OBESITAS atau yang lebih dikenal dengan istilah kegemukan, bukanlah hal yang terasa asing di telinga. Sebab, belakangan ini semakin gampang menemukan orang dengan kondisi tubuh yang tertutup lemak dengan ukuran yang jauh lebih besar dibandingkan ukuran normal.
Pertambahan penderita obesitas yang kian signifikan bukan satu hal yang tak beralasan. Sebab, perubahan gaya hidup yang menyukai segala sesuatu yang serba instan punya andil cukup besar terhadap terjadinya obesitas.
Jika dilihat dari dampak yang sanggup dimunculkan obesitas, penyakit ini tak hanya akan menciptakan seseorang menjadi tidak nyaman dari sisi penampilan tapi juga berpotensi mengalami komplikasi banyak sekali penyakit mematikan.
Sebab, timbunan lemak berlebih di bawah diafragma dan dalam dinding dada sanggup menekan paru-paru. Sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melaksanakan kegiatan ringan.
Gangguan pernafasan sanggup juga terjadi dikala tidur dan menimbulkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (sleep apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.
Dan yang lebih mengerikan, obesitas meningkatkan resiko terjadinya sejumlah penyakit menahun yang mematikan.
"Jika obesitas atau kegemukan tidak diperhatikan jauh-jauh hari, maka penyakit ini akan merambat ke organ tubuh lainnya. Kalau terlambat ditangani, sanggup menjadikan aneka komplikasi penyakit pada organ tubuh lain," terperinci dr Afdhalun A Hakim SpJP, dokter seorang andal jantung dan pembuluh darah RS Otorita Batam.
Sebut saja diabetes mellitus, hipertensi, jantung, stroke, coronary artery disease, tekanan darah tinggi, kolesterol yang tinggi, ginjal, dan gallbladder disorders, kerikil kandung empedu dan kerikil kandung kemih, gout atau asam urat dan artritis gout, osteoartritis, dan sebagainya.
Melihat besarnya resiko yang sanggup terjadi dikala seseorang mengalami obesitas, hal penting yang harus dilakukan pastinya yaitu membuang lemak berlebih dan menurunkan berat tubuh yang menjadi penyebab munculnya obesitas.
Sebab, walau lemak sangat diharapkan tubuh untuk menyimpan energi, sebagai penyekat panas, sebagai penyerap guncangan dan sebagainya, tapi jikalau jumlahnya hiperbola sanggup membahayakan kesehatan. Sehingga, jumlahnya harus selalu berada di ambang batas normal.
Pembatasan asupan kalori dan peningkatan kegiatan fisik merupakan komponen yang paling penting dalam pengaturan berat badan. Keduanya juga penting untuk mempertahankan berat tubuh sehabis terjadi penurunan berat badan.
Penting juga melaksanakan perubahan dalam contoh kegiatan fisik dan mulai menjalani kebiasaan makan yang sehat. Diet juga harus dilakukan secara kondusif dan memenuhi semua kebutuhan harian yang dianjurkan mirip vitamin, mineral dan protein. Diet untuk menurunkan berat tubuh juga harus rendah kalori. Program penurunan berat tubuh harus diarahkan pada penurunan berat tubuh secara perlahan dan stabil.
"Walaupun diet merupakan terapi jitu yang sanggup mengurangi dan mencegah obesitas. Namun sebaiknya, diet yang dilakukan tetap disertai konsultasi dokter. Karena diet yang sembarangan akan membahayakan tubuh dan menciptakan fungsi tubuh tak sanggup berjalan normal," ungkap dr Afdhalun.
Terlebih, tak jarang ada diet dan olahraga yang memerlukan obat untuk membantu tubuh mengikuti keadaan dengan kebiasaan gres tersebut. Sehingga, memutuskan untuk mengatur sendiri diet yang terlalu ketat tanpa panduan dokter atau andal gizi justru sanggup menimbulkan tubuh kekurangan nutrisi. Selain itu, uaya mengonsumsi obat-obatan pelangsing tubuh yang dijual secara bebas juga tidak selalu aman. (*)
Konsumsi Fast Food Perparah Obesitas BICARA wacana faktor penyebab obesitas, bekerjsama ada cukup banyak faktor yang menyebabkannya. Artinya, faktor keturunan atau genetik bukanlah penyebab utama obesitas. Sebab, masih ada sejumlah faktor lain mirip faktor lingkungan, psikis, kesehatan, perkembangan, dan kegiatan fisik.
"Obesitas yang disebabkan faktor genetik hanya sebesar 33 persen saja. Sedangkan 67 persennya, lebih banyak disebabkan faktor lingkungan dan diri sendiri. Yakni disebabkan jumlah kuliner yang dikonsumsi dan kurangnya olahraga," terperinci dr Afdhalun A Hakim SpJP, dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah RS Otorita Batam.
Pola makan masyarakat perkotaan yang tinggi kalori dan lemak serta rendah serat, disinyalir semakin memicu bertambahnya jumlah penderita kegemukan dan obesitas. Apalagi diperparah kegemaran orang mengonsumsi fast foods sebagai dampak cita-cita serba instan akhir kesibukan tanpa diimbangi olahraga yang cukup. Alhasil terjadi penimbunan lemak yang berlebih.
Selain contoh hidup, faktor psikis juga mensugesti pikiran seseorang yang akan bereaksi terhadap emosi dan mendorongnya untuk makan. Ada dua contoh makan gila yang sanggup menimbulkan obesitas yaitu makan dalam jumlah sangat banyak dan makan di malam hari atau sindroma makan pada malam hari. Keduanya biasa dipicu rasa stres dan kekecewaan.
Penyebab lain yang juga sanggup menimbulkan obesitas yaitu adanya penyakit yang diderita. Sebut saja, penyakit hipotiroidisme, sindroma cushing, sindroma prader-willi dan sebagainya.
Atau seseorang sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu yang mempunyai dampak peningkatan berat badan.
Kurangnya kegiatan fisik kemungkinan juga menjadi penyebab utama meningkatnya angka insiden obesitas di tengah masyarakat yang makmur. Orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung mengkonsumsi kuliner kaya lemak dan tidak melaksanakan kegiatan fisik yang seimbang, tentu saja akan mengalami obesitas.
Selain penyebab yang multifaktor, obesitas juga dibedakan menjadi tiga kategori yang berbeda menurut kelebihan berat tubuh yang dialami.
Bagi orang yang mengalami kelebihan berat tubuh berkisar antara 20 sampai 40 persen, obesitas yang dialami masih dalam kategori ringan. Selanjutnya, dikatakan obesitas sedang jikalau berat tubuh seseorang mengalami kelebihan antara 41 sampai 100 persen.
Dan yang paling parah yaitu obesitas berat dengan kelebihan tubuh lebih dari 100 persen. Dari kebanyakan masalah yang ada, ditemukan sebanyak 5 persen penderita obesitas berat di antara orang-orang yang gemuk.
Dibandingkan pria, perempuan rata-rata mempunyai lemak tubuh yang lebih banyak. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat tubuh yaitu sekitar 25 sampai 30 persen pada perempuan dan 18 sampai 23 pada pria. Artinya, perempuan dengan lemak tubuh lebih dari 30 pesen dan laki-laki dengan lemak tubuh lebih dari 25 persen dianggap mengalami obesitas.
Selain jumlah lemak yang ditimbun, lokasi penimbunan dan contoh penyebaran lemak pada tubuh laki-laki dan perempuan berbeda. Wanita cenderung menimbun lemaknya di pinggul dan bokong sehingga memberi citra mirip bentuk buah pir. Sedangkan laki-laki biasanya lemak ditimbun di sekitar perut sehingga memberi citra mirip bentuk buah apel.
Dibandingkan bentuk pir, penimbunan lemak ibarat buah apel yang menumpuk di serpihan perut lebih berbahaya dan rentan memunculkan penyakit mematikan. (*)
Tips Kurangi Berat Badan SETIAP orang niscaya tak ingin 'terjebak' dalam tubuh yang gemuk bahkan sampai taraf obesitas. Tak hanya akan memengaruhi rasa percaya diri dalam lingkungan sosial, kegemukan mempunyai imbas jelek terhadap kesehatan secara keseluruhan.
Sehingga, cara yang paling sempurna yaitu dengan menjaga berat tubuh semoga tetap berada dalam batas normal atau segera menurunkannya jikalau melebihi ambang normal. Meski bukan kasus mudah, tapi bila seseorang mempunyai cita-cita berpengaruh untuk menurunkan berat badan, hal tersebut bukan hal mustahil.
Sebab, hal-hal kecil yang kerap dianggap sepele, ternyata mempunyai andil besar terhadap peningkatan berat tubuh secara drastis.
Nah, bagi Anda yang memang telah berkomitmen ingin menjaga berat tubuh dalam ambang normal, tak ada salahnya untuk segera mengubah contoh hidup sehari-hari. Baik pengaturan contoh makan ataupun melaksanakan kegiatan yang sanggup membantu pembakaran lemak berlebih.
Lantas, apa saja yang sanggup Anda lakukan? Berikut beberapa tips yang sanggup menjadi panduan:
1.Cobalah memakai tangga untuk mencapai ketinggian dua lantai. Dibandingkan memakai elevator, kegiatan ini akan memperabukan kelebihan kalori pada tubuh Anda.
2.Gunakanlah sepeda untuk mengunjungi rumah sobat atau kerabat yang hanya berjarak beberapa blok dari rumah Anda, daripada memakai mobil.
3.Jika tetap harus memakai mobil, cobalah memarkirnya beberapa meter dari kawasan tujuan, semoga Anda sanggup sedikit berjalan.
4.Biasakan untuk berolahraga ringan selama 30 menit per sesi, dengan frekuensi tiga kali seminggu.
5.Cegahlah penggunaan remote kontrol dikala menikmati program televisi atau hiburan musik dari sound system kesayangan Anda. Sedikit gerak dikala mengganti susukan televis akan lebih menyehatkan tubuh Anda.
6.Makanlah dikala mulai merasa lapar, dan berhentilah makan sebelum kekenyangan. Hindari perilaku hiperbola dalam mengonsumsi makanan. Ingatlah, setiap kelebihan kalori akan disimpan dalam bentuk lemak tubuh dan berpotensi menjadi sumber penyakit.
7.Jika Anda menginginkan kudapan pada waktu senggang, pilihlah buah-buahan untuk menggantikan kudapan siap saji. Biasanya kuliner ini mengandung kalori dan pelengkap lemak yang tinggi.
8.Hentikan kebiasaan mengudap kudapan dikala menonton tayangan televisi, alasannya Anda akan kesulitan mengontrol jumlah kalori yang masuk melalui kuliner tersebut. (*/net)