KESEHATAN kanal cerna merupakan hal yang tak dapat diremehkan. Sebab, lewat organ tersebut, seseorang dapat mendapat nutrisi untuk kelangsungan hidup.
Yakni lewat makanan yang masuk dalam badan untuk selanjutnya diolah menjadi zat yang diharapkan tubuh. Artinya, bila kesehatan organ tersebut terganggu, suplai nutrisi ke dalam badan juga akan terganggu.
Hanya saja, meski penting, orang cenderung tidak terlalu peduli dengan kesehatan organ yang satu ini. Hal itu dapat dilihat dari masih banyaknya orang yang mengalami persoalan dengan pencernaan. Baik kanal cerna atas maupun kanal cerna bawah.
Selain persoalan kesehatan kanal cerna atas khususnya lambung, kanal cerna bawah yakni usus juga kerap mengalami masalah. Salah satunya yaitu peradangan. Baik peradangan tanggapan abses maupun non infeksi.
"Peradangan usus tanggapan abses biasanya disebabkan virus, bakteri, maupun protozoa. Misalnya tanggapan mengonsumsi makanan yang terkontaminasi virus, bakteri, protozoa, dan sebagainya," ungkap dr Arief Koswandi SpPD, dokter seorang jago penyakit dalam Rumah Sakit Awal Bros (RSAB) Batam.
Infeksi tersebut akan terjadi dikala seseorang dalam kondisi badan yang tidak fit. Sebab, bila badan fit abses tak akan gampang menyerang meski yang bersangkutan mengonsumsi makanan terkontaminasi virus, basil maupun protozoa.
Mengenai tanda-tanda yang kerap menyertai penyakit ini antara lain, nyeri perut cuilan bawah, diare, perut terasa mules, terkadang disertai demam, serta kembung. Pada kondisi tertentu, penderita akan mengalami gangguan BAB (buang air besar) yakni berak air, lendir layaknya ingus bahkan disertai darah. Jika BAB sudah disertai darah biasanya penyakit sudah tidak mengecewakan parah.
Ketika penderita mengalami abses tersebut, tak jarang yang bersangkutan juga mengalami rasa sakit pada tulang serta otot tubuh. Hal itu merupakan bentuk reaksi inflamasi atau reaksi peradangan dari zat sitokin yakni zat yang diproduksi badan untuk melawan virus yang menjadikan abses tersebut.
Jika dilihat dari tanda-tanda secara keseluruhan, terkadang memang ada kemiripan antara tanda-tanda tanggapan radang kanal cerna atas layaknya radang lambung. Terlebih, tak jarang radang usus juga menciptakan penderitanya muntah-muntah.
Namun, tanda-tanda yang paling khas yang dapat menjadi penanda radang usus yaitu rasa nyeri perut cuilan bawah serta gangguan BAB.(*)
Infeksi Ringan Bisa Sembuh Sendiri JIKA dilihat dari kondisinya, radang usus tanggapan abses dapat dibedakan menjadi dua kategori. Yakni abses ringan dan berat. Dikatakan ringan bila derita penyakit yang dirasakan terjadi sekitar tiga sampai lima hari.
Dan bila diare terjadi lebih dari lima hari dapat dikategorikan sebagai abses berat. Terutama bila tanda-tanda yang menyertai diikuti diare berkepanjangan.
"Infeksi ringan yang terjadi tanggapan virus biasanya akan sembuh sendiri sesudah lima hari. Berbeda dengan abses tanggapan bakteri. Untuk merampungkan abses ini penderita perlu diberikan antibiotik,"kata dr Arief Koswandi SpPD.
Namun, untuk memastikan penyebab abses yang terjadi pada usus tersebut, penderita sebaiknya berkonsultasi dengan dokter. Khususnya bila penderita mengalami diare berkepanjangan.
Sebab, diare berkepanjangan akan menjadikan kehilangan cairan tubuh atau kekurangan cairan. Apalagi, bila menimpa manula ataupun anak-anak. Kehilangan cairan yang hiperbola pada manula dan bawah umur akan menciptakan mereka mengalami kehilangan cairan tubuh atau kekurangan cairan.
"Dehidrasi tanggapan diare berkepanjangan tak hanya akan menjadikan penderita pingsan tapi juga dapat berdampak jelek pada organ lain. Sebut saja gagal ginjal, gagal jantung dan sebagainya,"jelas dr Arif.
Itu karena, diare akan menciptakan seseorang kehilangan elektrolit, natrium serta kalium. Jika kadar zat-zat tersebut dalam badan rendah, dapat menciptakan penderitanya mengalami dehidrasi, pingsan atau bahkan koma.
Selain itu, baik manula maupun bawah umur mempunyai ketahanan badan yang lebih lemah dibandingkan orang dewasa. Sehingga, dikala terjadi infeksi, kuman dapat saja menyebar ke organ badan lain melalui darah yang berujung pada komplikasi penyakit lain.
Itulah kenapa sangat penting untuk melaksanakan konsultasi dengan dokter untuk dilakukan sejumlah investigasi pendukung. Sebut saja investigasi feses serta cek darah.
Melalui investigasi feses akan diketahui ada tidaknya basil penyebab abses dalam usus. Misalnya basil E Coli, disentri, amoba, dan sebagainya. Sementara cek darah dilakukan untuk mengetahui jumlah sel darah putih dalam tubuh. Sebagaimana diketahui, peningkatan sel darah putih secara signifikan, dapat menjadi indikasi adanya abses dalam tubuh.
Berdasarkan hasil investigasi itu, dokter gres dapat memilih tindakan medis apa yang paling sempurna untuk mengatasi radang usus tersebut.(*)
Diare Disertai Darah Lebih dari Tiga Minggu SELAIN peradangan tanggapan infeksi, peradangan non abses juga kerap menjadi pemicu gangguan kesehatan usus. Dan bila dilihat penyebabnya, yang paling sering yaitu tanggapan gangguan sistem imunologi atau kekebalan tubuh.
"Dalam kondisi normal, antibodi atau kekebalan badan seharusnya bertugas melindungi badan dari serangan kuman penyebab penyakit. Namun, pada kondisi ini antibodi justru menyerang usus dan menimbulkan peradangan,"jelas dr Arief Koswandi SpPD.
Jika radang usus tanggapan abses dapat diketahui secara niscaya penyebabnya, radang non abses berbeda. Sebab, sampai sekarang penyebab kenapa antibodi dapat menyimpang dari semestinya belum diketahui.
Selanjutnya, mengenai tanda-tanda klinis yang kerap menyertai radang usus yang kerap menimpa kaum pria ini salah satunya yaitu diare lebih dari tiga minggu. Diare itu biasanya juga disertai lendir atau darah. Tergantung kondisi peradangan yang terjadi.
"Untuk menegakkan diagnosa niscaya terkait tanda-tanda klinis yang terjadi, biasanya dilakukan biopsi melalui colonoscopy atau teropong usus. Lewat teropong tersebut akan diketahui apakah peradangan yang terjadi tanggapan non abses atau tidak,"jelas dr Arief.
Sebab, bila radang usus terjadi tanggapan abses virus atau bakteri, diare yang menyertai peradangan biasanya tak akan terjadi lebih dari tiga minggu. Itulah kenapa perlu dilakukan colonoscopy guna mengetahui secara niscaya penyebab peradangan.
"Bila memang ditemukan peradangan non abses dalam usus, maka harus segera dilakukan pengobatan medis. Sebab, bila dibiarkan berlanjut, akhirnya dapat fatal yakni pendarahan sampai bocor usus yang hanya dapat diatasi lewat operasi pemotongan usus biar kuman tak menyebar,"jelasnya.(*)