Media Tanam dari Bahan Anorganik berupa materi bahan dengan kandungan unsur mineral tinggi dan berasal dari proses pelapukan batuan induk yang ada di dalam bumi. Proses pelapukan tersebut bisa diakibatkan oleh banyak sekali sebab, yaitu pelapukan secara fisik, biologi-mekanik, maupun kimiawi. Media tanam dari materi anorganik biasanya tidak sanggup berdiri sendiri dalam arti harus dipadukan dengan media tanam dari materi organik. Apa saja materi bahan yang bisa dipergunakan sebagai media tanam dari materi anorganik ini.
Beberapa jenis materi anorganik yang biasa dijadikan sebagai media tanam yaitu kerikil, pecahan kerikil bata, spons, tanah liat, gel, pasir, vermikulit, dan perlit. Berbagai media tanam ini akan sangat cocok dipakai sebagai media pembuat taman vertikal. Masing masing dari rujukan media tanam anorganik ini mempunyai fungsi dan kegunaan berbeda beda. Berikut penjelasannya.
Pecahan Batu Bata Pecahan kerikil bata juga sanggup dijadikan alternatif sebagai media tanam. Seperti halnya materi anorganik lainnya, media jenis ini juga berfungsi untuk melekatkan akar. Sebaiknya, ukuran batu-bata yang akan dipakai sebagai media tanam dibentuk keeil, mirip kerikil, dengan ukuran sekitar 2-3 em. Semakin keeil ukurannya, kemampuan daya serap kerikil bata terhadap air maupun unsur hara akan semakin balk. Selain itu, ukuran yang semakin keeil juga akan membuat sirkulasi udara dan kelembapan di sekitar akar tumbuhan berlangsung lebih baik.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media tanam ini yaitu kondisinya yang miskin hara. Selain itu, kebersihan dan kesterilan pecahan kerikil bata yang belum tentu terjamin. Oleh lantaran itu, penggunaan media ini perlu ditambahkan dengan pupuk sangkar yang komposisi haranya diubahsuaikan dengan kebutuhan tanaman.
Walaupun miskin unsur hara, media pecahan kerikil bata tidak gampang melapuk. Dengan demikian, pecahan kerikil bata cocok dipakai sebagai media tanam di dasar pot lantaran mempunyai kemampuan drainase dan aerasi yang baik. Tanaman yang sering memakai pecahan kerikil bata sebagai media dasar pot yaitu tumbuhan bunga anggrek.
Spons (floralfoam) Para hobiis yang berkecimpung dalam kebijaksanaan daya tumbuhan hias sudah sering memanfaatkan spans sebagai media tanam anorganik. Dilihat dari sifatnya, spans sangat ringan sehingga gampang dipindah-pindahkan dan ditempatkan di mana saja. Walaupun ringan, media jenis ini tidak membutuhkan pemberat lantaran sesudah direndam atau disiram air akan menjadi berat dengan sendirinya sehingga sanggup menegakkan tanaman.
Kelebihan lain dari media tanam spans yaitu tingginya daya serap terhadap air dan unsur hara esensial yang biasanya diberikan dalam bentuk larutan. Namun, penggunaannya tidak tahan usang lantaran bahannya gampang hancur. Oleh lantaran itu, kalau spans sudah terlihat tidak layak pakai (mudah hancur ketika dipegang), sebaiknya segera diganti dengan yang baru. Berdasarkan kelebihan dan kekurangannya tersebut, spans sering dipakai sebagai media tanam untuk tumbuhan hias bunga potong (cutting flower) yang penggunaannya eenderung hanya sementara waktu saja.
Tanah Liat Tanah liat merupakan jenis tanah yang bertekstur paling halus dan lengket atau berlumpur. Karakteristik dari tanah liat yaitu mempunyai poripori berukuran keeil (pori-pori mikro) yang lebih banyak daripada pori-pori yang berukuran besar (pori-pori makro) sehingga mempunyai kemampuan mengikat air yang eukup kuat. Pori-pori mikro yaitu pori-pori halus yang berisi air kapiler atau udara. Sementara pori-pori makro yaitu pori-pori bergairah yang berisi udara atau air gravitasi yang gampang hilang. Ruang dari setiap pori-pori mikro berukuran sangat sempit sehingga mengakibatkan sirkulasi air atau udara menjadi lamban.
Pada dasarnya, tanah liat bersifat miskin unsur hara sehingga perlu dikombinasikan dengan bahan-bahan lain yang kaya akan unsur hara. Penggunaan tanah liat yang dikombinasikan dengan bahan-bahan lain mirip pasir dan humus sangat cocok dijadikan sebagai media penyemaian, eangkok, dan bonsai.
Gel Gel atau hidrogel yaitu kristal-kristal polimer yang sering dipakai sebagai media tanam bagi tumbuhan hidroponik. Penggunaan media jenis ini sangat mudah dan efisien lantaran tidak perlu repot-repot untuk mengganti dengan yang baru, menyiram, atau memupuk. Selain itu, media tanam ini juga mempunyai keanekaragaman warna sehingga pemilihannya sanggup diubahsuaikan dengan selera dan warna tanaman. Oleh karenanya, hal tersebut akan membuat keindahan dan keasrian tumbuhan hias di ruang dalam ruangan atau ruang kerja.
Hampir semua jenis tumbuhan hias indoor bisa ditanam dalam media ini, contohnya philodendron dan anthurium. Namun, gel tidak eaeak untuk tumbuhan hias berakar keras, mirip adenium atau tumbuhan hias bonsai. Hal itu bukan dikarenakan ketidakmampuan gel dalam memasok kebutuhan air, tetapi lebih dikarenakan pertumbuhan akar tumbuhan yang mengeras sehingga bisa membuat vas pecah. Sebagian besar nursery lebih menentukan gel sebagai pengganti tanah untuk pengangkutan tumbuhan dalam jarak jauh. Tujuannya semoga kelembapan tumbuhan tetap terjaga.
Keunggulan lain dari gel yaitu tetap anggun meskipun bersanding dengan media lain. Di Jepang gel dipakai sebagai komponen terarium bersama dengan pasir. Gel yang berwarna-warni sanggup memberi kesan hidup pada taman miniatur tersebut.
Pasir Pasir sering dipakai sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai kalau dipakai sebagai media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang tanaman. Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tumbuhan yang dianggap sudah remaja untuk dipindahkan ke media lain. Sementara bobot pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya setek batang. Selain itu, keunggulan media tanam pasir yaitu fasilitas dalam penggunaan dan sanggup meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. Pasir malang dan pasir bangunan merupakan Jenis pasir yang sering dipakai sebagai media tanam.
Oleh lantaran mempunyai pori-pori berukuran besar (pori-pori makro) maka pasir menjadi gampang lembap dan cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi dan konsistensi (ketahanan terhadap proses pemisahan pasir sangat kecil sehingga gampang terkikis oleh air atau angin. Dengan demikian, media pasir lebih membutuhkan pengairan dan pemupukan yang lebih intensif. Hal tersebut yang mengakibatkan pasir jarang dipakai sebagai media tanam secara tunggal.
Penggunaan pasir seoagai media tanam sering dikombinasikan dengan adonan materi anorganik lain, mirip kerikil, batu-batuan, atau materi organik yang diubahsuaikan dengan jenis tumbuhan hias.
Pasir pantai atau semua pasir yang berasal dari kawasan yang bersersalinitas tinggi merupakan jenis pasir yang harus dihindari untuk :gunakan sebagai media tanam, kendati pasir tersebut sudah dicuci :erlebih dahulu. Kadar garam yang tinggi pada media tanam sanggup ,enyebabkan tumbuhan menjadi merana. Selain itu, organ-organ tanaman, mirip akar dan daun, juga memperlihatkan tanda-tanda terbakar yang selanjutnya menimbulkan ajal jaringan (nekrosis).
Kerikil Pada dasarnya, penggunaaan kerikil sebagai media tanam dari materi anorganik memang tidak jauh berbeda dengan pasir. Hanya saja, kerikil mempunyai pori-pori makro lebih banyak daripada pasir. Kerikil sering dipakai sebagai media untuk kebijaksanaan daya tumbuhan secara hidroponik. Penggunaan media ini akan membantu peredaran larutan unsur hara dan udara serta pada prinsipnya tidak menekan pertumbuhan akar. Namun, kerikil mempunyai kemampuan mengikat air yang relatif rendah sehingga gampang lembap dan cepat kering kalau penyiraman tidak dilakukan secara rutin.
Seiring kemajuan teknologi, ketika ini banyak dijumpai kerikil sintesis. Sifat kerikil sintesis cenderung mirip kerikil apung, yakni mempunyai rongga-rongga udara sehingga mempunyai bobot yang ringan. Kelebihan kerikil sintesis dibandingkan dengan kerikil biasa yaitu kemampuannya yang cukup baik dalam menyerap air. Selain itu, sistem drainase yang dihasilkan juga baik sehingga tetap sanggup mempertahankan kelembapan dan sirkulasi udara dalam media tanam.
Vermikulit dan Perlit Vermikulit yaitu media anorganik steril yang dihasilkan dari pemananasan kepingan-kepingan mika serta mengandung potasium dan Helium. Berdasarkan sifatnya, vermikulit merupakan media tanam yang mempunyai kemampuan kapasitas tukar kation yang tinggi, terutama dalam keadaan padat dan pada ketika basah. Vermikulit sanggup menurunkan berat jenis, dan meningkatkan daya serap air kalau dipakai sebagai adonan media tanaman. Jika dipakai sebagai adonan media tanam, vermikulit sanggup menurunkan berat jenis dan meningkatkan daya peresapan air sehingga bisa dengan gampang diserap oleh akar tanaman.
Berbeda dengan vermikulit, perlit merupakan produk mineral berbobot ringan serta mempunyai kapasitas tukar kation dan daya serap air yang rendah. Sebagai adonan media tanam, fungsi perlit sama dengan Vermikulit, yakni menurunkan berat jenis dan meningkatkan daya serap air. Penggunaan vermikulit dan perlit sebagai media tanam sebaiknya dikombinasikan dengan materi organik untuk mengoptimalkan tumbuhan dalam menyerap unsur-unsur hara.
Gabus (styrofoam) Styrofoam merupakan materi anorganik yang terbuat dari kopolimer styren yang sanggup dijadikan sebagai alternatif media tanam. Mulanya, styrofoam hanya dipakai sebagai media aklimatisasi (penyesuaian diri) bagi tumbuhan sebelum ditanam di lahan. Proses aklimatisasi tersebut hanya bersifat sementara. Styrofoam yang dipakai berbentuk kubus jengan ukuran (1 x 1 x 1) cm.
Sekarang, beberapa nursery memakai styrofoam sebagai adonan media tanam untuk meningkatkan porousitas media tanam. Untuk keperluan ini, styrofoam yang dipakai dalam bentuk yang sudah dihancurkan sehingga menjadi bola-bola kecil, berukuran sebesar biji kedelai. Penambahan styrofoam ke dalam media tanam membuatnya menjadi ringan. Namun, media tanam sering dijadikan sarang oleh semut.
Tuesday, December 25, 2018