MINUMAN beralkohol bukan hal yang asing dan cukup gampang ditemui bahkan di warung- warung tertentu. Padahal, semestinya minuman memabukkan ini hanya bisa ditemui di tempat- daerah khusus yang mengantongi izin.
Tapi kenyataannya bukan hal sulit untuk mendapat minuman ini secara bebas di Kepri. Kondisi itu diperparah kurangnya kesadaran orang perihal ancaman alkohol bagi tubuh. Terutama kalau sudah pada tahap alcoholic. Yakni kecenderungan meminum lebih dari yang diinginkan akhir gagal berhenti meminum minuman keras atau alkohol.
Akibatnya, alkohol akan mensugesti kerja badan dan pikiran. Pengaruh alkohol juga sangat berbahaya, tak hanya dari segi kesehatan, tetapi juga menganggu pertumbuhan, menambah kondisi stres, memperlambat acara dan sanggup mengubah emosi.
Zat dalam alkohol segera menekan fungsi otak dan seberapa berat imbas yang ditimbulkannya, tergantung kadar alkohol dalam darah. Artinya, semakin tinggi kadarnya, semakin berat juga gangguan yang terjadi.
Celakanya, alkohol cenderung menjadikan toleransi. Sehingga seseorang yang secara teratur minum lebih dari dua gelas alkohol per hari, bisa mengkonsumsi alkohol lebih banyak daripada non alkoholik tanpa mengalami intoksikasi.
"Semakin usang orang meminum alkohol, biasanya dosisnya akan semakin bertambah. Sebab, kalau takaran tidak ditambah, minuman ini tidak akan menawarkan kenikmatan"jelas dr Arif Koswandi SpPD, dokter seorang hebat penyakit dalam RS Awal Bros.
Padahal, kalau minuman memabukkan itu terus-terusan dikosumsi, toksin yang dihasilkan alkohol sangat membahayakan kesehatan khususnya liver. Yakni liver akan mengalamai perlemakan, lalu bermetamorfosis hepatitis dan biasanya akan berakibat fatal yaitu sirosis hati atau pengecilan organ hati.
Tak hanya itu, tanpa disadari organ lain ibarat pankreas, otak dan sistem saraf pusat perlahan akan rusak tanpa disertai rasa sakit. Demikian juga pada perempuan hamil yang alkoholisme, sanggup melahirkan bayi autis, absurd dan keterbelakangan mental.
Jika dilihat dari prosesnya, dampak konsumsi alkohol memang dibedakan menjadi dua yakni dampak secara eksklusif dan tak langsung. Secara langsung, imbas alkohol biasanya ditandai tanda-tanda fisiologisnya ibarat bicara cadel, jalan limbung, mata jereng, muka merah, gampang murka dan tersinggung, bicara melantur, dan kehilangan kemampuan berkonsentrasi.
Sedangkan imbas tak eksklusif atau secara terakumulasi tentu saja berkaitan dengan kondisi tubuh. Yakni akhir penumpukan racun yang masuk dalam badan selanjutnya menyerang saraf. Dan dalam jangka waktu tertentu, sel-sel saraf akan mengalami kerusakan hebat.
"Dampak terburuk alkohol ialah rusaknya susunan saraf pusat. Sebab, konsumsi minuman beralkohol secara hiperbola akan menjadikan gangguan mental organik (GMO) dan berujung pada kerusakan sel-sel saraf. Kalau sudah begini tentu mental dan sikap peminum menjadi aneh atau bahkan gila,"ungkap dr Arief. (*)
Saturday, September 6, 2008