|
Dukungan keluarga sanggup menghindarkan ibu dari baby blues sydrome |
MELAHIRKAN bayi mungil seharusnya menjadi momen yang membahagiakan dan menyenangkan.
Sebab, kehadiran malaikat kecil yang menjadi anggota gres pastinya akan memperlihatkan kebahagiaan serta rasa lengkap pada keluarga yang sudah ada.
Namun, tidak semua perempuan yang habis melahirkan mengalami hal tersebut. Sebab, hampir 50 persen perempuan yang gres melahirkan harus mengalami depresi pasca persalinan atau baby blues syndrome.
Umumnya, depresi pasca melahirkan terjadi pada 14 hari pertama sehabis melahirkan dan cenderung lebih jelek sehabis hari ketiga dan keempat.
"Sebagai seorang ibu baru, perempuan yang gres saja melahirkan perlu mendapat perhatian serta santunan dari orang-orang terdekat. Baik dari pasangan, orangtua, mertua, keluarga atau bahkan teman-teman serta lingkungan sekitar. Sebab, curahan perhatian akan meminimalkan munculnya baby blues syndrome,"jelas dr Tjahja Sanggara SpOG, dokter seorang hebat kandungan dan kebidanan RSAwal Bros Batam.
Depresi pasca melahirkan merupakan kondisi yang disebabkan adanya perubahan fisik yang sangat besar. Misalnya perubahan hormon dalam tubuh. Bukan itu saja, proses persalinan yang menguras tenaga biasanya menyisakan rasa lelah pada tubuh. Termasuk sisa-sisa rasa sakit usai operasi maupun bekas jahitan.
"Yang paling penting dilakukan para perempuan yang gres melahirkan ialah sabar dengan diri sendiri dan memahami bahwa bukan beliau sendiri yang mencicipi perubahan tersebut. Selain itu perlu juga ditumbuhkan perasaan bahwa semuanya akan menjadi lebih baik dalam beberapa minggu,"ungkapnya.
Mengenai tanda-tanda yang menyertai munculnya baby blues syndrome ialah munculnya perasaan bersalah dan tidak berharga. Selain itu orang bersangkutan juga dipenuhi kesedihan akhir depresi yang risikonya menciptakan perempuan bersangkutan menangis tanpa sebab.
Tak jarang muncul perasaan takut untuk menyakiti diri sendiri atau bayinya, bahkan menjadi tidak tertarik dengan bayinya atau menjadi terlalu kuatir terhadap bayinya. Biasanya juga ditandai dengan peningkatan berat tubuh yang disertai dengan makan hiperbola atau justru penurunan berat tubuh yang disertai tidak mau makan. (*)
Kenali Penyebab Baby Blues Syndrome BABY blues syndrome atau depresi pasca melahirkan sanggup dialami siapa saja tanpa terkecuali. Penyebabnya pun bermacam-macam tergantung situasi yang sedang dihadapi perempuan bersangkutan. Nah, untuk mempersiapkan diri biar tidak mengalami depresi ada baiknya Anda mengenali apa saja faktor yang sanggup menjadikan terjadinya baby blues syndrome.
Berikut beberapa faktor yang sanggup menjadi penyebab terjadinya baby blues syndrome:
1. Perubahan hormon
2.ASI tidak keluar
3. Kelelahan pasca melahirkan dan sakitnya akhir operasi
4. Problem dengan orangtua dan mertua
5. Sendirian dalam hal mengurus bayi lantaran tidak ada yang membantu, baik suami maupun keluarga lantaran tidak mau mengerti perasaan si ibu yang gres melahirkan.
6. Stress
7. Frustasi lantaran bayi tidak mau tidur, menangis dan gumoh
8. Problem dengan orangtua dan mertua.
9. Takut kehilangan bayi.
10. Takut memulai relasi suami istri lantaran khawatir anak akan terganggu.
11. Bayi sakit
12. Rasa bosan si Ibu.
13. Problem dengan si sulung. (berbagai sumber)
Atasi Depresi dengan Meditasi dan Olahraga Ringan SELAIN santunan dari orang sekitar, untuk mengatasi depresi pasca melahirkan juga dibutuhkan dorongan dari dalam diri perempuan bersangkutan. Sebab, bagaimanapun juga munculnya depresi berkaitan dengan kondisi pikis seseorang.
"Ada beberapa cara yang sanggup dilakukan untuk mengatasi
baby blues syndrome atau depresi pasca melahirkan. Misalnya berusaha menenangkan diri dengan menyediakan waktu untuk menyendiri dan melaksanakan meditasi,"terang dr Tjahja Sanggara SpOG, dokter seorang hebat kandungan dan kebidanan RS Awal Bros Batam.
Beristirahat dan menenangkan pikiran juga sanggup menjadi cara mengatasi munculnya depresi. Biarkan pasangan dan keluarga yang mengerjakan acara rumah tangga serta mengurus si kecil untuk sementara waktu.
"Ketulusan dan rasa lapang dada dengan kiprahnya sebagai ibu gres juga harus ditanamkan dalam diri perempuan yang habis melahirkan. Tidak perlu perfeksionis dalam hal mengurus bayi. Bicarakan rasa cemas dan komunikasikan dengan bergabung dalam kelompok ibu-ibu baru,"ungkapnya.
Untuk menjaga stamina tubuh, ibu sanggup ikut tidur saat bayi sedang tidur. Atau sanggup juga dengan menyerahkan si kecil untuk diurus pasangan atau keluarga akrab sementara si ibu berisitirahat. Penting juga untuk melaksanakan olahraga ringan.
Agar pikiran lebih rilek, sekali waktu luangkan waktu untuk membaca majalah, mendengarkan musik, berbincang dengan saudara atau sobat dekat. Tak ada salahnya meluangkan waktu untuk diri sendiri. Sebab, bersenang-senang sedikit bukan sesuatu yang salah.
"Jika Anda mendapati bahwa perasaan Anda semakin tak menentu, sedih, resah dan terasa sulit untuk mengurus diri anda sendiri dan keluarga, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Jika memang Anda mengalami depresi pasca kelahiran sebaiknya segera dilakukan terapi sedini mungkin,"saran dr Tjahja. (*)
Gejala-gejala depresi pasca persalinan: 1. Dipenuhi perasaan kesedihan dan depresi disertai menangis tanpa sebab.
2. Tidak mempunyai tenaga atau kalaupun ada sedikit saja.
3. Perasaan bersalah dan tidak berharga.
4. Menjadi tidak tertarik dengan bayi Anda atau menjadi terlalu memperhatikan dan kuatir terhadap bayinya.
5. Peningkatan berat tubuh yang disertai dengan makan berlebihan.
6. Penurunan berat tubuh yang disertai tidak mau makan.
7. Perasaan takut untuk menyakiti diri sendiri atau bayinya.
8. Tidak sanggup tidur.
9. Tidur berlebihan. (berbagai sumber)