|
Foto by internet |
RASANYA jenuh sekali dikala harus memulai hari gres dengan menjalani rutinitas di kantor. Pekerjaan yang sama, ketemu orang yang sama dan bla bla bla yang semuanya memunculkan rasa enggan untuk melangkahkan kaki menuju kantor.
Jika sudah begitu, mengambil cuti merupakan langkah yang paling bijak. Sebab, bagaimana pun juga jika seseorang tetap memaksakan diri untuk bekerja di dikala rasa jenuh mendera pekerjaan yang dihasilkan juga tak akan maksimal.
"Ketika seseorang berada di titik jenuh sebaiknya segera mengambil cuti untuk menyegarkan kembali pikiran serta menghilangkan kepenatan yang ada," terang Rostina Tonggo Morito, HR Consultant dan Praktisi di PT Tunaskarya Indoswasta Batam.
Mengenai berapa lamanya waktu ideal masa pengambilan cuti, berdasarkan Rostina, semua itu tergantung kemampuan orang bersangkutan untuk menyegarkan kembali pikirannya. Hanya saja, untuk menghindari habisnya jatah masa cuti sebelum datangnya kembali masa cuti baru, sebaiknya jangan menghabiskan masa cuti sekaligus dalam satu waktu.
"Dalam dunia kerja mood bekerja sering hilang timbul. Sehingga jika masa cuti eksklusif dihabiskan dalam satu waktu dikhawatirkan dikala mood sedang buruk kita tak mempunyai lagi hak cuti untuk memulihkan kembali mood kerja," terangnya.
Bukan hanya itu, habisnya masa cuti juga akan menyulitkan kita dikala mempunyai kepentingan mendesak. Kalaupun ada perusahaan yang menawarkan kesempatan cuti tanpa digaji, tetapi hal itu sifatnya kebijakan dan bukan menjadi hak mutlak pekerja. Sehingga, jika administrasi tidak meloloskan seruan cuti tak bergaji, kita akan mengalami kesulitan untuk bisa mendapat cuti.
Pengambilan masa cuti sekaligus dalam satu waktu sebaiknya hanya dilakukan ketika ada rencana perjalanan dalam jangka waktu lama. Misalnya mudik atau libur tahunan. Sebab, jika cuti diambil dalam jangka waktu pendek contohnya satu atau dua hari saja, dikhawatirkan program akan terganggu.
Selain itu, pengambilan masa cuti usang juga bisa dilakukan jika cuti yang diambil mendekati pergantian masa cuti dari tahun sebelumnya ke tahun selanjutnya. Menghabiskan masa cuti di final periode ini justru langkah sempurna menghindari hangusnya masa cuti lama.
Dan jika kita membutuhkan masa cuti lagi beberapa bulan kemudian, tak perlu khawatir alasannya pergantian periode telah menawarkan kesempatan seseorang mendapat masa cuti periode gres untuk tahun yang baru. (*)
Digabung Hari Libur Biar Cuti Lebih Panjang MEMILIKI masa cuti selama 12 hari selama satu tahun rasanya masih kurang untuk bisa menyegarkan pikiran, liburan atau sekadar menghabiskan waktu bersama keluarga. Tetapi dengan pengelolaan yang baik sebetulnya masa cuti tersebut bisa menjadi dikala yang berarti baik bagi diri sendiri maupun keluarga.
"Untuk memperpanjang libur yang diambil tanpa harus menghabiskan masa cuti yang menjadi hak kita, sebaiknya pengambilan cuti dilakukan berdekatan dengan hari off atau libur mingguan. Selain itu, bisa juga dengan mengambil cuti berdekatan dengan libur nasional. Sebab, libur nasional tidak dihitung dalam jumlah cuti yang diambil," terang Rostina Tonggo Morito.
Hanya saja, biar perpanjangan masa libur yang kita ambil nantinya tidak berlalu sia-sia, sebaiknya acara apa saja yang akan dilakukan selama cuti sudah dipikirkan matang-matang. Sehingga, begitu masa cuti tiba kita tahu apa yang harus dilakukan untuk mengisinya.
Misalnya bagi orang yang bahagia menyendiri untuk mengembalikan kesejukan pikiran, tentukan lokasi menyendiri yang pas untuk dipilih. Begitu juga bagi orang yang suka berlibur, pastikan dulu tujuan yang akan dipilih. (*)