Hutan mempunyai manfaat penting bagi kehidupan, yaitu adanya hasil hutan berupa kayu dan bukan kayu. Menurut Suharisno (2008), jumlah dari semua kelompok Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) sebanyak 557 jenis. Namun, yang sudah berkembang dan mendapat perhatian dari pemerintah maupun pengusaha masih terbatas pada sepuluh jenis yang merupakan HHBK unggulan nasional, yaitu: gondorukem, bambu, arang, kemiri, getah jelutung, gambir, sutera alam, lebah, madu, gaharu, dan rotan. Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) mempunyai donasi penting bagi pembangunan berkelanjutan, yaitu kelestarian hutan untuk generasi yang akan datang.
Getah pinus merupakan salah satu HHBK yang sanggup diolah menjadi gondorukem dan terpentin. Berdasarkan FAO (2010), Indonesia berada di urutan terbesar ke dua sesudah Cina dalam perdagangan getah pinus internasional. Produksi getah dari Cina sebesar 430.000 ton(60% dari total produksi di dunia) sedangkan Indonesia menghasilkan 69.000 ton (10% dari total produksi di dunia). Menurut Perhutani (2006), getah pinus merupakan salah satu komoditi yang mempunyai jumlah undangan tinggi baik di pasar lokal maupun internasional, dimana 80% produksinya dialokasikan untuk kebutuhan ekspor ke Eropa, India, Korea Selatan, Jepang dan Amerika. Berdasarkan data Perhutani (2011), pada tahun 2010, produksi gondorukem Perhutani Indonesia sebesar 55.000 ton dan terpentin sebesar 11.700 ton. Sedangkan undangan gondorukem di dunia naik hingga 1 juta ton per tahun. Oleh alasannya itu, produksi gondorukem Indonesia untuk tahun 2011 ditargetkan sebesar 65.000 ton dan terpentin 15.000 ton. Permintaan getah pinus di Indonesia maupun di dunia semakin meningkat. Oleh alasannya itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan produktivitas getah pinus di Indonesia.
Rumusan Masalah
- Darimana getah pinus berasal dan bagaimana karakteristik fisiknya?
- Apa saja manfaat dari getah pinus?
- Bagaimana cara memproleh getah pinus?
- Bagaimana peluang perjuangan getah pinus di pasar industri domestik dan internasional?
- Apa saja yang menjadi kendala dalam perjuangan produksi hetah pinus?
Tujuan
1. Mengetahui karakteristik cara produksi getah pinus
2. Menganalisa peluang perjuangan getah pinus dalam pasar industri domestik dan internasional.
1. Getah Pinus
Produk HHNK menjadi produk kehutanan yang paling dimininati. Selain itu, pemanfaatan HHNK bersifat lestari dan tidak terlalu merusak daerah hutan sehingga menjadi salah satu solusi pengelolaan hutan yang lestari. Salah satu produk HHNK yang mengalami peningkatan di pasar industri ialah getah pinus. Getah pinus biasa dimanfaatkan untuk diolah menjadi gonderukem dan terpentin. Getah pinus dihasilkan dari getah pinus dengan proses penyadapan.
Pinus merkusii sanggup dijumpai di Kalimantan dan Sumatera, terutama di Sumatera dan Aceh dari 200 – 1700 mdpl, terdapat pada tanah – tanah yang tak subur dan bergerumbul. Ketinggian pohon sanggup mencapai 70 meter dengan diameter 145 cm. Tajuknya sangat ringan, jenis cahaya, daun jarumnya gugur terus – menerus, meneruskan cahaya banyak sekali. Pinus merupakan salah satu jenis tumbuhan tropis. Untuk menghasilkan pertumbuhan yang baik, pinus membutuhkan antara lain :
- Tanah yang cukup kesuburannya, walaupun unsur hara yang dipergunakan pinus relatif rendah dibandingkan jenis pohon dalam lebar.
- Tanah yang tidak terlalu asam (pt 4,5 – 5,5 ).Getah yang dihasilkan pohon Pinus merkusii digolongkan sebagai oleoresin yang merupakan cairan asam-asam resin dalam terpentin yang menetes keluar apabila akses resin pada kayu atau kulit pohon jenis jarum tersayat atau pecah. Penamaan oleoresin ini digunakan untuk membedakan getah pinus dari getah alamiah (natural resin) yang muncul kulit atau terdapat dalam rongga-rongga jaringan kayu sebagai genus dari anggota famili Dipterocarpaceae, Leguminoceae, dan Caesalpiniaceae.Getah yang berasal dari pohon Pinus berwarna kuning pekat dan lengket, yang terdiri dari adonan materi kimia yang kompleks. Unsur-unsur terpenting yang menyusun getah pinus ialah asam terpen dan asam abietic. Campuran materi tersebut larut dalam alcohol, bensin, ether, dan sejumlah pelarut organic lainnya, tetapi tidak larut dalam air. Selain itu dari hasil penyulingan getah Pinus merkusii rata-rata dihasilkan 64% gondorukem, 22,5% terpentin, dan 12,5% kotoran.
Saluran getah resin bukan merupakan bab dari kayu, tetapi berupa rongga yang dikelilingi oleh sel-sel parenkimatis atau sel epitel. Seluruh lapisan yang mengelilingi akses resin disebut epitellium. Ada beberapa cara dalam pembentukan akses getah, diantaranya yaitu :
a. Lysegeneous
Yaitu beberapa sel parenkim yang berdekatan hancur sehingga isinya tercampur, maka terbentuk rongga yang kemudian terisi cairan. Rongga ini dibtasi oleh sel-sel yang tidak hancur, dimana sel-sel yang tidak hancur ini sanggup menjadi sel epitel. Proses semacam ini disebut gummosis.
b. Schizogeneous
Yaitu beberapa sel parenkim memisahkan diri melalui lamella tengah sehingga terjadi suatu akses yang dikelilingi oleh cuilan sel-sel parenkim yang menjadi sel epitel. Sedangkan produksi getah pinus secara keseluruhan dipengaruhi oleh :
- Luas areal sadapan.
- Kerapatan (jumlah pohon per Ha).
- Jumlah koakan tiap pohon dan jangka waktu pelukaan.
- Sifat individu pohon.
- Keterampilan tenaga kerja penyadap.
- Prinsip keluarnya getah dari luka ialah sebagai berikut : akses getah pada semua sisi dikelilingi oleh jaringan parenkim diantara akses getah dan sel-sel parenkim terdapat keseimbangan osmotik. Jika dibentuk luka pada batang pinus sehingga akses getahnya terbuka, maka tekanan dinding berkurang alhasil getah keluar.
2. Manfaat Getah Pinus
Getah Pinus merupakan materi baku dari pembuatan Gondorukem dan Terpentin.Kegunaan Gondorukem yang selama ini dikenal awam ialah sebagai materi proses pembuatan batik dan materi untuk melekatkan patri atau solder. Namun kenyataannya gondorukem mempunyai kegunaan lain yang bernilai hemat tinggi yaitu : Untuk pelapis kertas, materi additive, tinta printing, industri ban, isolasi alat elektronik, cat, vernis, plastik, sabun. semir sepatu, keramik. lem dan lain lain.
Dari penelusuran online, diketahui getah pinus itu bisa menghasilkan minyak terpentin biasanya digunakan sebagai pelarut untuk mengencerkan cat minyak, materi adonan vernis yang biasa kita gunakan untuk mengkilapkan permukaan kayu dan bisa untuk materi baku kimia lainnya.
Aroma terpentin harum ibarat minyak kayu putih, alasannya keharumannya itu terpentin bisa digunakan untuk materi pewangi lantai atau pembunuh bakteri materi baku pembuat parfum, bisa bermanfaat untuk kesehatan yaitu untuk relaksasi bila digunakan sebagai materi adonan minyak pijat. Selanjutnya sebagai salah satu materi pelengkap pembuatan permen karet sehingga menjadi kenyal dan elastis dan aman untuk kesehatan. Getah pinus juga sebagai materi baku tinta, cat, wipol, kosmetik, tiner, makanan hingga adonan materi bakar pesawat luar angkasa.
3. Metode Produksi Getah Pinus pada Pohon Pinus
Getah pinus berada pada batang dimana didalam akses getah yang arahnya vertical ( longitudinal ) maupun horizontal ( radial ). Saluran getah ini terbentuk secara lisigen, sizogen, maupun sizoligen. Beberapa ketentuan pohon pinus yang akan disadap :
- Diameter limit cupping, diameter pohon pinus yang akan dsadap ialah diatas 15cm.
- Selective cupping, pohon-pohon yang akan disadap ialah pohon yang waktu mendatang dijarangi atau ditebang yaitu semenjak umur 10 tahun samapai pada daur tebangan atau umur penjarangan. Biasanya dilakukan pada perusahan pengelolaan pinus yang memakai pinus untuk banyak sekali kegunaan.
Beberapa cara teknik penyadapan :
- Bentuk koakanTeknik ini dilakukan denagn cara mengerok kulot batang lebih dulu, kemudian kayunya dilukai sedalam 1-2 cm, sedang lebarnya 10 cm. Pelukaan dengan cara ini membentuk karakter U terbalik dengan jarak dari permukaan tanah sekitar 15-20 cm. Pelukaan yang gres diatas luka usang dengan tebal jarak 5 mm.
- Bentuk V Teknik ini hamper sama dengan teknik diatas tetapi berbebtuk karakter V. sanggup juga dimodifikasi menjadi V ganda atau seri arah keatas ( rill) yang bentuknya ibarat sirip ikan.
- Goresan atau guratana; Cara ini pada penyadapan pinus jarang dilakukan, umumnya dilakukan pada agathis ( kopal ). Hal ini mengimgat kulit pinus yang tebal. Goresan dilakukan dengan kemiringan 45° atau melingkar.
- Dengan bor; Dengan syarat diameter 3 cm, 3-12 cm keatas atau kedalam.
- Dari keempat teknik tersebut yang paling efektif atau paling banyak menghasilkan getah pinus adlah dengan memakai metode koakan, kemuidian teknik bentuk V dan teknik bor.
Berikut ini urutan penyadapan untuk koakan pada pinus :
- Mula-mula kulit batang pada tempat yang akan dibentuk pelukaan dibersihkan selebar 10-12 cm kearah atas dimulai dari bawah.
- Kualitas Getah Pinus; Kualitas getah pinus sadapandibedakan atas dua kelas yaitu :
1. Mutu A
- Berwarna putih bening
- Tidak ada adonan tanah/lumpur dan kotoran lain (kandungan kotoran kurang dari 2%)
- Kadar air kurang dari 3 %
2. Mutu B
- Berwarna keruh –coklat
- Ada adonan tanah dal lumpur (kandungan kotoran 2-5%)
- Kadar air lebih dari 3%
Produk getah yang tidak memenuhi ketentuan kelas kualitas tersebut diatas ditolak untuk diterima.
4. Peluang Usaha Getah Pinus
Warga Pasaman, Sumatera Barat, mulai melirik potensi perjuangan lainnya untuk meningkatkan perekonomian mereka. Yaitu, acara penyadapan getah pohon pinus sebagai salah satu potensi perjuangan menjanjikan dari sekian potensi lainnya. Meskipun belum terlihat, namun penyadapan getah pinus di daerah ini mulai tampak menjanjikan. Hal itu alasannya dinilai bisa menjadi salah satu alternatif peningkatan sumber pendapatan bagi warga. Menurut Afitin, ketika ini potensi getah pohon pinus di daerah hutan konversi Kabupaten Pasaman mencapai 30 ton tiap bulannya dari 240 hektare lahan tumbuhan pinus di daerah itu. Harga getah pinus ketika ini mencapai Rp75 ribu per kilogramnya. Rata-rata per orang bisa mengeluarkan getah pinus sebanyak 30 kilogram. ketika ini Perhutani memegang rekor terbesar sebagai produsen Gumrosin dan getah pinus di Asia Tenggara. Meski sebagai produsen terbesar, ke depan kompetisi makin kuat.
Produk gondorukem mempunyai prospek yang cukup bagus. Tetapi, ia mengakui krisis ekonomi yang terjadi di Eropa ketika ini menciptakan pasar gondorukem fluktuatif dan kurang aman untuk perdagangan. Adapun, produksi gondorukem tiap tahunnya mencapai 55.000 ton.
Dari keseluruhan produk gondorukem milik Perhutani, hanya 20% yang diserap pasar lokal, sedangkan 80% untuk ekspor. Perhutani mempunyai pasar ekspor Asia dan Eropa. Untuk Asia, pasar ekspor terbesar ialah Jepang dan India. Sedangkan untuk Eropa, produk gondorukem Perhutani terbesar ialah Jerman.
5. Masalah Produksi dan Pemasaran Getah Pinus
Indonesia menjadi negara terbesar ketiga sesudah China dan Brasil untuk donasi produksi gondorukem di dunia. Volume produk gondorukem Indonesia yang diperdagangkan setiap tahun sekitar 90.000 ton. Sebelumnya Industri Kecil dan Menengah (IKM), khususnya produsen batik mulai kesulitan mendapat materi baku. Selama ini, pasokan gondorukem atau getah pohon pinus yang merupakan salah satu materi penguat warna dalam pembuatan batik, banyak yang diekspor.
Faktor modal merupakan faktor yang penting dan tidak bisa diabaikan begitu saja. Kelancaran kegiatan penyadapan ini, mulai proses pembelian getah dari penyadap secara kontan untuk tiap satu kali penimbangan per bulan hingga proses pengolahan dan penjualan dalam bentuk produk jadi, sangat bergantung pada ketersediaan modal yang cukup besar, minimal harus mempunyai modal dua kali lipat alasannya dua pekerjaan ditangani sendiri, yaitu kegiatan produksi dan penjualan.
KESIMPULAN
- Getah pinus berasal dari pohon pinus (Pinus merkusii) yang tergolong aleoresin yakni resin yang bersifat asam.
- Getah pinus banyak dimanfaatkan sebagai materi baku industri dan umumnya diolah menjadi gondorukem atau terpentin.
- Cara pemanenan getah pinus dilakukan dengan menyadap pohon dengan metode koakan yang umum sudah umum dipakai.
- Getah pinus mempunyai peluang bisnis yang baik dikarenakan telah banyak dipergunakan pada industri,
- Pemasokan getah pinus di pasar masih terbatas dan dibutuhkan modal yang cukup besar untuk memproduksi dan memasarkannya.
Oleh : Wulandhari Aritonang
Sunday, December 16, 2018