JIKA dulu seorang perempuan bekerja demi membantu keuangan keluarga supaya dapur tetap mengepul, hal itu agaknya tidak berlaku lagi. Itu sanggup dilihat dari makin banyaknya perempuan yang menentukan bekerja dan berkarya meski pendapatan suami sudah berlimpah.
Adanya persiapan matang melalui tingkat pendidikan juga cukup menandakan bahwa pekerjaan bagi perempuan bukan hanya bertujuan mendapat penghasilan. Tapi lebih sebagai media efektif mengaktualisasikan diri. Terlebih, jenis profesi yang dipilih juga kian bermacam-macam termasuk profesi yang identik dengan kaum lelaki.
Awalnya, perempuan bekerja masih harus dihadapkan dengan pilihan antara bekerja atau keluarga. Namun kini, "beban" itu sanggup sedikit dikurangi. Sebab, kecanggihan teknologi info memungkinkan perempuan bekerja serta mengendalikan pekerjaan dari rumah. Yakni dengan konsep small office home office (SOHO).
Sebenarnya, menjalankan profesi atau perjuangan dari rumah melalui konsep SOHO, bukan hal yang absurd bagi perempuan Eropa atau Amerika. Sebab, konsep ini sudah mulai diterapkan di periode 90-an. Dan sekarang konsep itu mulai banyak dijalankan perempuan Indonesia terutama di Jakarta.
"Keputusan 'memindahkan' kantor ke rumah, tak lain bertujuan memudahkan seseorang dalam menuntaskan pekerjaan tanpa mengabaikan perhatian terhadap keluarga,"ungkap Dinuriza Lauzi, Psikolog yang juga bekerja dari rumah melalui SOHO.
Itu alasannya ialah konsep SOHO benar-benar mengatakan keseimbangan antara menuntaskan urusan pekerjaan dengan urusan keluarga. Sebut saja alasannya ialah waktu yang selama ini banyak terbuang selama di perjalanan dari dan ke kantor, sanggup diminimalkan.
Selain itu, sebagai seorang ibu, konsep SOHO mengatakan keleluasaan dalam mengawasi perkembangan si kecil. Sesuatu yang pastinya sulit didapatkan kalau seseorang bekerja seharian di kantor.
Kelebihan lain yang sanggup didapatkan dari penerapan SOHO dalam menjalankan profesi adalah, adanya pemangkasan banyak sekali biaya yang selama ini dikeluarkan. Sebut saja biaya transportasi sebagai konsekuensi mobilisasi selama menjalankan pekerjaan.
Atau bagi yang selama ini menjalankan perjuangan di daerah lain menyerupai mal, ruko, atau sentra perkantoran, sanggup memangkas banyak sekali biaya operasional. Baik itu biaya sewa tempat, biaya telepon, listrik, dan sebagainya. (*)
Harus Tetap Profesional KONSEP SOHO memang mengatakan fasilitas dari sisi mobilitas serta pengaturan waktu dalam menjalankan acara pekerjaan. Namun demikian, ketika seseorang tetapkan untuk menerapkan konsep SOHO, tak lantas sanggup mengabaikan sisi profesionalisme pekerjaan.
"Walau tak harus memakai sistem kerja yang terlalu formal layaknya kantor pada umumnya, tapi tetap saja SOHO harus dijalankan dengan perilaku profesional. Misalnya tetap menerapkan jam kantor dengan waktu yang sanggup ditentukan sendiri,"ungkap Dinuriza Lauzi.
Selain problem jam kantor, hal penting lain yang harus diperhatikan ialah ketersediaan area yang nantinya disebut sebagai kantor. Mengingat area ini akan bersatu dengan rumah pribadi, tak ada keharusan untuk menyediakan ruang yang lebar layaknya kantor menyerupai kebanyakan.
"Bagi yang mempunyai rumah yang tidak terlalu luas, sanggup menempatkan kantor dengan mengatakan sekat. Yang penting ada pembatasan antara area kantor dengan area hunian,"terang perempuan berjilbab yang biasa disapa Mbak Nissa ini.
Pemberian batasan tersebut diperlukan sanggup memunculkan aura profesionalisme yang tertuang dalam ketersediaan ruang sebagai sebuah kantor. Dengan begitu tidak akan memunculkan kesan, bekerja dari rumah sanggup dilakukan sesuka hati.
Mengenai jenis profesi yang sanggup mengusung konsep SOHO ini, bersama-sama cukup beragam. Sebut saja dokter, pengacara, ataupun konsultan yang telah lebih dulu menerapkan sistem SOHO dengan membuka praktik di rumah.
Dan belakangan, aneka bisnis online baik itu di bidang jasa, marketing atau bahkan jual beli produk juga sudah mulai menerapkan sistem SOHO dalam praktik usahanya. Itu masuk akal mengingat perkembangan dunia internet kian mengatakan keleluasaan dalam dunia perjuangan online. Khususnya layanan blog gratis sebagai media promosi secara global. (*)
Manfaatkan Town House atau Ruko UNTUK menerapkan konsep small office home office (SOHO), seseorang memang tak harus menyediakan space luas untuk menjalankan usahanya. Sebab, area yang kecil sekalipun tetap sanggup dimanfaatkan sebagai kantor.
Sebut saja cuilan sudut rumah yang dilengkapi sebuah personal computer (PC), jaringan internet, printer, telepon sekaligus mesin faksimili. Dengan tampilan yang relatif sederhana dan simpel menyerupai itupun sanggup tetap dimanfaatkan sebagai daerah perjuangan dengan konsep SOHO. Khususnya untuk perjuangan bisnis online.
Namun, terkadang ada jenis perjuangan yang memang membutuhkan area lebih luas dan tidak sanggup "dipaksa" untuk tetap dihadirkan dalam area yang terbatas. Sebut saja perjuangan butik, rumah makan dan sebagainya.
"Untuk usaha-usaha yang membutuhkan space lebih luas sanggup memanfaatkan ruko atau rumah berkonsep town house. Sebab, kedua jenis bangunan ini memang ditujukan bagi mereka yang ingin menjalankan perjuangan di dalam hunian,"ungkap Dinuriza Lauzi.
Kemudahan mendapat rumah berkonsep town house di kota Batam, akan lebih memudahkan peminat konsep SOHO untuk menerapkan sistem ini dalam menjalankan profesinya. Sebab, berbeda dengan ruko yang ada di sentra bisnis, town house dihadirkan di kompleks perumahan.
Kondisi itu tentu saja tidak hanya akan menguntungkan dari sisi ketersediaan ruang sebagai kantor. Tapi juga akan menciptakan town house terasa hommy dan nyaman untuk dijadikan rumah tinggal.
Dilihat dari bentuk fisik bangunannya, kebanyakan model town house dibentuk kosong tanpa sekat di lantai satu layaknya ruko. Hal itu memudahkan pemilik ketika akan memakai ruangan sebagai ruang displai perjuangan atau perkantoran.
Sementara, bila pemilik rumah ingin mengubahnya menjadi hunian, tinggal mengatakan sentuhan sekat melalui partisi atau menata ruangan sedemikian rupa supaya terlihat apik sebagai daerah tinggal serta menghilangkan kesan plong begitu memasuki rumah.
Sedangkan untuk lantai dua, tetap dihadirkan lengkap dengan kamar tidur. Sehingga, meskipun lantai satu dipakai sebagai daerah usaha, cuilan atas tetap sanggup difungsikan sebagai daerah tinggal tanpa perlu melaksanakan renovasi. (*)