Budidaya – Dalam perjuangan budidaya tumbuhan tanah berfungsi sebagai media tanam dan sebagai sumber unsur hara dimana akar tumbuhan memperoleh nutrisi atau makanan. Syarat utama media tanam yang baik yaitu mengandung unsur hara yang cukup yang diharapkan oleh tumbuhan sehingga tumbuhan bisa tumbuh dengan baik dan berproduksi secara maksimal. Faktor penting lainnya yang juga sangat besar lengan berkuasa terhadap keberhasilan perjuangan budidaya tumbuhan yaitu kadar keasaman tanah atau pH tanah. Dimana setiap tanah mempunyai kadar
keasaman (pH) yang berbeda-beda. Sebagian jenis tumbuhan sanggup tumbuh dengan baik pada tanah dengan kadar pH rendah (tanah asam) dan sebagian lainnya bisa tumbuh pada tanah yang ber pH tinggi (tanah basa). Akan tetapi sebagian besar tumbuhan yang sering dibudidayakan hanya bisa tumbuh pada tanah yang ber-pH netral. Oleh lantaran itu setiap petani hendaknya wajib mengetahui kondisi tanah sebelum melaksanakan acara budidaya tanaman. pH tanah atau media tanam sangat besar lengan berkuasa terhadap keberhasilan suatu perjuangan budidaya pertanian. Seringkali kegagalan perjuangan pertanian disebabkan lantaran minimnya kesadaran masyarakat akan pentingnya mengetahui kadar k
easaman lahan pertanian.
Kadar pH tanah diukur dalam skala pH dengan rentang angka antara 0 hingga 14. Tanah dengan kadar pH 0 hingga 7 bersifat asam, sedangkan tanah dengan kadar pH antara 7-14 disebut basa. Tanaman yang dibudidayakan pada tanah ber pH rendah maupun tinggi tidak akan tumbuh dengan baik. Sebab pada tanam masam dan basa akar tumbuhan tidak bisa menyerap unsur hara dengan baik. Sebagian besar tumbuhan budidaya hanya bisa tumbuh dengan baik pada tanah yang mempunyai kadar pH netral, yaitu 7. pH minimal yang masih bisa ditoleransi oleh tumbuhan yaitu 5,5.
B. Faktor Yang Mempengaruhi pH Tanah Rendah
Beberapa faktor penyebab rendahnya pH tanah antara lain sebagai berikut ;
- Tercucinya unsur hara pada tanah akhir curah hujan yang tinggi,
- Adanya unsur Aluminium (Al), Tembaga (Cu) dan Besi (Fe) yang berlebihan,
- Drainase yang kurang baik sehingga mengakibatkan tergenangnya air secara terus menerus dan dalam wakyu yang lama,
- Terjadinya dekomposisi materi organik yang berakibat keluarnya kalsium dari dalam tanah,
- Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan, terutama pupuk nitrogen,
- Tanah kekurangan unsur magnesium (Mg) dan kalsium (Ca).
C. Cara Sederhana Mengukur dan Mengetahui pH Tanah
Cara mengetahui
pH tanah sanggup dilakukan dengan banyak sekali metode, baik secara tradisional (cara sederhana) maupun memakai pH meter tanah. Secara tradisonal, pH tanah sanggup diketahui dengan memperhatiakn jenis tumbuhan yang tumbuh secara alami pada tanah tersebut dan memakai indikator dari materi alami, contohnya kunyit. Berikut ini beberapa cara gampang mengetahui tanah asam (pH Tanah), baik secara tradisional maupun memakai alat pH Meter ;
1). Cara Sederhana Mengetahui Keasaman pH Tanah dengan Indikator Tanaman
Tanaman liar yang tumbuh secara alami pada tanah asam dan basa berbeda-beda. Oleh lantaran itu tumbuhan yang ada pada suatu lahan sanggup dipakai sebagai indikator kadar pH tanah tersebut. Dengan cara ini kita sanggup mengetahui apakah tanah tersebut asam atau basa hanya dengan memperhatikan tumbuhan yang tumbuh di atasnya. Tumbuhan yang bisa kita jadikan indikator contohnya yaitu Senggani atau Keduduk (Melastoma malabathricum). Senggani mempunyai banyak nama lokal atau nama daerah, diantaranya yaitu Harendong (Sunda), Senduduk atau Sikaduduk (Minang), Keduduk (Melayu) dan dalam bahasa Jawa dikenal dengan Senggani atau Kemanden. Jika suatu lahan banyak ditumbuhi tumbuhan tersebut maka mengindikasikan bahwa tanah pada lahan tersebut mempunyai kadar pH yang rendah atau masam.
baca juga
CARA MEMANEN BUAH KOPI YANG BENAR
2). Cara Praktis Mengetahui pH Tanah Menggunakan Indikator Kunyit
Selain dengan cara memperhatikan tumbuhan yang tumbuh, cara lain untuk mengetahui keasaman tanah yaitu memakai kunyit. Rimpang kunyit sanggup dipakai sebagai indikator kadar keasaman tanah. Cara mengetahui pH tanah memakai kunyit yaitu sebagai berikut ;
- Sediakan rimpang kunyit seukuran jempol,
- Potong kunyit tersebut menjadi dua bagian,
- Ambil sampel tanah dari 5 titik yang berbeda, yaitu 4 titik pada ujung lahan dan 1 titik di tengah-tengah lahan,
- Semua sampel tanah dijadikan satu dalam wadah dan dibasahi dengan air secukupnya, lalu diaduk hingga tercampur rata,
- Satu pecahan kunyit dimasukkan kedalam gabungan tanah tersebut dan biarkan selama 30 menit, lalu angkat,
- Selanjutnya bandingkan warna kunyit dengan potongan kunyit yang tidak dimasukkan kewadah berisi gabungan tanah,
- Jika warna kunyit menjadi pudar maka tanah tersebut sanggup dipastikan masam (pH rendah), Jika warna kunyit tetap berarti pH tanah tersebut netral, dan bila warna kunyit bermetamorfosis biru berarti tanah tersebut ber pH tinggi atau basa.
3. Cara Mengukur pH Tanah Menggunakan Kertas Lakmus
Kedua cara diatas memang sudah cukup membantu kita dalam mendeteksi kadar keasaman suatu lahan pertanian, namun kita tidak sanggup mengetahui dengan niscaya angka pH-nya. Sehingga kita masih mengalami kesulitan dalam perlakuan tanah tersebut. Misalnya ketika kita akan melaksanakan pengapuran untuk menaikkan pH tanah, kita tidak tahu niscaya berapa takaran kapur yang harus diberikan. Untuk itu kita perlu mengukur pH tanah memakai suatu alat, salah satunya yaitu kertas lakmus. Cara mengukur pH tanah memakai kertas lakmus yaitu sebagai berikut :
- Ambil sampel tanah dari 5 titik yang berbeda, yaitu 4 titik pada ujung lahan dan 1 titik di tengah-tengah lahan,
- Semua sampel tanah dijadikan satu dalam wadah dan dibasahi dengan air dengan perbandingan 1:1, lalu diaduk hingga tercampur rata,
- Biarkan selama kurang lebih 15-20 menit sehingga tanah mengendap (air dan tanah terpisah),
- Celupkan ujung kertas lakmus pada air selama 1 menit dan jangan hingga menyentuh tanah,
- Segera angkat bila warna kertas lakmus sudah stabil,
- Cocokkan warna kertas lakmus tersebut dengan denah warna,
- Lihat warna tersebut ada pada skala berapa, apakah 0, 1, atau 7
4. Cara Mengukur pH Tanah Menggunakan pH Meter
Cara yang yang terakhir ini merupakan cara yang paling mudah, simpel dan akurat bila dibandingkan dengan ketiga cara diatas. Dengan memakai pH Meter bisa pribadi diketahui berapa skala pH tanah tersebut, sehingga mempermudah kita dalam memperlihatkan perlakuan. Cara memakai pH meter tanah sangat gampang dan praktis, yaitu cukup dengan menusukkan ujung alat pH meter pada keempat ujung titik lahan dan satu titik ditengah-tengah lahan. Hasil yang diperoleh pada skala pH akan memperlihatkan angka yang sudah dirata-ratakan.
Mengukur kadar keasaman tanah memakai pH Meter sangat mempermudah kita dalam proteksi takaran kapur pertanian. Karena angka atau skala pH hasil pengukuran sanggup diketahui dengan pasti. Secara umum untuk menaikkan 1 tingkat skala pH membutuhkan 2 ton dolomit (kapur pertanian) setiap hektar. Misalnya bila hasil pengukuran memperlihatkan angka skala pH 6 maka untuk memperoleh pH 7 dalam satu hektar lahan diharapkan 2 ton dolomit. Jika hasil pengukuran memperlihatkan angka 4, maka dalam satu hektar diharapkan 6 ton dolomit untuk memperoleh pH netral (7.0). Pengukuran pH tanah dan proteksi dolomit atau pengapuran sebaiknya dilakukan ketika pengolahan lahan, sehingga ketika benih atau bibit ditanam pH tanah sudah benar-benar stabil.
sumber http://mitalom.com/