SIRKUMSISI atau biasa dikenal dengan khitan bukan sesuatu yang abnormal lagi. Sebab, di Indonesia tindakan tersebut merupakan hal masuk akal bahkan menjadi ritual yang wajib dijalani oleh anak laki-laki.
Meski dianggap relatif aman, tetapi sesungguhnya sirkumsisi mempunyai resiko serta komplikasi yang sanggup menyertainya.
Karenanya tak mengherankan bila di Amerika, Inggris maupun Canada, praktisi medis harus memberitahu laba dan resiko sirkumsisi pada keluarga pasien.
Pengetahuan tersebut diperlukan akan menjadi pertimbangan sebelum mengambil keputusan apakah akan menjalani sirkumsisi atau tidak.
Pasien harus yakin akan akibat-akibatnya dan mereka juga sanggup memilih sendiri keputusannya alasannya sirkumsisi yaitu merupakan suatu pilihan.
Namun di kerajaan Inggris, semua putra kerajaannya harus menjalani sirkumsisi semenjak bayi. Hal tersebut dilakukan alasannya agama mereka yakni Anglican menganjurkan untuk melaksanakan sirkumsisi.
Sirkumsisi atau khitan biasanya dilakukan pada pria. Pengertiannya yaitu pemotongan sekitar 25 sampai 50 persen cuilan kulit dari batang penis.
Tujuannya yaitu untuk membuang lapisan kulit yang sanggup mengandung kotoran. Fungsi lainnya yaitu untuk meningkatkan sensitifitas ketika bekerjasama suami istri.
"Penting bagi orang awam untuk mengerti dan memahami kemungkinan-kemungkinan yang sanggup terjadi. Akibat sirkumsisi. Dan komplikasi yang terjadi pada bawah umur justru akan lebih besar dibandingkan orang dewasa" ujar dr Syamsuhadi SpU, dokter seorang jago Urologi RS Awal Bros Batam.
Hal ini dikarenakan pelekatan kulit pada ujung batang penis pada bawah umur masih sangat lekat dan cenderung lebih harus hati-hati dibandingkan dengan kulit pada ujung penis laki-laki sampaumur yang lebih gampang lepas alasannya tidak terlalu lekat lagi.
Sirkumsisi biasanya dilakukan dengan pembiusan lokal pada batang penis, kecuali pasien meminta untuk dibius umum. Penjahitan luka yang benar tidak akan mengakibatkan efek apapun. Bahkan pada orang sampaumur sanggup pribadi melaksanakan aktifitas maupun pekerjaan sesudah akhir disirkumsisi. (*)
Khitan juga Bisa Munculkan Komplikasi MENGINGAT banyaknya komplikasi yang sanggup saja muncul sesudah dilakukannya sirkumsisi terutama bila proses tidak berjalan secara benar, ada baiknya kita mengetahui apa saja yang sanggup terjadi sebagai resiko dilakukannya sirkumsisi.
Berikut beberapa komplikasi yang mungkin saja muncul pasca dilakukannya sirkumsisi:
1. Infeksi alasannya luka yang tidak kering
2. Kesulitan buang air kecil alasannya terjadi sumbatan oleh luka
3. Luka bakar apabila memakai teknik menyerupai laser
4. Gangguan akses pernafasan alasannya jerawat yang ditimbulkan mengakibatkan alergi
5. Gangguan akses pencernaan alasannya adanya gangguan pengeluaran air seni atau akses kemih
6. Phimosis atau gangguan pada akses pembuangan kencing yang tidak normal alasannya lubang akses urethralnya berubah
7. Keloid atau bekas luka yang tidak mau hilang atau sifatnya menetap atau menghitam. (*)
Wanita Nggak Perlu Dikhitan SELAIN pria, sirkumsisi atau khitan juga ada yang dilakukan pada wanita. Hanya saja, sirkumsisi pada perempuan biasanya dilakukan atas dasar kepercayaan saja, namun kini umumnya sudah tidak dilakukan lagi.
"Sirkumsisi pada perempuan dilakukan dengan hanya memotong sedikit cuilan pada cuilan klitoris di vagina. Dengan demikian para perempuan ketika bekerjasama suami istri juga akan lebih terangsang dan cepat mencapai kepuasan," ujar dr Syamsuhadi SpU, dokter seorang jago Urologi RS Awal Bros Batam.
Berbeda dengan sirkumsisi pada laki-laki, sirkumsisi pada perempuan tidak dianjurkan secara medis. Selain alasannya dasar agamanya tidak ada, sirkumsisi pada perempuan juga terbukti tidak membawa manfaat apa-apa untuk kesehatan.
Malah bila terlalu banyak cuilan klitoris yang terbuang, sanggup mengakibatkan disfungsi seksual pada si anak kelak, sehingga tentu menurunkan kualitas hidupnya. Itulah makanya kini ini sirkumsisi pada perempuan tidak dilakukan lagi.
Lain halnya dengan sirkumsisi pada wanita, sirkumsisi pada laki-laki justru membawa manfaat yang cukup banyak. Termasuk dalam hal pencegahan penyakit berbahaya menyerupai kanker. Itu alasannya sirkumsisi sanggup menurunkan risiko kanker penis.
Tak hanya menurunkan risiko terinfeksi HPV, khitan yang bermanfaat menghilangkan tumpukan kotoran jawaban terhalang kulit juga mencegah peradangan kronis. Sebagaimana diketahui, peradangan kronis pada penis sanggup memicu timbulnya kanker penis.
Perlu diketahui juga bahwa jerawat HPV merupakan salah satu penyebab terjadinya kanker leher rahim. Sehingga sunat akan menurunkan risiko kanker leher rahim pada pasangan alasannya menurunkan risiko jerawat HPV pada penis. (*)