PLAFON awalnya hanya berfungsi sebagai peredam kebisingan bunyi serta peredam panas yang berasal dari sinar matahari yang mengenai atap. Hanya saja, seiring perkembangan waktu dan tren, kini plafon menjadi belahan elemen yang berfungsi sebagai pemanis tampilan hunian.
Melalui pemilihan material yang sesuai dengan konsep rumah serta pengelolaan sedemikian rupa, kehadiran plafon akan menawarkan kesan berbeda pada hunian. Termasuk dalam hal proteksi sentuhan border serta pencahayaan buatan pada beberapa belahan plafon.
"Saat berbicara wacana model plafon apa yang paling tepat untuk diaplikasikan pada sebuah hunian tentu saja tergantung selera pemilik rumah. Hanya saja, model yang dipilih sebaiknya sesuai dengan konsep rumah sebagai bangunan induk utama,"terang Sukiman, Arsitek kota Batam.
Hunian dengan konsep tradisional contohnya. Sentuhan kayu pada material kayu ekspose tentu saja lebih cocok untuk dipilih. Sebaliknya, hunian berkonsep modern akan terlihat lebih bagus dengan kehadiran plafon dengan material yang tampilannya lebih praktis diadaptasi dengan bangunan induk.
Material gypsum misalnya. Bila dulu material ini lebih banyak dipakai sebagai penyekat atau partisi, belakangan ini kehadiran gypsum sebagai material plafon makin digemari.
Hal tersebut tentu saja tidak mengherankan. Selain murah, gypsum juga lebih praktis dibuat dan terlihat lebih higienis dibandingkan material lain. Sebab, dalam aplikasinya, gypsum tak akan meninggalkan nat atau garis batas antar papan ibarat pada plafon berbahan triplek (plywood). Meski gypsum dipasang pada bidang yang lebar sekalipun.
"Variasi yang bisa diciptakan material gypsum juga lebih banyak. Melalui pemasangan yang tepat akan memunculkan kesan glamor pada hunian bersangkutan. Sebut saja penambahan list atau border pada batas plafon dengan dinding atau sentuhan motif sebagai point of interest,"ungkapnya.
Mudahnya pembentukan dan proteksi sentuhan variasi pada plafon berbahan gypsum juga menciptakan material ini cocok diaplikasikan pada semua konsep hunian. Mulai model minimalis, klasik, mediterania, dan sebagainya. Tinggal bagaimana menyesuaikan model plafon dengan konsep rumah yang telah ada. (*)
Hindari Terkena Rembesan Air MESKIPUN relatif lebih praktis dalam aplikasinya, material gypsum sebagai materi dasar plafon mempunyai kelemahan yakni tidak tahan terhadap air. Dan kalau terjadi rembesan air dari atap mengenai plafon, gypsum tersebut akan meninggalkan noda bercak pada permukaannya.
"Bila tidak terkena air, plafon dengan material gypsum bisa tahan lama. Tapi kalau sudah terkena air ibarat rembesan dari atap akan menciptakan gypsum terlihat kotor akhir bercak dari rembesan air,"terang Sukiman.
Walau rentan terhadap air tapi bukan berarti duduk kasus tersebut tidak bisa diatasi. Sebab, noda yang mengganggu keindahan serta estetika tampilan plafon itu sanggup ditambal kembali sehingga kembali ke bentuk semula.
Caranya cukup praktis yakni belahan terkena bercak dipotong memakai cutter selanjutnya ditambal dengan kompon dan didempul serta dicat ulang. Dengan cara ibarat ini tampilan plafon akan kembali indah.
Masalah lain yang bisa muncul ialah kehadiran jamur akhir lembab. Ini pun sebetulnya cukup melalui penanganan sederhana yakni mengolesinya dengan cat minyak. Setelah kering, segera lapisi belahan tersebut dengan cat tembok semoga tampilannya kembali ibarat semula.
Berbeda dengan materi triplek (plywood), material ini praktis menggelembung atau timbul flek berwarna coklat. Untuk memperbaikinya harus mengganti keseluruhan permukaan papan yang bermasalah. Sementara materi gypsum hanya butuh merapikan pada belahan kotornya saja.
Keuntungan lain penggunaan gypsum ialah bisa dipakai kembali sesudah dibongkar. Cukup mendempul belahan yang berlubang bekas paku atau mur, gipsum bisa difungsikan kembali tanpa perlu mengeluarkan biaya ekstra. (*/berbagai sumber)
Lebih Atraktif dengan Sentuhan Seni BAGI pemilik citarasa dan selera tinggi, plafon dalam hunian sudah niscaya tidak akan dibiarkan "menganggur". Sebab, area ini bisa menjadi belahan yang menghadirkan nuansa berbeda kalau digarap dengan sebaik mungkin.
Melalui kehadiran artistic ceiling misalnya. Pemberian sentuhan seni pada langit-langit rumah terang akan memunculkan kesan berbeda pada hunian. Apalagi, kini ini cukup banyak model serta motif yang bisa dipilih.
Bahkan, gambar awan yang menjadi pemanis belahan langit-langit rumah kini sudah bisa diset dengan beberapa warna berbeda yang bisa berubah menyesuaikan waktu serta perubahan warna langit.
Sementara untuk kamar anak-anak, plafon bisa menjadi media untuk menghadirkan nuansa yang tematik pada ruangan. Sebut saja dengan menghadirkan gambar bintang, bulan, planet, Apollo, dan sebagainya untuk menghadirkan tema luar angkasa.
Sentuhan lain yang bisa diberikan semoga plafon terlihat lebih indah ialah proteksi hiasan artistik ibarat hiasan dari kayu dengan banyak sekali model. Misalnya saja sebagai pemanis media menggantung lampu atau bahkan hanya berbentuk panjang biasa.
Sesederhana apapun sentuhan yang diberikan pada plafon akan tetap bisa menawarkan kesan berbeda dalam ruangan. Asalkan digarap dengan finishing yang rapi dan tentunya sesuai dengan konsep rumah yang telah ada sebelumnya. (*)