PUNYA pacar posesif, pada awalnya mungkin akan menciptakan Youngsters tersanjung. Secara, pacar akan selalu berusaha memperlihatkan perhatian yang besar dan terlihat ibarat curahan kasih sayang yang menyenangkan.
Tapi jangan salah, usang kelamaan perilaku posesif jadi nggak menyenangkan atau bahkan cenderung mengganggu. Bahkan, segala pengekakangan yang dilakukan si posesif akan menciptakan kau ibarat berada di dalam 'penjara' cinta dan tak lagi punya privasi.
Parahnya lagi, kalo si posesif udah mulai mengendalikan segala kegiatan dan menerapkan banyak sekali macam hukum untuk dipatuhi. Nggak boleh ini, nggak boleh itu, harus begini, harus begitu. Belum lagi banyaknya pertanyaan penuh curiga atau bahkan aneka bahaya yang nggak yummy didengar kalo hukum si pacar dilanggar. Pastinya bikin bete kan?
Lantas, kenapa sih orang sanggup menjadi bersikap posesif sama pasangannya? Penasaran kan?
"Ada banyak hal yang menciptakan orang jadi bersikap posesif. Misalnya aja pernah mengalami pengalaman tak menyenangkan ibarat korban perceraian, dibohongi, atau pengalaman jelek lainnya,"ungkap Mbak Dinuriza Lauzi, Psikolog Remaja kota Batam yang bersahabat disapa Mbak Nissa.
Pengalaman pernah dibohongi atau dikhianati pacar sebelumnya juga sanggup menciptakan seseorang jadi bersikap posesif ketika menjalin kekerabatan baru. Tentunya dengan alasan nggak pengen dikhianati lagi untuk yang kesekian kalinya.
Rasa takut dikhianati itulah yang terkadang menciptakan seseorang cenderung mengawasi, mengendalikan, mendominasi pasangan secara berlebihan. Hingga melupakan kalo orang lain juga butuh kebebasan, privasi, serta punya kehidupan sendiri yang tak sanggup dikendalikan orang lain dengan seenaknya.
Baca Juga:
Hati-hati Bikin Status Facebook Mantan Memaksa Balikan TIPS Hadapi Pacar Otoriter "Selain dipicu rasa trauma, perilaku posesif juga sanggup muncul sebab rasa sayang yang hiperbola pada pasangannya. Atau sanggup juga sebab ia merasa 'tidak aman' terhadap kekerabatan yang lagi terjalin, nggak pede dengan dirinya sendiri, curiga hiperbola dan banyak lagi,"jelas Mbak Nissa.
Sebut saja, sebab pacarnya kembang sekolah atau orang ditaksir banyak orang, bintang sekolah atau sosok yang memang benar-benar disukai banyak orang. Rasa takut bakal kehilangan pacar itulah yang kerap menciptakan orang jadi bersikap posesif.
Selain rasa sayang yang berlebihan, perilaku posesif ternyata sanggup juga lho jadi cara seseorang menutupi kesalahan yang sedang dilakukannya. Misalnya aja, takut ketauan sebab selingkuh, seseorang jadi berusaha menampilkan sesuatu yang beda sama pacarnya. Berusaha memperlihatkan kasih sayang semoga tak ketauan salah hingga akhirnya berujung pada perilaku posesif. (*)
Justru Makin Posesif Kalo Dibohongi |
foto by : www.freepik.com |
MENGHADAPI pacar yang posesif memang nggak mudah. Soalnya, kebanyakan orang posesif akan selalu berusaha memperlihatkan 'kekuasaan' lewat hal-hal yang kadang terasa nggak masuk akal. Tak hanya penuh larangan, tapi juga bahaya hingga perlakuan bernafsu lewat tamparan, tendangan, makian, atau hal-hal lain yang sifatnya kekerasan.
Itu karena, orang yang posesif cenderung pengen menguasai, mendominasi, dan mengendalikan orang yang disukai serta disayanginya. Jadi, jangan heran kalo si posesif akan selalu menjadi dalang yang sanggup seenaknya mengendalikan pacarnya ibarat wayang atau boneka kayu.
Sebagai insan normal, setiap orang pastinya nggak mau dong hidup di bawah kendali orang lain. Tapi, rasa sayang terhadap pasangan kerap menciptakan orang lebih suka menyerah walau sering mengalami perlakuan nggak enak.
Ujung-ujungnya, seseorang lebih menentukan untuk berbohong ketika pengen melaksanakan sesuatu. Alasannya sih beragam, sebab nggak pengen menciptakan pacar marah, malas ribut atau alasan lain.
Sekilas, kebohongan yang dilakukan terutama kalo nggak ketauan memang nggak akan jadi perkara besar. Tapi sebenarnya, bagi orang yang posesif, mendapatkan kebohongan dari orang yang disayangi justru akan memicu ledakan kemarahan.
"Biasanya sih, orang yang posesif akan semakin murka ketika tahu dibohongi oleh orang yang disayanginya. Dan akibatnya, akan semakin buruk. Bisa semakin menjadi posesif, atau bahkan semakin mengekang pacarnya semoga tak terjadi kebohongan lagi,"ungkap Mbak Dinuriza Lauzi atau Mbak Nissa.
Jadi, daripada nekat berbohong yang berpeluang ketauan, lebih baik bicara terus terang dan membuka komunikasi dengan pacar kalo memang ada kepentingan. Lewat komunikasi yang baik, pacar niscaya mau memahami impian kamu. (*)
Akhiri Aja Kalo Hubungan Udah Nggak Sehat |
foto by : www.freepik.com |
BAGI orang yang posesif, ada cukup banyak cara yang sanggup ditempuh untuk memperlihatkan dominasinya di mata pasangan. Mulai menyusun sejumlah hukum yang mengikat, bahaya kalo melanggar, hingga tindakan kekerasan.
Selama efek dari perilaku posesif masih dalam tahap yang sanggup ditolerir, pastinya tak ada masalah. Tapi, kalo dampaknya udah menyakiti Youngsters atau menyakiti dirinya sendiri akan jauh lebih baik kalo segera diakhiri.
Soalnya, kekerabatan yang tujuan awalnya pengen membangun kasih sayang tapi kalo justru menjadi ajang saling menyakiti kenapa juga harus dipertahankan?
Memang sih, bukan hal gampang mengakhiri kekerabatan dengan orang posesif. Karena, akan ada banyak intimidasi baik secara fisik, lisan maupun secara psikis. Tapi, kalo Youngsters nggak pengen menghabiskan hidup dalam 'penjara', memutuskan kekerabatan akan menjadi jalan yang sanggup dipertimbangkan.
Apalagi, kalo pacar kau udah mulai main bernafsu dan menyakiti tak hanya perasaan tapi juga fisik. Secara, masih banyak juga perjaka yang lebih baik dari pacar kita ketika ini. Artinya, kalo pacar udah menciptakan kekerabatan nggak sehat, udah saatnya diakhiri.
"Memang sangat diharapkan ketegasan ketika mengambil keputusan sebelum mengakhiri sebuah hubungan. Karena, sanggup saja si posesif melaksanakan tindakan nekat yang kadang memunculkan kembali rasa ragu dalam mengambil keputusan,"jelas Mbak Nissa.
Sebut saja, bahaya bunuh diri, menyilet leher, nggak mau sekolah lagi atau banyak alasan lain yang sanggup aja memunculkan beban dan rasa khawatir kau sebagai pacarnya.
Sehingga, sebelum keputusan putus diambil, tak ada salahnya meminta sumbangan pada orang yang terbuka dan kita percaya. Setidaknya, ada orang lain yang memahami perkara yang sedang kau hadapi. Misalnya aja sobat atau orang yang dekat ama kamu.
Lalu gimana dong kalo pacar nggak mau putus dan justru berjanji akan berubah?
"Kalo Youngsters masih sayang dan yakin sanggup bertahan, nggak ada salahnya juga menawarkan kesempatan kedua pada pacar untuk berubah. Tapi, kalo kesempatan itu tak dimanfaatkan dengan baik, semuanya kembali pada Youngsters apakah sanggup menjalani kekerabatan tak sehat tersebut,"jelasnya.
Tak ada salahnya juga lho mengajak pacar untuk meminta sumbangan psikolog. Karena sebenarnya, bukan orang lain aja yang nggak nyaman tapi orang yang posesif pun sebetulnya tak sanggup hidup hening dan penuh dengan perasaan curiga. (*)