SETIAP perempuan niscaya ingin menikah dan mempunyai pasangan hidup yang dijadikan kawasan membuatkan dan juga untuk mendapatkan keturunan. Dan sudah sewajarnya bila dalam proses inovasi pasangan hidup tersebut orang akan memasang kriteria tertentu termasuk dari sisi usia.
Lazimnya, seorang perempuan lebih condong menentukan laki-laki yang berusia lebih renta dari dirinya sebagai pasangan hidup. Sebab, dengan usia lebih renta biasanya lelaki akan lebih matang baik dari sisi fisik, materi, maupun pemikiran.
Hanya saja yang namanya cinta, semua kriteria yang telah tertanam terkadang tidak semuanya bisa terpenuhi. Sebab, cinta kadang datangnya tak terduga. Hal itulah kenapa banyak orang bilang cinta itu buta.
Begitu pula ketika seorang perempuan harus jatuh cinta dan tetapkan untuk menikah dengan laki-laki yang lebih muda dari usianya. Walau dari sisi budaya hal tersebut masih dianggap "aneh", tapi tetap saja tidak sedikit perempuan yang berani mengambil keputusan ini.
"Keputusan menikah sebaiknya dilalui dengan banyak pertimbangan secara matang. Termasuk di dalamnya menciptakan komitmen, menentukan visi misi serta tujuan pernikahan. Sehingga, jangan hingga ada penyesalan di kemudian hari," terperinci Bibiana Dyah Sucahyani, Psikolog Batam.
Pertimbangan yang diambil bisa berdasarkan kriteria yang memang sesuai dengan keinginannya. Sebab, seseorang yang akan menikah berhak menentukan calon pasangan yang bakal menjadi pendamping hidupnya. Sehingga, sehabis kehidupan perkawinan dimulai tidak akan ada pikiran berpaling pada yang lain.
"Komitmen ini nantinya akan menjadi ikatan semoga pasangan suami istri bisa saling mengisi dan mendapatkan kekurangan serta kelebihan masing-masing. Dan dalam mendapatkan kekurangan ini bukan berarti pasrah pada keadaan loh," terperinci Dea, panggilan dekat Bibiana.
Sebab, kiprah pasangan ialah mengisi kekurangan itu semoga menjadi seimbang. Dan jangan justru sebaliknya, menyebabkan kekurangan pasangan sebagai satu kesempatan menyalahkan dan menyudutkannya. Karena kondisi ini akan memunculkan ketidakharmonisan.
Kuatnya kesepakatan itu nantinya juga akan menjadi penolong ketika menghadapi lingkungan yang hingga sekarang masih mengganggap ijab kabul beda usia dengan posisi usia suami lebih muda ialah sesuatu yang aneh. (*)
Jika Kemampuan Seksual Makara Kendala KEBUTUHAN seksual merupakan satu hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan rumah tangga seseorang. Sebab, hal tersebut merupakan salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi dan sekaligus berperan sebagai jembatan membangun keharmonisan rumah tangga.
Dan harus diakui jikalau hingga sekarang usia masih disebut-sebut sebagai faktor penting yang memperlihatkan bantuan terhadap kelangsungan kehidupan seksual. Anggapan bahwa gairah seorang perempuan akan lebih simpel menurun memang nyaris tak terelakkan. Hal inilah yang terkadang menciptakan istri lebih renta dianggap kurang bisa memuaskan suami.
"Sekarang ini dunia medis sudah lebih maju dibandingkan sebelumnya. Banyak juga peralatan serta obat yang bisa membantu meningkatkan kemampuan seksual seseorang. Yang paling penting untuk menghadapi hambatan ini ialah terjalinnya komunikasi antara kedua pasangan," terperinci Bibiana Dyah Sucahyani, Psikolog Batam.
Melalui komunikasi akan ditemukan solusi terbaik untuk menuntaskan permasalahan tersebut. Sehingga, segala duduk masalah besar sekalipun tak akan mengganggu keharmonisan kehidupan rumah tangga.
Bukan hanya itu, kiprah komunikasi dalam kehidupan rumah tangga juga akan membantu menghilangkan negative thinking terhadap pasangan. Misalnya saja pikiran jelek kalau-kalau suami akan mencari perempuan lain tanggapan ketidakmampuan istri melayani suami, dan sebagainya.
"Dalam kehidupan rumah tangga, negative thinking juga harus dibuang jauh-jauh semoga bisa tercipta keharmonisan. Sebab, pikiran jelek itu nantinya hanya akan menciptakan seseorang menjadi paranoid yang kesannya justru menciptakan ketakutan tersebut berkembang menjadi kenyataan," terang Dea, panggilan dekat Bibiana.
Mengenai anggapan suami lebih muda simpel berpaling dari istrinya dan mencari perempuan muda, berdasarkan Dea hal itu bukan patokan yang bisa disamaratakan. Sebab, menduakan sama sekali tidak dipengaruhi oleh usia tetapi lebih pada kurang kuatnya kesepakatan yang dimiliki laki-laki atas pasangannya. Begitu pula sebaliknya.
Sehingga yang paling penting untuk menghindari munculnya perselingkuhan ialah memperkuat kesepakatan serta melancarkan komunikasi yang bertujuan menemukan solusi atas kasus yang terjadi. (*)
Tuesday, September 23, 2008