TruebusNews - Jambu air yang Anda tanam di halaman rumah, sering menghasilkan buah yang tawar, sepat (kelat), atau masam. Untuk membuatnya menjadi manis, berikut beberapa kiat yang perlu Anda lakukan.
Mungkin jambu air di halaman rumah Anda itu termasuk varietas yang masam (Syzygium aqueum). Ciri varietas ini, berdaun tipis dan lebar. Bentuknya agak membulat dan pinggirannya menggelombang. Bentuk buahnya penggalan ujung melebar dan eksklusif mengecil di penggalan tengah / pangkalnya. Ciri-ciri varietas jambu air yang manis (Syzygium semarangense) adalah, daunnya kecil agak meruncing, tebal dan pinggirnya lurus. Buahnya memanjang dan kompak.
Kalau jambu air Anda termasuk varietas yang masam, sebaiknya ditebang sekitar 1,5-2 m dari tanah. Penebangan dilakukan miring dengan gergaji atau golok yang tajam. Luka bekas tebangan itu diolesi ter, TB 192, atau ditutup plastik dan diikat. Tunas-tunas yang tumbuh di sekitar bekas tebangan diseleksi, yang buruk dibuang dan disisakan 4-6 tunas yang bagus.
Setelah tunas itu tumbuh hingga cabang berukuran sebesar pensil, dilakukan okulasi, sambung pucuk atau penyusuan dengan memakai entres atau batang atas varietas jambu air yangmanis. Kalau Anda menyambung tunas-tunas tersebut dengan dua atau tiga macam jambu air, maka dalam satu batang tumbuhan akan Anda peroleh dua atau tiga macam buah yang semuanya manis. Misalnya, cincalo hijau, lilin merah, camplong, dan lain-lain.
Tanaman harus sehat
Meskipun jambu air yang Anda tanam termasuk varietas yang manis, sanggup saja hasil buahnya tetap tawar, kelat, atau masam. Yang pertama-tama harus Anda perhatikan adalah: apakah tumbuhan Anda itu sehat? Cobalah perhatikan tanah sekitar penggalan pangkal batang.
Apakah akar-akar jambu air itu menyembul keluar di permukaan tanah? Kalau ini terjadi, timbunlah penggalan tersebut dengan tanah gres hingga seluruh akar yang menyembul tertutup. Bagian-bagian akar yang tersembul itu sanggup menjadi luka dan terinfeksi cendawan/ bakteri, sehingga peresapan unsur hara tidak sempurna.
Batang tumbuhan juga perlu diperiksa. Bisa jadi ada lubang sebesar pensil dan dari sana keluar serpihan kayu menyerupai serbuk gergaji. Kalau ini terjadi, koreklah dan bersihkan lubang itu, kemudian siapkan kapas, insektisida sistemik, dan pasak dari kayu atau bambu sebesar lubang tadi. Celupkan kapas kedalam insektisida dan masukkan ke dalam lubang. Dorong kapas tersebut ke dalam lubang memakai pasak. Pukul pasak tersebut hingga lubang benar-benar tertutup.
Lubang-lubang dalam batang ini disebabkan oleh larva kumbang penggerek batang. Larva ini akan merusak batang penggalan dalam dan menimbulkan anutan hara/air dari akar ke dalam terhambat. Hal ini juga sanggup menimbulkan buah menjadi tidak manis.
Kemudian perhatikan pula daun-daun tanaman. Apakah ada yang menggulung, berlubang-lubang, atau menggelembung menyerupai melepuh? Ini semua akhir serangan ulat. Kalau daunnya berlubang-lubang namun tulang daun dalam lubang itu masih utuh, penyebabnya ulat pagoda. Bila daunnya menggulung, itu akhir ulah ulat penggulung. Kalau daun kelihatan melepuh maka penyebabnya yaitu ulat penggerek daun. Semua hama tadi sanggup ikut andil mengurangi kemanisan buah, lantaran proses fotosintesis tidak berjalan optimal. Hama-hama tadi sanggup diberantas dengan insektisida sistemik yang disemprotkan ke daun, disiramkan ke akar, atau diinfuskan ke batang.
Pemangkasan
Pemangkasan tumbuhan memang tidak akan secara eksklusif menimbulkan buah menjadi lebih manis. Tanaman jambu air biasanya banyak menumbuhkan tunas air dan ranting-ranting kecil yang berada di dalam tajuk. Semua ini harus dipangkas dan dibersihkan. Pemangkasannya harus rapat ke permukaan batang / cabang hingga tidak bersisa. Dengan dihilangkannya tunas air dan ranting-ranting yang tidak produktif ini, suplai hara dari akar maupun karbohidrat yang dihasilkan daun sanggup dimanfaatkan sepenuhnya untuk memproduksi buah.
Kalau tumbuhan tampak terlalu subur ditandai dengan rimbunnya tajuk, sebaiknya kurangi cabang-cabangnya. Pemangkasan cabang ini berkhasiat untuk menciptakan penggalan dalam tajuk mendapatkan sinar matahari dan angin. Kondisi demikian akan menimbulkan populasi hama / penyakit berkurang. Bila serangan hama / penyakit berkurang, tumbuhan tersebut sehat sehingga sanggup memproduksi karbohidrat yang ikan diubah menjadi gula buah in kesudahannya buah menjadi lebih manis.
Pengairan
Bahan utama untuk memproduksi buah yaitu air dan pupuk. Sering kita keliru, tidak berani memberi tumbuhan kita cukup air lantaran takut buah yang dihasilkannya menjadi tawar. Ini tidak benar. Tanaman jambu air tetap memerlukan air dalam jumlah banyak, baik di animo penghujan maupun kemarau. Dimusim penghujan, air tidak menjadi duduk perkara bagi tanaman. Namun, di animo kemarau kita perlu melaksanakan pengairan secara rutin, lebih-lebih bila tumbuhan jambu air kita masih ‘balita’.
Pada ketika sama sekali tidak ada hujan, tumbuhan jambu air harus diairi rutin tiap hari. Pengairannya sanggup dilakukan dengan penggenangan atau penyiraman. Kalau di daerah tersebut ada air mengalir, sebaiknya tumbuhan jambu itu digenangi hingga tanah sebatas lingkaran tajuk berair merata. Penyiraman sanggup dilakukan dengan selang plastik maupun ember.
Jika lokasi tumbuhan jambu air tersebut sebagian tanahnya sudah dikeraskan (disemen), Anda harus menciptakan cekungan atau lubang serapan untuk menampung air siraman biar tidak luber ke mana-mana. Kalau tanah di bawah tajuk ditanami rumput, lubang-lubang drainase sanggup dibentuk dengan menancapkan tugal atau linggis sedalam 0,5 meter dan mencabutnya lagi. Air siraman akan sanggup dengan gampang terserap tanah melalui lubang-lubang itu.
Pemupukan
Kekurangan unsur hara makro nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) sanggup besar lengan berkuasa eksklusif terhadap kemanisan buah. Unsur-unsur hara tersebut sanggup dipenuhi lewat tunjangan pupuk urea/ ZA (N), TSP (P), dan KC1 (K), atau sanggup juga dengan pupuk lengkap NPK. Pupuk-pupuk tersebut sanggup dibeli di kios penjual tumbuhan atau toko-toko saprotan.
Tanaman jambu air umur 5 tahun dengan diameter batang 10 cm, memerlukan paling sedikit 0,5 kg urea, 1 kg TSP, dan 0,75 kg KCl yang diberikan sekaligus sesudah buah selesai dipanen. Bila terawat baik, tumbuhan jambu air sanggup berbuah tiga kali setahun. Jadi, pupuk untuk tumbuhan umur 5 tahun : 1,5 kg urea, 3 kg TSP, dan 0,75 kg KCl yang diberikan tiga kali selama setahun. Dosis pupuk ini perlu ditambah sebanding dengan umur tanaman.
Pemberian pupuk sanggup dilakukan dengan cara dibenamkan ke dalam tanah. Sebelum dibenamkan, pupuk dicampur dengan kompos / pupuk kandang. Pupuk kan¬dang yang diharapkan sebanyak 50 kg. Lubang untuk pupuk ini sanggup dibentuk melingkari tajuk selebar mata cangkul (15 cm) dengan kedalaman 30 cm. Bisa juga Anda buat lubang empat persegi berukuran 40 cm x 60 cm sedalam 40 cm, sebanyak empat buah. Jaraknya selebar tajuk mengelilingi batang tanaman. Pupuk tersebut dicampur dengan tanah galian kemudian dimasukkan ke dalam lubang.
Kalau tumbuhan jambu air tersebut ditanam di lokasi yang sudah tertata rapi, tentu mustahil melaksanakan pemu¬pukan dengan cara menggali lubang. Untuk itu, cara yang paling tepat yaitu melarutkan pupuk tadi ke dalam air, kemudian menyiramkannya bersamaan dengan waktu menyiram tanaman. Dengan cara ini tidak diharapkan pupuk sangkar / kompos. Karena TSP dan KC1 atau NPK sulit larut dalam air biasa, maka pupuk-pupuk itu perlu diseduh terlebih dahulu dengan air panas. Setelah larut, barulah pupuk dicampur air masbodoh dan disiramkan.
Selain unsur makro, tumbuhan juga memerlukan unsur mikro. Biasanya unsur mikro ini sudah tersedia dalam tanah / air. Namun ada baiknya jika Anda memberikannya, bersamaan dengan pupuk makro maupun secara terpisah. Pupuk mikro ini dijual dalam bentuk cair dengan banyak sekali merek. Bersamaan dengan tunjangan pupuk mikro, sekaligus Anda sanggup juga menambahkan zat perangsang tumbuh menyerupai Atonik atau Dekamon. Dosisnya sesuai petunjuk pada label.
Sinar matahari
Meskipun tumbuhan sehat, air dan pupuk tersedia, namun tanpa adanya sinar matahari cukup, buah jambu air tidak akan manis. Makara perhatikanlah tumbuhan Anda, apakah ia mendapatkan sinar matahari secara penuh sepanjang hari? Atau terlindung oleh bangunan dan pohon lain? Kalau terlindung oleh bangunan, rumah misal-nya, biarkanlah tumbuhan tumbuh meninggi. Caranya, pangkas habis cabang - cabang yang terletak di penggalan bawah tajuk. Setelah tajuk tumbuhan itu tumbuh melampaui atap bangunan, biarkan tajuknya tumbuh melebar tanpa dipang¬kas. Dengan cara ini, tumbuhan akan mendapatkan sinar matahari secara optimal.
Lain lagi bila tumbuhan Anda terlindung pohon lain. Anda tinggal memilih, mana yang akan dikorbankan. Apakah pohon jambu air itu, atau tumbuhan yang menaunginya. Bisa juga Anda biarkan dua-duanya. Risikonya, buah hanya dihasilkan oleh tajuk yang mendapatkan sinar matahari.
Dimusim hujan, biasanya buah jambu air akan menjadi hambar. Ini bukan lantaran tumbuhan kebanyakan air, melainkan lantaran kurang sinar matahari. Dimusim penghujan. langit lebih sering mendung hingga fotosintesis tidak sanggup berlangsung optimal. Akibatnya, buah jambu air akan terasa tawar dan tidak manis. Cara menanggulanginya, rontokkan bunga-bunga yang tumbuh pada selesai animo kemarau dan awal animo penghujan. Dengan rontoknya bunga tadi, tumbuhan akan mengumpulkan energi untuk berbuah yang panennya akan jatuh pada animo kemarau.
Kalau faktor-faktor tadi Anda perhatikan, dijamin jambu air Anda yang tidak manis itu bakal menjadi manis kembali. Tentunya masih diharapkan upaya pembungkusan atau pembasmian lalat buah biar jambu tersebut tidak amis atau habis dimangsa kelelawar.