CAMPAK merupakan satu penyakit yang cukup familiar di pendengaran kita. Sebab, penyakit yang ditandai dengan munculnya bercak-bercak merah pada sekujur tubuh ini cukup banyak dialami oleh orang khususnya anak-anak. Dan Batam merupakan wilayah yang mempunyai perkara campak tidak mengecewakan tinggi.
Meski sekilas terlihat tidak berbahaya dan sanggup sembuh sendiri, tetapi komplikasi yang disebabkan serangan virus campak ternyata berbahaya dan mematikan. Terutama bila penderita mengalami abses tertentu.
"Komplikasi virus campak akan sanggup dialami seseorang bila daya tahan tubuh yang bersangkutan lemah atau sedang terinfeksi penyakit tertentu," ungkap dr Retno M Laila SpA, dokter seorang andal anak Klinik Griya Medika Batam.
Beberapa komplikasi yang sanggup timbul jawaban serangan virus campak antara lain pneumonia (radang paru-paru), abses telinga, neuritis (radang pada syaraf), artritis (radang sendi) dan ensefalitis (radang otak) yang sanggup menimbulkan kerusakan otak yang permanen.
"Bahaya lain dari serangan virus campak ialah terjadinya dehidrasi. Kasus kehilangan cairan tubuh ini cukup banyak dialami bawah umur sebagai jawaban serangan diare hebat selama terpapar virus campak," katanya.
Untuk mencegah komplikasi, penderita campak sanggup diberikan obat penurun panas dan minum banyak air biar tidak dehidrasi. Sebab, terjadinya demam atau kehilangan cairan tubuh berkepanjangan menimbulkan peluang munculnya komplikasi penyakit lain yang buntutnya sanggup menjadikan kematian.
"Bagi penderita campak yang telah terkena abses serta berpeluang menimbulkan komplikasi sanggup diatasi dengan kontribusi antibiotik. Dengan catatan komplikasi tersebut diketahui semenjak dini," ungkapnya.
Yang tak kalah penting diperhatikan ketika seseorang terpapar campak ialah asupan nutrisi yang cukup untuk tubuh. Begitu juga dengan penjagaan cairan tubuh. Sebab, kedua hal tersebut sangat berperan pada proses penyembuhan dari serangan virus ini. (*)
Sembuh Sendiri kalau Tanpa Komplikasi BAGI penderita campak atau mempunyai anak yang terpapar campak bekerjsama tak perlu panik sepanjang penyakit tersebut tidak diikuti oleh komplikasi penyakit tertentu. Sebab, lantaran sifatnya self limited disease atau penyakit yang sembuh sendiri, bila tak terjadi komplikasi, penyakit ini akan segera hilang sehabis daya tahan tubuh penderita pulih.
"Jika disadari semenjak dini, penanganan campak akan lebih gampang dibandingkan apabila penanganan yang dilakukan sudah memasuki tahap komplikasi. Sebab, campak itu sendiri mempunyai beberapa stadium yang setiap tahapnya diharapkan penanganan yang berbeda," terang dr Retno M Laila SpA, dokter seorang andal anak Klinik Griya Medika Sei Panas.
Campak sendiri terdiri dari tiga stadium atau tiga tahapan antara lain stadium awal atau rodrumal, erupsi, dan konvalecensi. Dan dalam setiap tahap tanda-tanda yang diperlihatkan juga berbeda-beda. Begitu juga ancaman yang sanggup ditimbulkannya.
Untuk stadium awal atau rodrumal, tanda-tanda yang ditunjukkan penderita masih seolah-olah dengan sakit biasa. Misalnya tubuh terasa kurang enak, lemah, nafsu makan turun, serta demam. Dan dalam tahapan ini ada ciri khas yang ditunjukkan bila seseorang terpapar campak. Yakni terjadinya hyper sekresi pada lapisan mukosa.
"Munculnya hyper sekresi ini ditandai dengan mata memerah, diare serta munculnya bercak pada selaput mukosa. Hanya saja keberadaan bercak ini harus diperiksa secara khusus atau tak sanggup dilihat secara kasat mata," ungkap Retno.
Sementara stadium tahap kedua atau erupsi biasanya terjadi pada hari ke empat semenjak terpaparnya virus campak. Pada fase ini biasanya demam semakin tinggi dan mulai muncul bercak merah pada kulit. Bercak mula-mula timbul di pipi di bawah pendengaran yang kemudian menjalar ke muka, tubuh dan anggota tubuh lainnya.
Pada stadium akhir, serangan biasanya mulai mereda atau bercak mulai menghilang. Hanya saja, pada tahap ini akan diikuti hyper pigmentasi atau munculnya bercak hitam pada kulit penderita. (*)
Hindari Kontak Langsung dengan Penderita VIRUS campak atau biasa disebut morbili merupakan jenis virus yang sangat gampang menular. Sehingga, kita harus lebih berhati-hati ketika berada di erat orang yang sedang terkena campak.
Adapun cara penularannya ialah melalui udara atau kontak eksklusif dengan penderita, contohnya menyentuh, mencium, atau menghirup udara yang terkontaminasi dengan virus dari batuk dan bersin penderita. Tak heran bila virus campak menyebar dengan cepat.
"Karena virus ini bersifat akut dan gampang menular, biar tidak tertular sebaiknya kita menghindari kontak eksklusif dengan penderita. Misalnya kalau ada anak yang terpapar virus ini sebaiknya tidak masuk ke sekolah sehingga tidak menularkan virus pada orang lain," ungkap dr Retno M Laila SpA.
Cara lain menghindarkan diri dari serangan campak ialah melalui pencegahan semenjak dini. Yakni melalui imunisasi yakni imunisasi campak mulai usia sembilan bulan pada tahap pertama dan usia enam tahun pada tahap kedua.
"Meskipun tidak sanggup melindungi diri 100 persen tetapi setidaknya kontribusi imunisasi sanggup menjadi pelindung diri ketika berada di lingkungan yang rentan terpapar campak. Karenanya bagi orangtua yang mempunyai anak sebaiknya segera memperlihatkan proteksi melalui imunisasi," kata Retno.
Perlindungan juga sanggup diberikan dengan memperlihatkan vitamin A pada anak. Sebab, vitamin ini mempunyai fungsi memperbaiki epitel. Hal ini lantaran virus campak lebih banyak menyerang jaringan epitel atau selaput lendir. (*)