya, zeolit sanggup menyerap phospat dengan mudah. Para mahasiswa berencana melanjutkan penelitian ini untuk pengujian terhadap nitrat. Jika hasilnya memuaskan, mereka berharap sanggup berafiliasi dengan penambang zeolit dan produsen pupuk guna pengembangan produk lebih lanjut.
Penggunaan zeolit untuk menghemat pupuk sangat mudah. Menurut DR.Astiana Sastiono, staf pengajar di Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian IPB, kita sanggup mencampurkan zeolit dengan pupuk atau pribadi ditaburkan ke tanah. Selain itu, zeolit yang diharapkan juga sedikit. Berdasarkan penelitian, 100 gram zeolit sanggup menyimpan 19,306 gram pupuk amonium sulfat (ZA)1.
Zeolit sebagai penghemat pupuk mengatakan manfaat yang beruntun. Pupuk yang dipakai sedikit namun unsur hara yang dikandungnya banyak. Lahan yang dipakai pun semakin subur. Hasil produksi akibatnya menjadi lebih banyak dan berkualitas. Dari segi lingkungan, pencemaran air alasannya nitrat dan phospat juga sanggup berkurang.
Selayaknya pemanfaatan zeolit ini sanggup dimaksimalkan. Dengan kerjasama pemerintah, pengusaha, dan ilmuwan, Indonesia sanggup memanfaatkan kekayaan mineral ini. Tak tanggung-tanggung, peningkatan kesejahteraan ekonomi, pertanian, dan lingkungan Indonesia sanggup kita hasilkan sekaligus.