Banyak cara para petani untuk meningkatkan produktivitas hasil panen padinya, padahal hasil panen yang banyak dibutuhkan oleh para petani. Upaya yang sanggup dilakukan untuk meningkatkan produksi padi antara lain :
1.Tanam bibit muda Bibit sudah bisa di pindah tanam sesudah 7HSS(Hari sesudah semai)-20HSS. Semakin muda umur bibit yang di pindah tanamkan ke lahan maka dibutuhkan tingakat stress bibit akan semakin sedikit, selain itu dengan tanam bibit muda tumbuhan akan lebih cepat menyesuaikan diri dan mempunyai jumlah anakan yang lebih banyak. Berkaitan dengan jumlah anakan ada banyak sekali fktor penentu selain tanam bibit muda antara lain : tingkat kesuburan tanah. Pembenaman sisa-sisa jerami kedalam tanah bisa meningkatkan kesuburan tanah tetapi penting juga untuk melaksanakan pengomposan sisa-sisa jerami dan kotoran ternak sehingga tanah menjadi lebih subur. Baca juga cara melaksanakan persemaian tumbuhan padi. Manfaat tanam bibit muda :
- Mengurangi stagnasi pertumbuhan sesudah tumbuhan pindah tanam
- Pertumbuhan akar cepat/dalam sehingga tumbuhan menjadi tahan rebah
- Umur panen lebih cepat
- Tanaman lebih sehat sehingga hasil akan meningkat
2. Penggunaan sistem tanam Jajar Legowo Tanaman mempunyai kebutuhan akan Cahaya matahari dan udara untuk menunjang pertumbuhannya. Dapat dibuktikan dengan perbedaan kondisi tumbuhan yang terkena sinar matahari penuh dan terlindungi dari sinar matahari, baik itu pertumbuhan maupun produksinya akan lebih manis ketika tumbuhan mendapat sinar matahari penuh, begitu pula dengan udara. Dengan penggunaan sistem jajar legowo yang sempurna maka tumbuhan akan mendapat cukup sinar matahari dan udara sehingga pertumbuhannya dan akhirnya lebih bagus. Selain itu dengan sistem tanam jajar legowo jumlah rumpun tumbuhan akan semakin meningkat sehingga produksi bisa meningkat tanpa harus menambah luasan lahan.
3. Tanam bibit dangkal Bibit ditanam pada lahan sawah dengan kondisi air yang macak-macak / lahan tidak tergenang air. Penanaman dilakukan secara hati-hati dengan cara diselipkan. Jika bibit ditanam tidak dengan cara diselipkan kemungkinan besar akar akan tertekuk keatas. kondisi akar yang tertekuk ke atas menyebabkan tumbuhan memerlukan waktu kurang lebih 7hari untuk sanggup tumbuh dengan baik. Akar bibit harus horisontal atau berbentuk karakter L. Bibit ditanam sedalam 1cm-2cm, sesudah tanam tidak dilakukan pengairan hingga tanah agak retak.
4. Satu lubang satu tanaman Bibit ditanam pada lahan sawah dengan satu lubang satu bibit sehingga dibutuhkan tidak terjadi persaingan dalam pemenuhan kebutuhan akan air dan hara pada ketika tumbuhan mulai akan tumbuh. Selain itu dengan penanaman satu lubang satu tumbuhan akan diperoleh manfaat peningkatan jumlah anakan dan penghematan kebutuhan benih. Tetapi perlu juga diperhatikan untuk menyiapkan bibit sebagai sulaman. Untuk daerah-daerah yang endemik serangan keongmas bisa menanam lebih dari satu bibit maksimal 3 bibit satu lubang tanam dengan umur bibit yang lebih tua.
5. Pengairan berselang Pengairan berselang mempunyai 10 laba :
- Menghemat penggunaan air irigasi, sehingga areal yang bisa dialiri lebih luas
- Memberikan kesempatan akar untuk tumbuh lebih manis lantaran ada udara yang masuk ke dalam tanah lebih banyak. Akar yang berkembang lebih dalam akan menyerap unsur hara dan air yang lebih banyak pula.
- Mencegah timbulnya keracunan besi pada tanah gres dipakai untuk budidaya lahan kering.
- Mencegah penimbunan asam organik dan gas hidrogen sulfida yang menghambat perkembangan akar.
- Mengaktifkan jasad renik (mikroba tanah yang bermanfaat)
- Mengurangi kerebahan tumbuhan lantaran terlalu sukulen
- Mengurangi jumlah anakan yang tidak produktif (tidak menghasilkan malai dan gabah).
- Menyeragamkan pemasakan gabah dan mempercepat waktu panen
- Memudahkan pembenaman pupuk ke dalam tanam (lapisan olah)
- Memudahkan pengendalian hama keong mas, mengurangi penyebaran hama wereng cekelat dan penggerek batang.
Teknis penerapan pengairan berselang ini adalah:
- Pada ketika tumbuhan berumur 3HST (hari sesudah tanam) petakan sawah dialiri dengan tinggi genangan 5cmdan selama 2 hari berikutnya tidak ada penambahan air hingga kondisi air di petakan habis dan tanah mengering sedikit retak.
- Heri ke 4 (7HST) petakan sawah dialiri kembali hingga genangan air setinggi 5cm dan tidak ada penambahan air hingga kondisi air di patakan habis dan tanam mengering agak sedikir retak.
- cara ini dilakukan terus hingga fase anakan maksimal.
- Pada ketika mulai fase pembentukan malai (bunting) hingga pengisian biji petakan sawah digenangi terus. Petakan dikeringkan kembali ketika 10-15 Hari sebelum panen.
Pada tanah yang cepat menyerap air atau berpasir selang waktu pengairan harus diperpendek. Apabila ketersediaan air pada satu ekspresi dominan tanam tidak mencukupi selang waktu pengairan sanggup diperpanjang hingga 5 hari. Kelemahan cara ini yaitu : pengamatan yang cermat dan teliti alasannya jangan hingga tumbuhan mengalami kekeringan. Cara pengairan berselang hanya cocok diterapkan pada lahan dengan sistem pengairan irigasi, untuk lahan yang drainasenya tidak manis (tanah sulit dikeringkan) dan tanah tadah hujan tidak layak diterapkan pengairan berselang.
6. Pemupukan berimbang Dampak yang disebabkan oleh penggunaan materi kimia dalam pengelolaan usahatani yaitu degradasi lahan, jikalau penggunaanya tidak bijaksana. Oleh lantaran itu perlu adanya penambahan unsur organik di dalam lahan pertanian / sawah biar tanah tidak sakit. Tanah yang sakit menyebabkan terjadinya penurunan produksi, wlaupun dilakukan penambahan pupuk tidak akan meningkatkan hasil secara signifikan. tanah yang sakit tersebut juga akan menyebabkan pemborosan pupuk sehingga meningkatkan biaya produksi. Manfaat penambahan materi organik pada lahan :
- Memperbaiki struktur tanah
- Meningkatkan kesuburan biologi(sumber hara), kimia tanah
- Meningkatkan aktifitas mikroorganisme tanah
- Vigor dan kesehatan tumbuhan meningkat
Penambahan materi organik sanggup dengan cara pengomposan jerami sisa panen atau memakai pupuk kandang. Jerami merupakan sumber hara alami yang sangat murah, pembenaman jerami per Ton pada lahan sawah setara dengan N (+- 4-5Kg Urea/Ton) dan unsur K (+- 10Kg KCL/Ton). Sedangkan setiap Ton pupuk sangkar mengandung setara dengan 12,5Kg Urea, 25 Kg SP36, 10 Kg KCL. Pemupukan harus dilakukan spesifik lokasi maksudnya yaitu untuk meningkatkan efisiensi pemupukan yang didasarkan pada kemampuan tanah menyediakan hara, kebutuhan tanaman, dan sasaran produks