KEHADIRAN buah hati sudah niscaya menjadi dambaan setiap pasangan suami istri. Sebab, keberadaan anak bukan saja hanya akan berperan sebagai penerus garis keturunan tetapi juga bakal menjadi pengisi hari-hari biar menjadi lebih ceria.
Hanya saja, sehabis terjadinya pernikahan, tidak semua pasangan akan pribadi mendapat anugerah berupa kehadiran buah hati. Karenanya tak mengherankan bila rasa bingung akan pribadi mendera pasangan yang tak kunjung dikaruniai anak meskipun sudah menikah lebih dari satu tahun dan selalu melaksanakan kekerabatan intim secara intens.
Munculnya gangguan mendapat keturunan pada pasangan yang telah menikah satu tahun atau lebih itu biasa disebut infertilitas atau kekurangmampuan pasangan untuk menghasilkan keturunan.
Infertilitas itu sendiri sebetulnya masih terbagi menjadi dua jenis yaitu infertilitas primer dan infertilitas sekunder. Infertilitas primer yaitu suatu keadaan di mana pasangan yang telah usang menikah belum mempunyai anak. Sedangkan infertilitas sekunder yaitu keadaan di mana pasangan telah mempunyai anak namun tak lagi dikaruniai anak dalam waktu yang lama.
"Pasangan suami istri yang telah usang menikah tapi belum dikaruniai keturunan bukan berarti mutlak tidak akan bisa menghasilkan keturunan. Karena sebetulnya hanya 10 persen saja infertilitas yang tidak diketahui penyebabnya. Sementara 90 persen lainnya hampir niscaya diketahui penyebabnya," ungkap dr Tjahja Sanggara SpOG, dokter seorang andal kebidanan dan kandungan Rumah Sakit Awal Bros Batam.
Hanya saja, belakangan ini pasangan suami istri yang masih belum dikaruniai anak, terutama suami, enggan memeriksakan diri. Selain itu, pasangan suami istri kurang membekali diri dengan pengetahuan dan info mengenai penanganan perkara infertilitas. Kondisi tersebut hasilnya mengakibatkan depresi dan frustasi yang hasilnya justru memperkecil kemungkinan untuk hamil. (*)
Obati Berdasarkan Penyebabnya MENGENAI penyebab munculnya infertilitas itu sendiri sebetulnya sanggup dibedakan menjadi beberapa jenis yang berbeda. Yakni 40 persen disebabkan kelainan suami, 40 persen disebabkan kelainan pada istri, 10 persen lantaran kelainan suami istri dan sisanya tidak diketahui penyebabnya.
Pada istri ada beberapa penggerak terjadinya infertilitas. Di antaranya hostile cervik yakni kondisi verbal rahim yang mengakibatkan sperma hancur atau tidak masuk ke dalam rahim, tumor rahim menyerupai mioma dan polip endometrium, endomitrosis dan adenomiosis, kelainan pada kanal telur, dan kelainan ovulasi.
Sementara penggerak infertilitas pada suami yaitu disfungsi seksual, kelainan bentuk penis, dan muara saluran, varises pada buah zakar, hormonal, kelainan sperma atau kelainan analisis sperma.
"Pencetus infertilitas pada suami juga bisa disebabkan oleh nanah testis, kanal sperma tersumbat serta adanya folikel, terperinci dr Syamsuhadi Alamsyah SpU, dokter seorang andal urologi RS Awal Bros Batam.
Karenanya untuk memastikan penyebab infertilitas pada pasangan suami istri harus dilakukan sejumlah pemeriksaan. Hal ini penting guna memilih terapi dan metode pengobatan yang paling tepat. Sehingga, pasangan tersebut bisa pribadi mendapat keturunan sesuai keinginannya.
Pemeriksaan yang dimaksud yaitu dengan melaksanakan analisa sperma, hormonal dan laboratorium serta kromosom suami. Sementara investigasi pada istri bisa dilakukan melalui USG Abdomen atau transvaginal, HSG (histero salvingonrafi), laparoskopi diagnostik, hormonal dan laboratorium serta investigasi kromosom.
Jika penyebab munculnya infertilitas diketahui, penanganan serta pengobatan akan lebih gampang dilakukan. Selain itu, penanganan yang dilakukan sesuai dengan penyebabnya diyakini hasil yang bakal diperoleh juga bisa sempurna sasaran.
Selain disebabkan secara medis, kesulitan mempunyai anak bisa juga disebabkan oleh faktor-faktor psikologis. Misalnya, stres pada suami atau pun istri. Pada suami, stres bisa mengakibatkan ereksi laki-laki tidak maksimal. Begitu pula jikalau terjadi tekanan dari lingkungan terhadap salah satu pasangan, baik istri maupun suami.
Apalagi terkadang keluarga pasangan yang belum punya anak ini ikut menekan, contohnya dengan menyuruh sang suami menikah lagi dan membebankan kesalahan hanya pada istri. Tak hanya itu, kondisi lingkungan pun ikut membebani, contohnya dengan pertanyaan-pertanyaan, kapan mereka akan punya momongan dan sebagainya. (*)
Atasi dengan Inseminasi UNTUK mengatasi problem infertilitas ada beberapa hal yang harus dilakukan. Pertama, segera periksakan diri ke dokter. Ini tak cuma dilakukan istri, tapi juga suami. Jika telah diketahui penyebabnya, segera lakukan pengobatan atau tindakan yang disarankan dokter.
Secara medis, ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk mengatasi infertilitas. Misalnya saja penanganan pada istri bisa dilakukan melalui operasi koreksi pada verbal rahim, kanal telur, dan indung telur.
Pelaksanaan operasi itu sendiri sanggup dilakukan melalui operasi biasa atau laparotomi atau dengan operasi melalui alat teropong yang biasa disebut laparoskopi. Selain pelaksanaan operasi, penanganan perkara infertilitas juga akan dilakukan dengan menunjukkan obat-obatan. Sementara, penanganan infertilitas pada suami sanggup dilakukan juga melalui operasi korerksi serta pengobatan.
Untuk beberapa perkara kesulitan pembuahan, harus dibantu dengan inseminasi ke dalam rahim. Inseminasi atau upaya memasukkan sperma ke dalam verbal rahim sanggup dilakukan dengan menyuntikkan sperma ke dalam verbal rahim memakai suntikan kecil.
Menurut dr Tjahja Sanggara SpOG, inseminasi pertama dalam rahim bisa dilakukan dengan tingkat keberhasilan 15 persen pada perempuan berusia di bawah 30 tahun, 12 persen pada perempuan usia 30 sampai 35 tahun, 7 sampai 8 persen pada perempuan usia 35 sampai 39 tahun.
Program inseminasi buatan itu sendiri bisa dilakukan jikalau terjadi nanah pada leher rahim istri atau sperma suami kurang contohnya hanya berjumlah 1-5 juta. Ada pula cara lain untuk mendapat keturunan yakni melalui terapi hormon.
Sebenarnya, terapi hormon merupakan salah satu cara untuk mengobati endometriosis. Di sini, yang dilakukan yaitu menunjukkan obat GnRH analog (agonis/antagonis). Namun, derma obat GnRH analog ini sanggup mengakibatkan pengaruh samping yaitu muncul keringat dingin, sakit kepala, gangguan tidur, nyeri tulang, jantung berdebar-debar, serta vagina kering.
Cara lain yang cukup dikenal yaitu aktivitas bayi tabung. Dalam aktivitas ini, sperma suami dan sel telur istri dipertemukan dalam tabung. Setelah benihnya hampir matang, barulah ditanamkan ke rahim istri. (*)