MENGALAMI nyeri haid (dismenorrhoe) setiap tiba bulan atau bahkan hingga pingsan ialah tragedi yang kerap ditemui ketika seseorang menerima tamu bulanan. Nggak cuma nyeri pada serpihan perut, menstruasi juga kerap diikuti ama kumpulan tanda-tanda atau biasa disebut sebagai pre menstruasi syndrome (PMS).
Jika ditinjau secara medis, rasa sakit pada perut tersebut ialah hal normal yang kerap dirasakan setiap orang yang sedang menstruasi. Yakni akhir kontraksi rahim untuk mengeluarkan endometrium yang juga dipengaruhi hormon prostaglandin. Bukan itu aja, adanya kekacauan keseimbangan hormon estrogen dan progesteron juga memberi bantuan terhadap munculnya rasa sakit.
Walau rasa nggak lezat itu dialami hampir semua wanita, tapi tingkatan rasa sakit antara satu orang dengan lainnya tak akan sama. Itu karena, penyebab munculnya nyeri haid atau PMS dipicu oleh banyak faktor yang sekaligus menjadi penentu tingkatan rasa sakit yang akan dirasakan orang yang sedang menstruasi.
"Perbedaan tingkatan rasa sakit itu lantaran penyebab gangguan haid baik itu nyeri haid atau PMS bermacam-macam. Ada yang terjadi akhir gangguan psikologi, fisik atau adanya gangguan hormon serta kelainan rahim,"terang dr Muhammad Zaini, dokter umum Rumah Sakit Awal Bros Batam.
Untuk gangguan psikologi, biasanya kerap dipicu oleh rasa stres atau beban pikiran yang lagi dirasakan. Jika seseorang lagi stres, biasanya perut akan mengalami rasa nyeri yang lebih sakit. Begitu pula jikalau seseorang dalam kondisi lelah. Rasa lelah yang dialami akan memicu munculnya rasa nyeri selama haid.
Jika dilihat dari gejalanya, nyeri haid sebetulnya bisa dibedakan menjadi dua jenis. Yakni nyeri haid primer dan sekunder.
Untuk nyeri haid primer, rasa nyeri yang dirasakan biasanya akan hilang seiring perjalanan waktu yakni ketika hormon tubuh stabil. Kalaupun sesekali muncul rasa nyeri ketika haid, hal tersebut lebih banyak disebabkan oleh faktor psikis ataupun fisik. Baik itu lantaran lagi stres, shock, penyempitan pembuluh darah, dan sebagainya.
Sementara, untuk nyeri haid yang sekunder, biasanya gres muncul kalo ada penyakit atau kelainan anatomi yang dialami. Sebut aja, kelainan secara hormonal maupun kelainan rahim secara fisik.
"Jika rasa nyeri yang dirasakan cukup berat dan terjadi secara terus menerus, maka perlu dilakukan investigasi lebih lanjut oleh dokter. Melalui investigasi itu akan diketahui apakah rasa nyeri tersebut terjadi akhir kelainan atau tidak,"saran dr Zaini. (*)
Jadi Lebih Sensitif dan Gampang Marah SELAIN munculnya perasaan tak lezat pada perut akhir nyeri haid, gangguan lain yang kerap menyertai datangnya tamu bulanan ialah pre menstruasi syndrome atau kumpulan tanda-tanda menjelang haid.
PMS itu sendiri, bisa muncul sebelum ataupun sehabis menstruasi. Pastinya tergantung kondisi psikis dan fisik orang yang sedang menstruasi. Itu karena, nggak beda ama nyeri haid, PMS juga dipicu oleh banyak faktor termasuk stres maupun kelelahan.
Beberapa tanda-tanda yang kerap menyertai ketika menstruasi antara lain, perasaan malas bergerak, tubuh lemas, simpel capek, pengen makan terus, emosi jadi lebih labil, sensitif, simpel marah, dan banyak lagi.
Bukan itu aja, dampak pelepasan dinding rahim selama menstruasi juga kerap memunculkan rasa pegal dan sakit pada pinggang serta menciptakan kepala terasa nyeri.
"Munculnya PMS ini tak bisa dicegah lantaran ada banyak faktor yang menjadi pemicunya. Namun, bila rasa sakit yang menyerang cukup menyakitkan, bisa dikurangi dengan mengonsumsi obat pereda rasa sakit,"ungkap dr Zaini, dokter umum Rumah Sakit Awal Bros Batam. (*)
Minum Obat Kalo Sakit Nggak Berkurang *Tips Atasi Nyeri Haid MESKI rasa sakit akhir haid akan hilang dengan sendirinya, tapi selama proses menghilangnya rasa sakit itu, niscaya menciptakan Youngsters bete dan meringis kesakitan. Sehingga, penting melaksanakan sesuatu untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan rasa sakit itu.
Nah, bagi kamu-kamu yang kerap merasa nyeri ketika menstruasi, berikut ini beberapa tips yang bisa dilakuin untuk mengurangi sakit yang dirasakan. Kita simak aja yuk...
1. Saat Youngsters mengalami kram baik di serpihan perut atau pinggang belakang, tak ada salahnya mengompres serpihan tersebut memakai botol yang diisi ama air hangat.
2. Mandi air hangat, boleh juga dilakukan sebagai rangkaian relaksasi. Bila perlu tambahkan aroma terapi. Secara, aroma terapi diyakini akan menciptakan seseorang merasa lebih rileks.
3. Jika sakit tidak berkurang, serpihan yang nyeri bisa dioleskan minyak atau balsam. Panas dari minyak ataupun balsam diperlukan akan mengurangi rasa sakit yang dialami.
4. Menungging diyakini bisa mengurangi rasa sakit yang terasa ketika haid. Kaprikornus nggak ada salahnya kan untuk mencobanya?
5. Kalo rasa sakit tidak berkurang juga, bisa dibantu dengan konsumsi obat pereda rasa sakit.
6. Jika konsumsi obat tak membantu, jangan ragu untuk mengkonsultasikannya dengan dokter. Siapa tahu, rasa sakit yang Youngsters rasakan akhir manifestasi penyakit tertentu. (*)
Jauhi Stres dan Perbanyak Olahraga *Biar Haid Nggak Terasa Sakit
MENGINGAT faktor penyebab gangguan haid baik nyeri haid ataupun PMS beragam, tindakan pencegahan pastinya akan menjadi hal yang sangat mungkin untuk dilakuin. Sebab, kalo bisa dicegah, kenapa juga kita harus menunggu saat-saat dimana rasa sakit kembali menyerang.
Lalu, apa aja yang bisa dilakuin untuk mencegah semoga kedatangan tamu bulanan nggak jadi ketika yang menyakitkan? Berikut ini beberapa tipsnya:
1. Sebisa mungkin jauhi rasa stres. Sebab, tingkat stres yang cukup tinggi akan memperberat rasa nyeri yang dirasakan ketika haid.
2. Untuk menguatkan otot-otot rahim, usahakan untuk berolahraga secara rutin. Sebab, kalo otot rahim kuat, pelepasan dinding rahim dalam proses menstruasi akan lebih simpel dan tidak mengakibatkan rasa sakit.
3. Usahakan untuk selalu berisitirahat dengan cukup. Dengan begitu, secara fisik tubuh tak akan merasa kelelahan. Seperti yang kita tahu, kelelahan bisa menciptakan nyeri haid semakin sakit.
4. Biasakan untuk selalu mengonsumsi masakan yang sehat yakni memenuhi empat sehat lima sempurna.
5. Jangan lupa juga untuk selalu menerapkan gaya hidup sehat. (*)