|
foto by Pinterest |
PENAMPILAN tak bisa dipungkiri yaitu cerminan sosok dan gambaran diri yang sangat berperan terhadap evaluasi orang lain terhadap seseorang. Bahkan, dalam banyak sekali hal, penampilan bisa menjadi 'modal utama' biar tidak dipandang sebelah mata relasinya.
Pentingnya penampilan itulah yang menciptakan rangkaian menata penampilan menjadi hal yang harus mendapat porsi perhatian tersendiri oleh setiap orang. Tak hanya dalam kehidupan pribadi maupun sosial, tapi juga meliputi kehidupan karir seseorang.
Bahkan bisa dibilang, penampilan yaitu satu belahan penting terkait pembentukan gambaran profesional serta memberi rasa kepercayaan diri yang tinggi untuk mengekspresikan kompetensi yang dimiliki.
"Penampilan yaitu image. Merupakan representasi dari gambaran diri dan kepribadian seseorang. Cara berpakaian dan berdandan seseorang juga merupakan cerminan kepribadian dan menjadi belahan dari contoh sikap seseorang,"jelas S Susilowati, Senior Executive HRD PT Batamindo Investment Cakrawala Batam.
Itu artinya, orang akan menilai seseorang pertama kali dari penampilannya, gres contoh pemikiran, perilaku, dan lainnya. Bahkan dari penampilan, orang bisa menilai bagaimana gaya hidup seseorang. Itulah kenapa, penampilan menjadi hal yang penting dan harus diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari. Baik di dunia kerja maupun dalam konteks sosial yang lain.
Walau cara berpakaian atau berpenampilan sangat dekat kaitannya dengan pembangunan rasa kepercayaan diri, tapi rasa percaya diri yang dilandasi penampilan fisik sifatnya hanya sementara saja. Itu karena, hal tersebut sifatnya ekstrinsic atau dari luar diri.
Orang dengan tipe itu, tidak jarang cenderung memperhatikan penampilannya habis-habisan. Tujuannya ya untuk menumbuhkan rasa percaya diri. Misalnya lewat pakaian, aksesori, dan sebagainya. Dan jikalau sesuatu yang dibanggakan itu tidak ada, maka orang bersangkutan akan eksklusif merasa tidak percaya diri atau bahkan menarik diri dari lingkungannya.
Meski cukup banyak orang yang rasa kepercayaan dirinya terdongkrak oleh penampilan, tapi ada juga orang yang akan tetap merasa percaya diri meski penampilannya seadanya. Itu karena, sumber kepercayaan diri orang bersangkutan lebih bersifat intrinsic atau dari dalam diri. (*)
Sesuaikan Penampilan dengan Lingkungan Kerja MENGINGAT penampilan dekat kaitannya terhadap pembentukan gambaran diri, setiap orang tentunya harus mulai memperhatikan penampilan masing-masing. Tak sebatas orang dengan profesi tertentu saja tapi bagi siapapun yang bekerja maupun tidak bekerja.
Itu karena, penampilan memilih kesan awal yang bakal tertangkap pada diri kita. Jika kesan awal saja tidak baik, maka tidak tertutup kemungkinan bila kesan berikutnya akan terpengaruh oleh kesan pertama.
Itulah kenapa front office staff harus lebih memperhatikan penampilan. Sebab, setiap perusahaan atau kantor niscaya ingin mempunyai gambaran atau image kasatmata di hadapan pelanggannya. Jika penampilan staff nya kurang bagus, terkesan seadanya atau bahkan seenaknya, maka pelanggan akan menggeneralisir perusahaan juga demikian.
"Atasan atau bawahan sama saja. Artinya aspek penampilan tetap sama-sama harus diperhatikan. Atasan yang klimis, rapi dan higienis niscaya akan menjadikan perasaan nyaman, bahagia dan besar hati bagi bawahan atau anak buahnya,"ungkap S Susilowati Senior Executive HRD PT Batamindo Investment Cakrawala Batam.
Coba bandingkan jikalau atasan kita bau, tidak rapi dan semrawut. Kita sebagai anak buahnya juga niscaya tidak betah berlama-lama bersama atasan. Bukan itu saja, evaluasi kita terhadap atasan juga menjadi berkurang.
"Penampilan mendukung wibawa, meskipun sebetulnya kewibawaan tidak sepenuhnya ditentukan oleh penampilan. Ada yang sederhana, tapi juga tetap terkesan berwibawa. Sederhana berbeda pengertian dengan seadanya lho ya ..,"jelas psikolog yang kerap disapa Mbak Susi ini.
Meski penting, tapi perhatian terhadap penampilan juga harus diubahsuaikan dengan kewajaran. Kewajaran disini maksudnya sesuai dengan kondisi serta lingkungan kawasan kita bekerja. Sebab, berpenampilan yang tidak sesuai dengan kondisi atau lingkungan pada kesudahannya akan menjadikan evaluasi tersendiri pada diri kita.
Sebut saja, terlalu banyak menggunakan aksesoris atau perhiasan akan mengesankan kita sebagai orang yang bahagia pamer dan sebagainya. Begitu juga dengan perempuan yang suka berpakaian serba mini, padahal di kantornya banyak karyawan pria. Tindakan itu tentunya akan memancing perhatian lebih atau bahkan bisa memancing pemerkosaan pada orang bersangkutan.
"Pandangan orang terhadap penampilan kita apakah negatif atau kasatmata sangat tergantung cara kita menampilkan diri kita di hadapan mereka. Itulah kenapa kita harus bakir menyesuaikan penampilan dengan lingkungan pekerjaan,"jelas perempuan berjilbab ini. (*)
Segarkan Melalui Perubahan Kesan PENAMPILAN memang dekat kaitannya dengan gambaran diri atau image seseorang. Tapi bukan berarti, kita dilarang melaksanakan penyegaran terhadap penampilan diri. Itu karena, untuk menyegarkan penampilan, tidak harus selalu mengubah image.
"Setiap orang mempunyai kepribadian khas masing-masing. Khasnya kita itulah yang akan membentuk image kita. Kaprikornus mengubah image tidak bisa dilakukan secara instant. Gaya berpakaian atau berpenampilan bisa berubah sesuai dengan tren, tapi image yang sudah terbentuk tidak dengan gampang bisa diubah,"kata S Susilowati, Senior Executive HRD PT Batamindo Investment Cakrawala Batam.
Sehingga, bagi yang ingin melaksanakan penyegaran terhadap penampilan bisa 'bermain' melalui perubahan kesan. Sebut saja, jikalau biasanya kita menggunakan baju warna gelap, sekali waktu bisa diubah dengan kostum berwarna lebih cerah. Perubahan itu akan memunculkan kesannya berbeda tapi personal imagenya tetap sama.
Permainan warna tersebut juga bisa dilakukan dikala Anda ingin mendapat kesan tertentu dikala menghadiri satu momen penting. Khususnya berkaitan dengan waktu atau biasa disebut sebagai elemen waktu sebagai penentu penampilan.
Dalam berbusana di sela acara pekerjaan itu sendiri, sebetulnya ada hukum tak tertulis yang penting untuk dipahami. Yakni menurut waktu, kawasan dan jenis program yang dihadiri. Pentingnya pembiasaan itu tentunya berkaitan dengan harapan untuk menghindari insiden saltum alias salah kostum.
Meski ada cukup banyak perbedaan gaya berbusana menurut sejumlah faktor, tapi bukan berarti setiap orang harus mempunyai banyak kostum untuk memenuhi 'standar' tersebut. Sebab, kemampuan padu padan atau mix and match pastinya akan menjadi solusi mengatasi keterbatasan. (*)