TruebusNews - Mangga berbuah dalam pot mungkin biasa. Namun, bila dijumpai berbuah lebat di lereng berketinggian 800 m dpl niscaya tak biasa. Itulah yang dijumpai di kebun Agro Trisari, di Desa Cibogo, Kecamatan Cijeruk, Bogor.Lima belas buah mangga nam dok mai menggantung di ranting pohon setinggi 1 meter dalam drum bervolume 100 Mangga berbuah lebat bila ditanam di dataran rendah.Kecuali manalagi yang masih dapat berbuah di ketinggian > 400 m dpl. Makanya,lebatnya mangga nam dok mai dalam pot di lereng Gunung Salak itu menciptakan takjub.Asal medianya cocok, mangga dapat tumbuh dan berbuah di banyak sekali ketinggian tempat,. Selama ini pusat penanaman mangga terbatas di daerah-daerah panas akrab pantai menyerupai Cirebon, Indramayu, Surabaya, maupun Pasuruan.
Media tepat
Berbuah di banyak sekali ketinggian tempat tak hanya mangga. Buah-buahan lain juga dapat berbuah asal media dan perlakuan tepat. Aziz membuktikannya di lahan seluas 400 m2. Tabulampot jambu air, jambu bol, jeruk, jambu biji, rambutan, srikaya dan nangka berbuah sama lebat.
Saat Trubus berkunjung pada Februari 2008, putsa atau apel india berdiameter batang 8 cm tengah memamerkan buah. Demikian sawo, dan srikaya disyarati buah. Tak ketinggalan jambu bol, buah-buah ranum bergelayutan meskipun berukuran agak kecil.
Semua itu sebab Aziz membedakan media untuk setiap jenis. Paling tidak komposisinya. 'Sebelum memilih komposisi media, perlu tahu dulu asal-usul tanaman yang akan ditanam,' Ia mencontohkan, mangga, buah naga, jambu air, dan belimbing berasal dari kawasan beriklim kering, maka media yang dipilih berpasir dan kering.
Aziz pun menciptakan media yang didominasi oleh pasir sebanyak 3 bagian, sedangkan pupuk sangkar atau bokashi dan tanah masing-masing hanya 1 bagian. Untuk menjaga porositasnya, Aziz mengalasi cuilan bawah drum yang telah dilubangi di lima titik dengan pecahan kerikil bata dan ijuk.
Rambutan, manggis, gandaria, bisbul yang berasal dari kawasan lembap dibuatkan media dengan komposisi 2 cuilan tanah, 1 cuilan pasir, dan 2 cuilan pupuk kandang. Media normal diaplikasikan untuk jeruk, nangka, srikaya, sawo, ceremai, dan tanaman yang adaptif di kawasan yang tidak terlalu kering maupun tidak terlalu lembap. Komposisi tanah, pasir dan pupuknya dibentuk sebanding.
Pupuk rutin
Supaya tabulampot berbuah lebat harus diimbangi pemupukan yang sempurna dan rutin. Magister Pertambangan Kul Leuven, Belgia itu memakai pupuk bokashi buatan sendiri. Selain lebih alami juga untuk memanfaatkan limbah kotoran dari 100 kambing perah miliknya. Dua cuilan kotoran kambing yang telah disimpan 1-2 ahad dicampur dengan 1 cuilan arang sekam dan 10% dedak halus. Bahan fermentasi dibentuk dari adonan 10 l air, 2 sendok makan EM4, dan 2 sendok makan tetes tebu.
Larutan itu kemudian disiramkan pada adonan media hingga terlihat berair dan dapat dikepal. Media kemudian dimasukkan ke ruang gelap dan dibentuk gundukan setinggi 20-25 cm yang ditutup karung goni. Lima jam kemudian, suhu media itu meningkat dan dijaga konstan pada 40-50oC. 'Jika suhu terlalu tinggi, gundukan dipendekkan hingga 15 cm. Sebaliknya bila terlalu rendah, gundukan ditinggikan hingga 30 cm,' kata Ibad Sugandi, karyawan Agro Trisari.
Tiga hari kemudian, media diaduk dan kembali ditutup karung goni selama 2 hari. Setelah itu bokashi dapat diaplikasikan sebagai pupuk. Untuk tabulampot, Aziz mencampur bokashi dengan media tanam kemudian memasukkannya ke dalam drum. Selanjutnya, bokashi diencerkan dan disiramkan pada tanaman sebulan sekali.
Stres air
Jika media dan pupuk cocok waktu berbuah pun dapat diatur. 'Dengan tabulampot, memanipulasi media dan penyiraman lebih gampang sehingga dapat mengatur tanaman biar rajin berbuah. Makanya tak heran mangga pun dapat dijumpai berbuah lebat di pegunungan,' kata Ir. Reza Tirtawinata, hebat buah-buahan di Bogor. Reza juga mencontohkan sukses para pekebun di Cipanas, Bogor, melebatkan mangga dalam pot meskipun harus mengikuti keadaan dengan iklim sejuk di ketinggian 900 dpl.
Untuk tanaman iklim kering, penyiraman hanya dilakukan seminggu sekali. Saat ekspresi dominan hujan disungkup plastik. Pengeringan menyerupai itu dapat merangsang munculnya bunga. Caranya, tanaman disungkup tanpa disiram selama 5-7 hari atau hingga pucuk daun mulai layu. Setelah itu, lakukan penyiraman, kemudian disungkup kembali tanpa disiram selama 7 hari. Perlakuan berulang terus hingga muncul gejala berbunga. 'Biasanya sesudah 7 kali perlakuan, bunga akan muncul,' papar Reza yang juga menjadi pelatih di kebun Azis.
Setelah muncul calon bunga, penyiraman mulai dilakukan secara intensif dua hari sekali. Perlakuan pengeringan itu efektif untuk tanaman iklim kering dan basah. Untuk perangsangan buah pada tanaman adaptif iklim normal, dapat diterapkan pengikatan batang dengan kawat hingga ke kambium. Ikatan gres dilepas sesudah muncul gejala berbunga.