|
Foto by: nobullying.com |
BERSAING untuk mendapat yang terbaik kerap kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu masuk akal mengingat sifat alami insan ialah tak pernah puas dan ingin selalu lebih dari yang lainnya.
Begitu juga dalam kehidupan karier, persaingan untuk meraih jenjang karier yang lebih tinggi kerap memicu cita-cita seseorang untuk mengukir prestasi yang lebih baik.
Sepanjang persaingan yang dilakukan ditempuh dengan cara yang positif, pastinya sah-sah saja. Yang tak masuk akal ialah jikalau persaingan dilakukan dengan banyak sekali cara termasuk cara-cara negatif yang tak bermoral. Sebut saja, upaya pembunuhan aksara 'lawan' biar terlihat lebih buruk di mata rekan kerja, atasan maupun relasi.
Jika didefinisikan, character assassination atau perjuangan pembunuhan aksara ialah perjuangan menghilangkan orisinalitas atau keaslian aksara seseorang dalam pandangan orang lain.
Kondisi ini tidak saja menyangkut fitnah dan membuatkan gosip bohong perihal seseorang. Namun juga menyangkut pencitraan perihal diri seseorang dari orang lain. Sementara, gambaran diri merupakan hal penting dan berperan besar dalam kelangsungan kehidupan sosial seseorang. Termasuk dalam kehidupan karir. Sehingga, bisa dibayangkan sendiri akhir yang harus ditanggung saat seseorang mengalami sebuah pembunuhan karakter.
"Citra yang buruk sangat besar lengan berkuasa pada tingkat kepercayaan dan evaluasi seseorang terhadap orang lain. Dalam kehidupan pribadi tentu saja juga sangat merugikan,"ungkap S Susilowati, Senior Executive HRD PT Batamindo Investment Cakrawala Batam.
Mengingat pentingnya gambaran diri terhadap kehidupan kita, tak ada salahnya jikalau kita selalu waspada biar tak menjadi korban upaya pembunuhan aksara oleh 'lawan' atau 'saingan' kita.
"Cara paling gampang biar tak menjadi korban ialah melaksanakan pembuktian dengan cara memperlihatkan kompetensi diri kita. Jika kita kompeten, pada hasilnya orang lain akan dengan sendirinya menilai kebenaran gosip yang disampaikan atau digosipkan tersebut,"ungkap Susi.
Selain itu, penting juga menjalin korelasi baik dengan semua rekan kerja biar tercipta persaingan yang sehat dan positif. Berkomunikasi dengan baik dan saling membantu sebagai tim, akan menciptakan rekan kerja merasa setara dan tak perlu saling menjatuhkan.
"Kadang kala orang melaksanakan persaingan tak sehat alasannya ialah bahu-membahu mereka merasa kurang percaya diri dengan kemampuan atau kompetensi mereka dalam bekerja,"jelasnya.(*)
Lakukan Klarifikasi Jika Isu Mengkhawatirkan MENGHADAPI kenyataan buruknya gambaran diri kita baik di mata rekan kerja, atasan maupun kekerabatan akhir perbuatan 'saingan' kita pastinya menyakitkan. Sebab, tak bisa dipungkiri, gambaran diri mempunyai andil cukup besar terhadap kesuksesan karier seseorang. Yakni menyangkut kepercayaan orang lain pada kita.
Nah, mengingat betapa pentingnya pembentukan gambaran diri positif demi kelangsungan karier dan kehidupan sosial, setiap orang niscaya tak mau tinggal membisu saat menjadi korban fitnah maupun pembunuhan karakter.
Artinya, penting untuk segera melaksanakan sesuatu sebagai bentuk pembelaan diri dan memperlihatkan pada publik bahwa gosip yang selama ini tersebar ialah gosip bohong semata.
"Yang penting dilakukan saat menghadapi fitnah atau pembunuhan aksara ialah tetap fokus pada kompetensi diri serta membangun kekompakan tim serta memperlancar komunikasi,"saran S Susilowati, Psikolog yang juga Senior Excutive HRD PT Batamindo Investment Cakrawala.
Selain itu, penting juga untuk melaksanakan counter atau penjelasan isu atau kabar perihal diri kita jikalau ternyata kabar yang berkembang tersebut sudah cukup mengkhawatirkan. Baik untuk kehidupan karier maupun kehidupan sosial.
"Kalau perlu ajak bertemu orang yang kita tahu suka membuatkan gosip bohong perihal diri kita. Atau cari orang yang memang 'tukang gosip' untuk membantu kita meng-counter isu-isu bohong perihal diri kita,"jelasnya.
Jalinan komunikasi serta upaya men-counter gosip bohong perihal diri kita tersebut hanyalah sebuah perjuangan yang bisa dilakukan untuk mempertahankan gambaran diri. Namun yang paling penting diingat ialah kebenaran niscaya akan terbuka dengan sendirinya.
Pepatah bijak mengatakan, emas tetaplah emas. Meskipun ditimbun lumpur, beliau akan tetap jadi emas. Kalau bagus, maka tetaplah bagus, meski dijelek-jelekan atau difitnah akan tetap terlihat bagus.
"Yang terpenting ialah buktikan saja dengan selalu memperlihatkan kinerja atau pelayanan yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang dilakukan,"saran Susi, panggilan dekat perempuan berjilbab ini. (*)
Sabar dan Selalu Berpikir Positif
TIDAK gampang untuk menghadapi satu lingkungan dimana gambaran diri kita sudah rusak akhir perbuatan orang tak bertanggungjawab. Namun, menghadapi kondisi sulit bukan berarti tak bisa dilewati. Sebab, sepanjang kita mau berusaha untuk melaksanakan hal yang baik, seburuk apapun pembunuhan aksara yang telah dilakukan, usang kelamaan akan terbuka juga kenyataan sebenarnya.
Lantas, apa yang bisa kita lakukan dalam menghadapi pembunuhan aksara tanpa luapan emosi? Berikut beberapa tips yang diberikan Susilowati untuk Anda semua:
1. Tetap bersabar
2. Selalu berpikir positif
3. Tetap berusaha memperlihatkan kinerja yang terbaik
4. Berkomunikasi dengan baik dengan rekan kerja maupun relasi
5. Terus menerus melaksanakan introspeksi diri.(*)