Tanaman Hias Bunga Krisan atau yang lebih terkenal dan dikenal dengan nama chrysantemum. Bunga Krisan atau chrysantemum dalam bahasa Yunani yang mempunyai arti Kuning Megah. Budidaya tumbuhan hias ini banyak dilakukan lantaran mempunyai nilai bisnis yang lumayan. Bagi Anda yang tertarik melaksanakan budidaya bunga krisan baik sekedar hobi atau komersil, kali ini kami sajikan
Panduan Lengkap Budidaya Tanaman Hias Bunga Krisan.
Syarat Tumbuh Tanaman Krisan
Iklim Tanaman krisan membutuhkan air yang memadai, tetapi tidak tahan terhadap terpaan air hujan. Oleh lantaran itu untuk kawasan yang curah hujannya tinggi, penanaman dilakukan di dalam bangunan rumah plastik.
Untuk pembungaan membutuhkan cahaya yang lebih usang yaitu dengan santunan cahaya dari lampu TL dan lampu pijar. Penambahan penyinaran yang paling baik yaitu tengah malam antara jam 22.30–01.00 dengan lampu 150 watt untuk areal 9 m 2 dan lampu dipasang setinggi 1,5 m dari permukaan tanah. Periode pemasangan lampu dilakukan hingga fase vegetatif (2-8 minggu) untuk mendorong pembentukan bunga.
Suhu udara terbaik untuk kawasan tropis menyerupai Indonesia yaitu antara 20-26 derajat C. Toleran suhu udara untuk tetap tumbuh yaitu 17-30 derajat C. Tanaman krisan membutuhkan kelembaban yang tinggi untuk awal pembentukan akar bibit, setek diharapkan 90-95%. Tanaman muda hingga dewasa antara 70-80%, diimbangi dengan sirkulasi udara yang memadai. Kadar CO2 di alam sekitar 3000 ppm. Kadar CO2 yang ideal untuk memacu fotosistesa antara 600-900 ppm. Pada pembudidayaan tumbuhan krisan dalam bangunan tertutup, menyerupai rumah plastik, greenhouse, sanggup ditambahkan CO2, hingga mencapai kadar yang dianjurkan.
Ketinggian tempat yang ideal untuk budidaya tumbuhan ini antara 700–1200 m di atas permukaan bahari
Media Tanam Tanah yang ideal untuk tumbuhan krisan yaitu bertekstur liat berpasir, subur, gembur dan drainasenya baik, tidak mengandung hama dan penyakit. Derajat keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan tumbuhan sekitar 5,5 - 6,7.
Cara Memperbanyak Tanaman Krisan
Pembibitan Bibit diambil dari induk sehat, berkualitas prima, daya tumbuh tumbuhan kuat, bebas dari hama dan penyakit dan komersial di pasar. Pembibitan krisan dilakukan dengan cara vegetatif yaitu dengan anakan, setek pucuk dan kultur jaringan.
Tentukan tumbuhan yang sehat dan cukup umur. Pilih tunas pucuk yang tumbuh sehat, diameter pangkal 3-5 mm, panjang 5 cm, mempunyai 3 helai daun dewasa berwarna hijau terang, potong pucuk tersebut, eksklusif semaikan atau disimpan dalam ruangan cuek bersuhu udara 4 derajat C, dengan kelembaban 30 % semoga tetap tahan segar selama 3-4 minggu. Cara penyimpanan stek yaitu dibungkus dengan beberapa lapis kertas tisu, lalu dimasukan ke dalam kantong plastik rata-rata 50 stek.
Penyiapan bibit dengan kultur jaringan :
- Tentukan mata tunas atau eksplan dan ambil dengan pisau silet, stelisasi mata tunas dengan sublimat 0,04 % (HgCL) selama 10 menit, lalu bilas dengan air suling steril. Lakukan penanaman dalam medium MS berbentuk padat. Hasil penelitian lanjutan perbanyakan tumbuhan krisan secara kultur jaringan:
- Medium MS padat ditambah 150 ml air kelapa/liter ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 1,5 mg kinetin/liter, paling baik untuk pertumbuhan tunas dan akar eksplan. Pertunasan terjadi pada umur 29 hari, sedangkan perakaran 26 hari.
- Medium MS padat ditambah 150 ml air kelapa/liter ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 0,5 BAP/liter, kalus bertunas waktu 26 hari, tetapi medium tidak merangsang pemunculan akar.
- Medium MS padat ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 0,5-0.2 mg kinetin/liter ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 0,5-2,0 BAP/liter pada eksplan varietas Sandra untuk membentuk akar pada umur 21-31 hari.
Penyiapan bibit pada skala komersial dilakukan dengan dua tahap yaitu:
- Stok tumbuhan induk :
Fungsinya untuk memproduksi pecahan vegetatif sebanyak mungkin sebagai materi tumbuhan Ditanam di areal khusus terpisah dari areal budidaya. Jumlah stok tumbuhan induk disesuaikan dengan kebutuhan bibit yang telah direncanakan. Tiap tumbuhan induk menghasilkan 10 stek per bulan, dan selama 4-6 bulan dipelihara memproduksi sekitar 40-60 stek pucuk. Pemeliharaan kondisi lingkungan berhari panjang dengan penambahan cahaya 4 jam/hari mulai 23.30–03.00 lampu pencahayaan sanggup dipilih Growlux SL 18 Philip. - Perbanyakan vegetatif tumbuhan induk.
- Pemangkasan pucuk, dilakukan pada umur 2 ahad sesudah bibit ditanam, dengan cara memangkas atau membuang pucuk yang sedang tumbuh sepanjang 0,5-1 cm.
- Penumbuhan cabang primer. Perlakuan pinching sanggup merangsang pertumbuhan tunas ketiak sebanyak 2-4 tunas. Tunas ketiak daun dibiarkan tumbuh sepanjang 15-20 cm atau disebut cabang primer.
- Penumbuhan cabang sekunder. Pada tiap ujung primer dilakukan pemangkasan pucuk sepanjang 0,5-1 cm, pelihara tiap cabang sekunder hingga tumbuh sepanjang 10-15 cm.
Teknik Penyemaian Bibit
- Penyemaian di bak
Siapkan tempat atau lahan pesemaian berupa bak-bak berukuran lebar 80 cm, kedalaman 25 cm, panjang disesuaikan dengan kebutuhan dan sebaiknya kolam berkaki tinggi. Bak dilubangi untuk drainase yang berlebihan. Medium semai berupa pasir steril hingga cukup penuh. Semaikan setek pucuk dengan jarak 3 cm x 3 cm dan kedalaman 1-2 cm, sebelum ditanamkan diberi Rotoon (ZPT). Setelah tanam pasang sungkup plastik yang transparan di seluruh permukaan. - Penyemaian kultur jaringan
Bibit mini dalam botol dipindahkan ke pesemaian beisi medium berpasir steril dan bersungkup plastik tembus cahaya.
Pemeliharaan Tanaman Krisan
Untuk pemeliharaan, penyiraman dilakukan dengan sprayer 2-3 kali sehari, pasang bola lampu untuk pertumbuhan vegetatif, penyemprotan pestisida apabila tumbuhan di serang hama atau penyakit. Buka sungkup pesemaian pada sore hari dan malam hari, terutama pada beberapa hari sebelum pindah ke lapangan. Pemeliharaan pada kultur jaringan dilakukan di ruangan aseptik, sesudah bibir berukuran cukup besar, diadaptasikan secara sedikit demi sedikit ke lapangan terbuka.
Bibit stek pucuk siap dipindahtanamkan ke kebun pada umur 10-14 hari sesudah semai dan bibit dari kultur jaringan bibit siap pindah yang sudah berdaun 5-7 helai dan setinggi 7,5-10 cm.
Hama dan Penyakit Berbagai hama yang sering menjadi pengganggu pada tumbuhan hias bunga krisan:
- Ulat tanah (Agrotis ipsilon)
Gejala: memakan dan memotong ujung batang tumbuhan muda, sehingga pucuk dan tangkai terkulai.
Pengendalian: mencari dan mengumpulkan ulat pada senja hari dan semprot dengan insektisida. - Thrips (Thrips tabacci)
Gejala: pucuk dan tunas-tunas samping berwarna keperak-perakan atau kekuning-kuningan menyerupai perunggu, terutama pada permukaan bawah daun.
Pengendalian: mengatur waktu tanam yang baik, memasang perangkap berupa lembar kertas kuning yang mengandung perekat, contohnya IATP buatan Taiwan. - Tungau merah (Tetranycus sp)
Gejala: daun yang terjangkit berwarna kuning kecoklat-coklatan, terpelintir, menebal, dan bercak-bercak kuning hingga coklat.
Pengendalian: memotong pecahan tumbuhan yang terjangkit berat dan dibakar dan penyemprotan pestisida. - Penggerek daun (Liriomyza sp) :
Gejala: daun menggulung menyerupai terowongan kecil, berwarna putih keabu-abuan yang mengelilingi permukaan daun.
Pengendalian: memotong daun yang terserang, penggiliran tanaman, dengan aplikasi insektisida.
Berbagai penyakit pada tumbuhan hias bunga krisan:
- Karat/Rust
Penyebab: jamur Puccinia sp. karat hitam disebakan oleh cendawan P chrysantemi, karat putih disebabkan oleh P horiana P.Henn.
Gejala: pada sisi bawah daun terdapat bintil-bintil coklat/hitam dan terjadi lekukan-lekukan mendalam yang berwarna pucat pada permukaan daun pecahan atas. Bila serangan andal meyebabkan terhambatnya pertumbuhan bunga.
Pengendalian: menanam bibit yang tahan hama dan penyakit, perompesan daun yang sakit, memperlebar jarak tanam dan penyemprotan insektisida. - Tepung oidium
Penyebab: jamur Oidium chrysatheemi.
Gejala: permukaan daun tertutup dengan lapisan tepung putih. Pada serangan andal daun pucat dan mengering.
Pengendalian: memotong/memangkas daun tumbuhan yang sakit dan penyemprotan fungisida. - Virus kerdil dan mozaik
Penyebab: virus kerdil krisan, Chrysanhenumum stunt Virus dan Virus Mozaoik Lunak Krisan (Chrysanthemum Mild Mosaic Virus).
Gejala: tumbuhan tumbuhnya kerdil, tidak membentuk tunas samping, berbunga lebih awal daripada tumbuhan sehat, warna bunganya menjadi pucat.
Penyakit kerdil ditularkan oleh alat-alat pertanian yang terkotori penyakit dan pekerja kebun.
Virus mosaik menjadikan daun belang hijau dan kuning, kadang kala bergaris-garis.
Pengendalian: memakai bibit bebas virus, mencabut tumbuhan yang sakit, memakai alat-alat pertanian yang higienis dan penyemprotan insektisida untuk pengendalian vektor virus.
Budidaya Tanaman Krisan tidak begitu sulit untuk dilakukan. Mengingat banyak sekali manfaat dan nilai bisnis dari bunga yang satu ini, maka budidaya tumbuhan krisan sanggup Anda coba.