|
Konseling pra nikah penting untuk dilakukan. Foto by www.freepik.com |
ANAK merupakan harapan setiap pasangan yang menikah. Selain untuk meneruskan keturunan, buah hati diperlukan dapat menjadi pujian kelak di lalu hari. Tetapi, tidak semua pasangan beruntung dan mendapat apa yang mereka idamkan.
Untuk menghindari kegagalan dalam mendapat keturunan, ketika ini banyak sekali perjuangan dapat dilakukan. Bahkan, sejumlah dokter juga menyediakan layanan konsultasi bagi pasangan yang ingin mempunyai anak. Marriage Counseling --konseling menjelang pernikahan-- misalnya.
Rangkaian konsultasi yang berisi tanya jawab serta investigasi fisik ini diyakini dapat mendeteksi secara dini bila seseorang mengalami kelainan atau tidak subur. Agar dapat terdeteksi semuanya, konseling harus dilakukan pada kedua pasangan.
"Pada prinsipnya konseling ini dilakukan untuk mencari cara penyembuhan semenjak dini bila ternyata satu di antara pasangan atau bahkan keduanya tidak subur atau infertil. Jadi, minimal konsultasi dilakukan tiga atau enam bulan sebelum hari pernikahan," kata dr M Saman SpOG, Spesialis Kebidanan dan penyakit Kandungan RS Santa Elizabeth.
Lamanya jarak investigasi tersebut, alasannya proses pengobatan semoga seseorang yang mengalami tanda-tanda tidak subur baik laki-laki maupun perempuan minimal tiga bulan. Sehingga, bila pengobatan dilakukan secara tepat, ketika mempelai akan melangsungkan ijab kabul keduanya siap lahir dan batin.
Mengenai kecenderungan kemungkinan pemutusan kekerabatan satu pihak jikalau ternyata pasangan mereka diketahui tidak subur, Saman menyampaikan keputusan itu tergantung pada pasangan itu sendiri. Namun, dalam adab kedokteran jikalau pasien mengalami duduk kasus maka kerahasiaannya bakal dijaga. "Biasanya mempelai tahu duduk kasus yang dialami dari pasangan itu sendiri," tambahnya.
Sebenarnya, perlunya investigasi itu bukanlah satu upaya memojokkan salah satu dari pasangan yang akan menikah. Tetapi justru menjadi antisipasi dini semoga jangan hingga terlambat dalam melaksanakan pengobatan. Dan bagi orang barat, marriage counselling sudah menjadi tradisi dan budaya yang dilakukan sebelum menikah.
"Selama tiga tahun saya bertugas di Batam, saya belum pernah membantu konseling pasangan yang akan menikah. Padahal, jikalau mereka mengetahui arti penting konseling, saya yakin setiap pasangan akan memeriksakan diri," jelasnya. (*)
Bentuk Sperma Harus Diperiksa KONSELING menjelang ijab kabul ternyata mempunyai rangkaian yang cukup panjang. Tetapi bagi yang mempunyai waktu serta dana terbatas, konseling sesuai standar dapat menjadi pilihan tersendiri.
Beberapa investigasi standar itu di antaranya investigasi kualitas sperma calon mempelai laki-laki. Ada beberapa hal yang perlu diketahui dari sebuah sperma yakni jumlah, bentuk serta gerakan.
Sperma yang baik, berdasarkan dr M Saman SpOG, Spesialis Kebidanan dan penyakit Kandungan RS Santa Elizabeth, berbentuk lanset atau agak lancip di potongan kepalanya. Bukan hanya itu, gerakan gerakan sperma juga harus lurus. "Mengenai jumlah, setiap laboratorium mempunyai standar masing-masing mulai 2 juta per cc hingga sekian juta," katanya.
Bagi yang sedang mengalami kelainan sperma, Saman menganjurkan semoga laki-laki tersebut secara intensif memeriksakan duduk kasus itu kepada dokter. Sebab, cukup dengan mengkonsumsi obat-obatan dari dokter minimal tiga bulan, duduk kasus itu akan dapat diatasi.
Sementara, rangkaian konseling yang perlu dilewati perempuan yang akan menikah antara lain dengan melaksanakan KIE (konseling, isu dan edukasi). Dalam tahapan ini, calon mempelai perempuan akan diberikan pertanyaan seputar siklus haid, serta kebiasaan apakah ketika haid sakit atau tidak.
Karena, rasa sakit yang menyertai masa haid ternyata kuat pada subur atau tidaknya seseorang. Jika sakit yang dirasakan masuk kategori berat contonhnya muntah-muntah atau pingsan, maka dapat jadi ada duduk kasus kesuburan.
Langkah kedua dalam konseling yaitu investigasi fisik terdiri dari Obstetri yang mempunyai kegunaan mendeteksi apakah seseorang terkena tumor maupun kista atau tidak. Setelah itu, investigasi dilanjutkan dengan USG. "USG dilakukan untuk menilik kondisi dalam perut," ujarnya.
Jika masih belum puas, investigasi dapat ditambahkan dengan laparoscopic diagnotic yakni dengan menusukkan alat berupa jarum ke dalam perut. Dengan cara ini, hasil diagnosa akan lebih lengkap dibandingkan jenis investigasi lainnya.(*)