|
MANFAAT TANAMAN KALIANDRA YANG SERBAGUNA |
Nama orisinil tumbuhan ini yaitu Xilip de Qorcolorado. Ia didatangkan pertama kali tahun 1936 dari Guatemala. Nama ilmiahnya Calliandra callothyrsus Meissen. Di sana ia juga mempunyai beberapa julukan, diantaranya “cabello de angel” yang berarti ”rambut malaikat” dan “barbe sol” yang artinya ”jenggot matahari”.
Ia juga mempunyai saudara yang berbunga putih, atau sanggup disebut kaliandra putih yang di Guatemala Xilip de Hora Blancos. Nama ilmiahnya semula Calliandra tetragona B. Et. HH, namun lalu diganti menjadi Zapoteca tetragona.
Memiliki Sifat-sifat Unggul
Kaliandra merupakan spesies tumbuhan multiguna mempunyai sifat-sifat unggul yang bermanfaat baik bagi insan maupun lingkungan.
Pertama, jenis ini merupakan tumbuhan pionir yang sanggup dimanfaatkan untuk memberantas tumbuhan liar semisal alang-alang, tembelekan dan gelagah. Ia banyak dimanfaatkan untuk menahan erosi.
Akarnya banyak mengandung bintil-bintil penyubur tanah (Leguminosa) sehingga sanggup dipakai untuk memperbaiki struktur tanah. Daunnya cepat rimbun sehingga sangat mempunyai kegunaan untuk mempercepat penutupan lahan dan gampang lapuk sehingga cepat membentuk humus di tanah.
Daunnya juga sanggup dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Kayunya bermanfaat sebagai kayu bakar yang bermutu baik sebab ia cepat kering. Ia juga dipakai sebagai tumbuhan pelindung bagi kopi dan teh.
Kaliandra merah juga mempunyai bunga-bunga yang manis sehingga, pantas ditanam di pinggir jalan, pekarangan rumah, tanggul-tanggul irigasi atau pematang sawah. Bunga-bunga yang indah ini juga sanggup dijadikan pakan
Morfologi Kaliandra
Calliandra calothyrsus yaitu pohon kecil bercabang dengan ketinggian rata-rata 3 – 5 meter. Meski begitu ia sanggup mencapai tinggi maksimum 12 meter dengan diameter batang sanggup mencapai maksimum 20 cm.
Kulit batangnya berwarna merah atau abu-abu yang tertutup oleh lentisel kecil. Makin ke pucuk, batangnya cenderung bergerigi. Pada pohon yang batangnya berwarna coklat kemerahan, ujung batangnya sanggup berulas merah.
Sistem akarnya terdiri dari beberapa akar tunjang dan akar-akar yang lebih halus dengan jumlahnya sangat banyak dan menjalar hingga ke permukaan tanah. Jika di dalam tanah dimana ia tumbuh terdapat rhizobia dan mikoriza, akan terbentuk asosiasi antara jamur dengan bintil-bintil akarnya.
Kaliandra mempunyai daun-daun yang lunak yang terbagi menjadi daun-daun kecil. Panjang daun utama sanggup mencapai 20 cm dan lebar 15 cm. Pada malam hari, daun-daun ini melipat ke arah batang.
Tangkai daunnya bergerigi dengan semacam tulang di kepingan permukaan atasnya. Namun ia tidak mempunyai kelenjar-kelenjar pada tulang sekundernya.
Habitat Kaliandra
Kaliandra merah sanggup tumbuh alami di sepanjang bantaran sungai. Ia dengan cepat akan tumbuh dan mengisi areal-areal yang vegetasinya terganggu, contohnya di tepi-tepi jalan.
Namun, tumbuhan ini tidak tahan berada di bawah naungan dan gampang sekali kalah bersaing dengan vegetasi sekunder lain.
Di Meksiko dan Amerika Tengah, kaliandra tumbuh di banyak sekali habitat pada ketinggian permukaan bahari hingga 1.860 meter.
Ia tumbuh baik terutama terdapat di tempat yang curah hujannya berkisar antara 1000 dan 4000 mm per tahun. Meskipun begitu pada beberapa perkara ia juga dijumpai pada tempat yang curah hujan tahunannya hanya 800 mm per tahun.
Kaliandra banyak terdapat di tempat yang ekspresi dominan kemaraunya berlangsung selama 2 hingga 4 bulan dengan curah hujan kurang dari 50 mm per bulan. Namun, pernah juga ditemukan spesimen yang tumbuh pada tempat yang ekspresi dominan kemaraunya 6 bulan.
Tanaman ini tumbuh pada tempat dengan suhu minimum tahunan 18-22° C. Ia tidak tahan terhadap pembekuan. Ia hidup pada banyak sekali tipe tanah dan sanggup bertanah pafa tanah yang agak masam dengan pH sekitar 4,5. Namun ia tidak tahan pada tanah yang berdrainase jelek dan tergenang.
Pembungaan Kaliandra
Di tempat asalnya, kaliandra merah berbunga sepanjang tahun dengan puncak terjadi antara bulan Maret dan Juli. Di Indonesia, ekspresi dominan berbunga bervariasi antara tempat satu dengan tempat lainnya, bergantung pada jumlah curah hujan. Puncaknya biasanya berlangsung antara bulan Januari dan April.
Tandan bunga kaliandra berkembang dalam posisi terpusat dan bunganya bergerombol di sekitar ujung batang. Bunga lalu matang dari pangkal ke ujung selama beberapa bulan.
Bunga kaliandrai mekar selama satu malam saja dengan benang-benang mencolok. Umumnya berwarna putih di pangkalnya dan merah di ujungnya, meski kadang ada juga yang berwarna merah jambu. Sehari lalu benang-benang ini akan layu. Bunga yang tidak mengalami pembuahan pun akan gugur.
Polongnya terbentuk selama 2 hingga 4 bulan dan ketika sudah masak, panjangnya sanggup mencapai 14 cm dan lebarnya sanggup mencapai 2 cm.
Biji Kaliandra
Polong Kaliandra berbentuk lurus dan berwarna agak coklat. Polong tersebut berisi 8-12 bakal biji yang akan menjelma biji oval yang pipih.
Permukaan biji yang sudah matang berbintik hitam dan coklat. Terdapat tanda yang khas berbentuk ladam kuda pada kedua permukannya yang rata.
Biji yang sudah masak panjangnya sanggup mencapai 8 mm. Bila ditekan dengan kuku ia akan terasa keras. Di tempat asalnya, puncak ekspresi dominan biji terjadi antara bulan November dan April sedang di Indonesia biasanya antara bulan Juli hingga November.
Pada dikala polong mengering, pinggirannya yang tebal mengeras sehingga polong merekah mendadak dari ujungnya. Bijinya lantas keluar dengan gerakan berputar dan sanggup terpental sejauh 10 meter.
Kecambah lalu akan tumbuh dengan kedua keping biji muncul di atas permukaan tanah. Daun pertamanya hanya mempunyai satu sumbu yang menjadi tempat tumbuh helai daun. Namun daun berikutnya terbagi menjadi sumbu-sumbu sekunder.
Bijinya memerlukan proses skarifikasi ibarat merendam biji dalam air masbodoh selama 48 jam. Penggunaan air panas sanggup menjadikan biji mati. Skarifikasi secara mekanis juga sanggup dilakukan.
Penanaman Kaliandra
Penanaman sanggup dilakukan dengan cara menyemai eksklusif biji yang telah diskarifikasi pada kedalaman 1-3 cm atau dengan memindahtanamkan bibit yang telah mencapai tinggi 20-50 cm dari tempat pembibitan.
Bibit sanggup ditanam berbaris dengan jarak tanam 3-4 m. Bila akan dimanfaatkan sebagai sumber pakan sanggup ditanam dengan jarak 0,5-1 meter secara menyebar.
Penggunaan inokulasi mungkin bermanfaat pada tempat gres ditanami. Pertumbuhan awalnya lambat namun pertumbuhan selanjutnya sangat cepat. Ia akan mencapai tinggi 3,5 m dalam 6 bulan.
Tuesday, December 25, 2018