NYERI pada sendi lutut merupakan satu hal yang sangat mengganggu. Bukan saja menjadikan rasa sakit yang berkepanjangan, acara sehari-hari pun akan terganggu. Apalagi, rasa nyeri yang biasa terjadi pada organ ini akan tetap terasa meski penderitanya sedang istirahat.
Selain nyeri, dilema lutut yang sering dijumpai antara lain osteoarthritis (pengapuran), rheumatoid arthritis dan kelainan degeneratif (penuaan) lainnya. Dan derita sendi lutut tersebut sanggup diringankan melalui operasi penggantian sendi lutut atau total knee arthroplasty.
"Operasi penggantian sendi lutut sanggup membantu menghilangkan rasa nyeri dan mengembalikan fungsi sendi yang sudah rusak. Saat penggantian sendi, tulang dan tulang rawan yang sudah rusak akan dibuang dan digantikan dengan sendi buatan (prosthesis) yang terbuat dari metal alloy, plastik yang sangat besar lengan berkuasa dan polymer," terperinci dr. Suluh B Fizuhri SpOT, dokter seorang jago bedah ortophedi RS Awal Bros Batam.
Operasi penggantian sendi lutut itu sendiri pertama kali dilakukan tahun 1950 dengan sendi buatan yang masih sederhana. Pada ketika ini, terdapat lebih dari 300.000 operasi penggantian sendi lutut yang dilakukan setiap tahunnya di seluruh dunia.
"Operasi ini juga sanggup membantu orang yang mempunyai keterbatasan mobilitas menyerupai lutut kaku dan nanah sehingga susah ditekuk atau diluruskan, lutut bengkok, baik bentuk O atau X. Saat akan menjalani operasi, pasien harus berada dalam kondisi baik dan tidak sedang mengalami gangguan fatwa darah, diabetes, atau infeksi yang sanggup menjadikan komplikasi," jelasnya.
Mengenai teknis pelaksanaan operasi itu sendiri dilakukan dengan menciptakan sayatan yang panjangnya antara 15-20 cm pada lutut.Keberadaan sayatan itu menciptakan sendi sanggup dibuka untuk membuang tulang atau tulang rawan yang rusak.
Selanjutnya dokter akan melaksanakan pengukuran sehingga prosthesis sanggup dipasang dengan baik. Sebelum luka ditutup kembali, biasanya dilakukan tes untuk menilai apakah sendi yang gres sudah berfungsi dengan baik.
"Sebagian orang akan menentukan melaksanakan operasi penggantian sendi lutut kiri dan kanan secara bersamaan, bukan dalam dua tahap. Namun, untuk memastikan semua berjalan baik, sebaiknya proses operasi yang akan dipilih didiskusikan dulu dengan dokter yang akan menangani," ungkapnya. (*)
Hindari Jogging dan Olahraga Loncat SAAT ini operasi penggantian lutut cukup diminati orang yang menghadapi dilema pada sendi lutut. Bukan saja berhasil menghilangkan rasa nyeri pada organ tersebut, pasien juga mempunyai mobilitas yang membaik dan secara keseluruhan kualitas hidup menjadi lebih baik.
Bahkan sehabis pemulihan tercapai, penderita biasanya sanggup menjalani banyak sekali acara menyerupai jalan-jalan, berenang, main golf dan bersepeda. Hanya saja, acara menyerupai jogging, main tenis, loncat serta contact sport sebaiknya dihindarkan.
"Bila operasi penggantian sendi lutut merupakan alternatif yang dipilih untuk mengatasi keluhan yang dirasakan, akan ada sejumlah mekanisme yang harus dijalani oleh pasien. Misalnya pengecekan riwayat medis, investigasi lutut, serta X- rey untuk melihat kerusakan sendi. Pasien juga akan menjalani tes darah, elektrokardiografi (EKG) dan tes urin," ungkap dr. Suluh B Fizuhri SpOT, dokter seorang jago bedah orthopedi RS Awal Bros Batam.
Sebelum operasi, pasien sebaiknya meminta dokter untuk pertanda secara rinci wacana operasi yang akan dilakukan, serta impian yang diinginkan. Misalnya, walaupun operasi sanggup menghilangkan rasa nyeri dan memperbaiki mobilitas sehari-hari, akan tetapi tidak akan sanggup untuk dibawa berlari.
Setelah proses operasi berakhir, pasien membutuhkan waktu untuk memulihkan kondisi kesehatannya. Biasanya, pasien membutuhkan alat bantu untuk berjalan menyerupai crutches atau walker. Dan untuk menghindari kecelakaan, sebisa mungkin buatlah keadaan rumah menjadi lebih kondusif selama masa pemulihan.
Di antaranya, tinggal di lantai dasar untuk menghindari kesulitan sebab harus naik turun tangga, memasang palang pengaman di kamar mandi, serta area tangga. Selain itu, pasien juga sanggup menciptakan footstool pada dingklik sehingga sewaktu posisi duduk, tungkai sanggup diluruskan.
Mengingat operasi dilakukan pada penggalan sendi lutut, hindari penggunaan kloset jongkok dan sebaiknya memakai kloset duduk.
Meski harus hati-hati dan menghindari peluang celaka, tetapi bukan berarti pasien dihentikan bergerak. Sebab, selama dalam perawatan, pasien harus tetap menggerakkan kaki biar fatwa darah lancar. Apalagi gerakan kaki juga sanggup mencegah pembengkakan pada tungkai.
"Dokter atau fisiotherapis akan memperlihatkan bagaimana cara latihan dengan lutut yang baru. Agar pemulihan sanggup berlangsung dengan baik, sebaiknya ikuti isyarat dokter menyangkut diet, perawatan luka dan latihan," ungkapnya. (*)
Waspadai Kemungkinan Terjadinya Infeksi OPERASI penggantian sendi lutut memang terbukti berhasil mengatasi dilema yang mengenai sendi lutut. Hanya saja, tak berbeda dengan pembedahan organ lain, pembedahan dan penggantian sendi lutut juga sanggup menjadikan risiko infeksi, serangan jantung serta stroke.
"Penyebab yang paling sering ditemukan pada komplikasi pasca operasi yaitu jawaban gumpalan darah. Tapi biasanya dokter memperlihatkan obat pengencer darah untuk mencegah terjadinya penggumpalan," kata dr. Suluh B Fizuhri SpOT, dokter seorang jago bedah ortophedi RS Awal Bros Batam.
Infeksi selalu menjadi perhatian tersendiri pada proses penggantian sendi lutut, bahkan hingga beberapa tahun setalah operasi. Sehingga, pasien yang telah melaksanakan operasi penggantian sendi lutut harus selalu memperhatikan tanda-tanda yang mungkin menjadi tanda-tanda klinis terjadinya infeksi. Misalnya demam tinggi, menggigil, keluar cairan dari bekas luka, lutut kemerahan, nanah dan nyeri.
"Bila antibiotik tidak berhasil menanggulangi infeksi, biasanya dilakukan pembedahan untuk melepaskan prosthesis yang terinfeksi dan pembedahan berikutnya untuk memasang lagi," terang dr Suluh.
Risiko lain yang mungkin timbul yaitu kegagalan sendi baru. Biasanya terjadi sebab stres yang terjadi pada acara sehari-hari sehingga penggalan plastik menjadi lebih cepat rusak. Risiko kegagalan makin meningkat pada pasien muda, obesitas atau yang mempunyai komplikasi lainnya.(*)