PENYAKIT jantung, pastinya bukan penyakit yang ajaib alasannya kerap terdengar dialami orang. Namun, meski cukup familiar di indera pendengaran orang awam, ternyata belum banyak orang yang terlalu peduli dengan penyakit mematikan tersebut.
Bahkan, kebanyakan orang justru jauh lebih takut dengan penyakit kanker dibandingkan penyakit yang tercatat sebagai pembunuh nomor satu di dunia ini. Tidak sedikit juga yang menganggap penyakit jantung hanyalah penyakit orang tua, orang kaya atau orang dengan riwayat keluarga menderita penyakit jantung.
Padahal, fenomena tersebut ketika ini telah berubah mengingat banyak kalangan muda bahkan berusia belasan yang terkena serangan jantung.
Meski ada seratusan lebih jenis penyakit jantung, tapi penyakit jantung koroner yaitu yang paling banyak dialami masyarakat dunia termasuk Indonesia. Terlebih, ada banyak faktor pemicu yang bisa memperparah kondisi jantung penderitanya.
"Ada banyak faktor risiko yang sanggup memicu penyakit jantung koroner. Di antaranya diabetes, hipertensi, usia di atas 45 tahun, kolesterol tinggi, obesitas, kurang olahraga, keturunan, stres, serta referensi hidup tak sehat,"ungkap dr Stanley Panggabean SpJP FIHA, dokter seorang andal jantung dan pembuluh darah RS Awal Bros (RSAB) Batam.
Dan dari sekian faktor pemicu yang bisa mengakibatkan penyakit jantung, perubahan gaya hidup melalui sikap tidak sehat menunjukkan bantuan yang cukup besar terhadap derita jantung koroner.
Sebut saja, banyak mengonsumsi masakan siap saji (fast food) dengan kadar lemak jenuh tinggi, merokok, banyak minum minuman beralkohol, kerja berlebihan, kurang olahraga, ataupun stres. Begitu juga dengan kebiasaan menerapkan referensi hidup sedentary atau malas bergerak.
Penyakit jantung koroner itu sendiri terjadi tanggapan penyempitan pembuluh darah koroner yang mengakibatkan terganggunya fatwa darah dan suplai oksigen ke jantung. Kebanyakan terjadi alasannya atherosclerosis atau pengerasan pembuluh darah.
Mengenai tanda-tanda klinis yang menyertai penyakit ini antara lain, nyeri dada yang bisa menjalar ke lengan kiri, leher sampai tembus ke punggung. Terkadang juga disertai sesak dan berdebar-debar. Namun, pada kondisi tertentu, muncul tanda-tanda yang tidak terlalu spesifik yakni kembung maupun mencret. Bahkan, tidak sedikit yang menganggap tanda-tanda awal itu sebagai tanda-tanda masuk angin biasa.(*)
Bakar Lemak Lewat Olahraga Teratur MESKI masuk kategori penyakit mematikan, tapi penyakit jantung koroner merupakan jenis penyakit yang bisa dicegah. Artinya, dengan referensi hidup yang lebih baik, setiap orang niscaya bisa menghindari terkena penyakit ini.
"Jika melihat dari faktor risiko penyakit jantung koroner, pencegahan bisa dibedakan dalam dua jenis sesuai faktor risiko yang bisa memicunya,"ungkap dr dr Stanley Panggabean, SpJP, FIHA, dokter seorang andal jantung dan pembuluh darah RS Awal Bros Batam.
Keduanya yakni faktor risiko yang bisa dimodifikasi dan tidak bisa dimodifikasi. Untuk faktor risiko yang tak bisa dimodifikasi menyerupai faktor umur dan genetik, orang bersangkutan pastinya harus lebih hati-hati dalam menjalani referensi hidup guna memperkecil kemungkinan terjangkit penyakit jantung koroner.
Sementara, untuk faktor risiko yang bisa dimodifikasi bisa dicegah dengan menghindari faktor aktivis yang bisa memicu munculnya penyakit mematikan itu. Berhenti merokok, mengurangi masakan berkolesterol tinggi, tidak mengonsumsi minuman beralkohol, menjaga berat badan, rajin melaksanakan medical check up dan sebagainya, merupakan langkah positif yang bisa diambil untuk mencegah penyakit ini.
"Olahraga juga bisa membantu mencegah penyakit jantung koroner. Sebab, melalui olahraga teratur, lemak jenuh yang bisa menyumbat pembuluh darah bisa dibakar sehingga tidak lagi membahayakan. Namun begitu, olahraga saja tidak cukup tanpa diimbangi penjagaan masakan serta menerapkan referensi hidup sehat,"jelas dr Stanley.
Itu karena, tidak sedikit yang beranggapan bahwa semua persoalan akan final bila kita rajin berolahraga. Sehingga, seseorang kerap mengabaikan penerapan referensi hidup sehat yang bekerjsama mempunyai tugas penting untuk kesehatan tubuh.
"Pemilihan jenis olahraga juga tak boleh diremehkan. Khususnya bagi yang berusia di atas 40 tahun. Sebab, olahraga terlalu berat apalagi kalau yang bersangkutan menderita penyakit tertentu bisa membahayakan jiwa,"katanya.
Olahraga menyerupai berjalan, jogging, berenang atau bersepeda bisa jadi alternatif pilihan bagi orang yang berusia di atas 40 tahun. Olahraga tersebut bisa dilakukan tiga kali seminggu dengan durasi antara 25 sampai 30 menit. Hal itu menurut perkiraan lemak jenuh akan terbakar sehabis 30 menit.
"Bagi yang menderita penyakit tertentu atau sudah berusia di atas 40 tahun sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum menentukan jenis olahraga yang akan dijalani,"sarannya. (*)
Jaga Pola Makan dan Stop Merokok PENYAKIT jantung koroner memang bisa menyerang kapan saja dan di mana saja. Bahkan, bila sudah masuk kategori parah, ketika seseorang sedang istirahat dan tidak sedang beraktivitas pun bisa terjangkit penyakit tersebut.
Namun sebenarnya, penyakit tersebut bukan muncul secara simsalabim tanpa disertai tanda-tanda awal maupun proses yang panjang. Terlebih, pada beberapa kasus tertentu, ada yang tidak menyertakan tanda-tanda khas menyerupai nyeri dada maupun sesak nafas.
Nah, sebelum Anda mengalami penyakit yang tak pandang bulu dalam menyerang tersebut, tak ada salahnya mempelajari beberapa tips berikut ini:
1. Bagi Anda yang berusia di atas 40 tahun, sudah saatnya mulai mengubah gaya hidup dan referensi makan tak sehat. Sebut saja dengan mengurangi asupan lemak tak jenuh ataupun garam. Hindari juga minuman beralkohol.
2. Stop merokok kini juga. Bagi yang tidak merokok hindari lingkungan yang dipenuhi asap rokok. Sebab, asap rokok sanggup menjadikan terjadinya penumpukan partikel pembekuan darah yang berujung pada terjadinya penyempitan pembuluh darah.
3. Perbanyak olahraga yang diubahsuaikan dengan usia dan kemampuan tubuh. Olahraga secara rutin dan teratur akan membantu memperabukan lemak dan menciptakan tubuh menjadi lebih segar.
4. Perbanyak konsumsi masakan berserat menyerupai sayur-sayuran dan buah-buahan. Selain serat, sayur dan buah juga mengandung vitamin yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh.
5. Jauhi stres. Sebab, stres akan memicu hormon adrenalin yang berakibat pada tingginya tekanan darah yang pastinya berbahaya untuk kesehatan jantung Anda.
6. Jaga berat tubuh biar selalu ideal. Bagi penderita obesitas atau kelebihan berat badan, segera konsultasikan persoalan tersebut pada dokter dan andal gizi. Sebab, obesitas sanggup memicu penyakit jantung koroner.
7. Kehadiran teknologi memang memudahkan setiap orang. Namun, jangan mau diperbudak teknologi sehingga menjadi enggan beranjak dari bangku untuk melaksanakan acara yang bisa mengeluarkan energi.
8. Lakukan medical check up secara rutin. Khususnya bagi yang mempunyai faktor resiko tinggi menyerupai genetik dan umur. Lewat check up itu akan diketahui secara niscaya kondisi tubuh termasuk jantung.(*)
Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner (PJK): * Gender (Laki-laki)
* Kegemukan (Obesitas)
* Kencing Manis (Diabetes Mellitus)
* Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
* Pengapuran Pembuluh Darah (Atherosclerosis)
* Hiperkolesterol
* Asam Urat (Hiperuricemia)
* Merokok
* Keturunan (genetik)
* Pola makan yang tidak seimbang.(net)
Hati-hati Jika Anda Mengalami Keluhan Ini: 1. Rasa tidak lezat dada sebelah kiri dan bisa menjalar ke lengan kiri, leher sampai tembus ke punggung.
2. Pegal-pegal dan kesemutan, mulai dari punggung sebelah kiri menjalar ke ujung jari sebelah kiri.
3. Sakit di sebelah kiri terutama ketika melaksanakan aktifitas atau beristirahat.
4. Cepat merasa letih dan sesak nafas terutama ketika melaksanakan aktifitas.(net)