SETIAP orang pastinya nggak mau kan digosipkan atau difitnah dengan kabar-kabar yang buruk dan sama sekali nggak sesuai ama diri kita yang sebenarnya? Apalagi, kalo si penyebar gosip dan fitnah itu yaitu temen dekat kita yang notabene menjadi daerah curhat dan sharing perihal banyak sekali hal.
Tapi, ternyata nggak sedikit juga lho yang jadi korban gosip miring dengan pelaku penyebar gosip justru temen dekat sendiri. Pastinya sakit bangetlah....
Misalnya aja Nona (bukan nama sebenarnya). Cewek berumur 18 tahun ini ngaku punya tiga orang sahabat. Hanya saja, walau bertemen akrab, tapi salah satu dari tiga sahabatnya itu ada yang suka ngomongin buruk alias bergosip di belakang Nona. Mendengar gosip itu pastinya menciptakan Nona kesel.
Menurut Mbak Dinuriza Lauzi, Psikolog Kota Batam, memang ada beberapa alasan kenapa seseorang hingga tega menjelek-jelekkan temen sendiri atau oranglain di belakang orang
bersangkutan.
Di antaranya, alasannya yaitu kurang komunikasi yang efektif antara orang yang digosipkan ama yang menggosipkan, munculnya rasa cemburu, sirik ataupun kurang rasa percaya diri seseorang. Dan kalo dibiarkan, perasaan negatif itu akan memunculkan impian 'menjatuhkan' oranglain dengan cara menjelek-jelekkannya di depan oranglain.
Perbedaan status sosial, tingkat prestasi, kondisi fisik atau faktor lain yang terjadi secara signifikan biasanya berpotensi memunculkan sikap negatif dan ingin menjatuhkan oranglain. Salah satu caranya ya lewat menyebar gosip yang berisi kejelekan orang yang dicemburui itu.
"Kurangnya komunikasi yang efektif akan menciptakan seseorang cenderung kurang memahami oranglain secara utuh atau nggak tau sifat yang sebenarnya. Hal itulah yang kadang memicu seseorang melaksanakan hal negatif ibarat membicarakan kejelekan orang tersebut dan sebagainya,"kata Mbak Nissa.
Karenanya, penting bagi kalian untuk memahami oranglain termasuk temen secara deket. Terutama orang yang menciptakan kita cemburu atau iri. Sebab, yang selama ini terjadi, orang justru cenderung menjauhi orang ketika merasa iri. Dengan begitu, kalian nggak bakal ikutan menjelekkan oranglain.
"Yang paling penting, selalu tanamkan pikiran positif dalam diri kita serta melihat persoalan dari banyak sekali sudut pandang. Dengan begitu kita pastinya nggak bakalan simpel terpancing emosi yang berujung pada sikap negatif,"kata Mbak Nissa.
Sebab, kalo kita terpancing, maka persoalan akan makin runyam. Sebaliknya, nggak ada salahnya Youngsters justru menanamkan kebaikan pada temen yang nyebarin gosip atau fitnah perihal kita. Misalnya aja ngajak ia pulang bareng atau mentraktir makan, dan sebagainya.
Walau bakal sulit dilakukan, tapi imbas yang sanggup didapat akan jauh lebih baik dibandingkan kalo kita menanggapi persoalan dengan luapan emosi.
"Lewat kebaikan yang kita tanamkan, justru akan menciptakan oranglain menyadari bahwa kita nggak seburuk apa yang didengungkan ama temen kita. Makara nggak perlu dengan emosi kan?"kata Mbak Nissa. (*)
Perbanyak Temen dan Aktivitas Baru MENJADI korban gosip dan gosip yang nggak terang arahnya, niscaya bete banget kan? Apalagi, kalo gosip itu disebarin temen sendiri yang semestinya menjadi penjaga belakang layar atau jadi orang yang selalu membela sobat di hadapan oranglain.
Tak cuma bakal bikin gerah waktu ketemu penyebar gosip, tapi Youngsters pastinya juga akan ngerasa nggak yummy hati waktu ketemu oranglain. Misalnya aja alasannya yaitu takut temen lain percaya gosip nggak yummy yang menimpa kalian.
Lalu, gimana dong cara mengatasi semoga kita nggak bete dan kepikiran ama gosip yang lagi menimpa kita? Secara, gosip miring yang sama sekali nggak ibarat dipikirkan orang pastinya sangat mengganggu pikiran kan?
"Biar kita nggak terlalu mikirin persoalan yang lagi menimpa kita, nggak ada salahnya kita memperbanyak kegiatan gres yang sifatnya positif. Misalnya les piano, basket, renang, dan sebagainya,"jelas Mbak Dinuriza Lauzi atau yang dekat disapa Mbak Nissa.
Banyaknya kegiatan itu pastinya bakal bikin kita nggak ada waktu memikirkan gosip bahkan sanggup menghilangkan pikiran negatif terkait berkembangnya gosip yang isinya menjelek-jelekkan kita. Selain itu, kegiatan gres yang kalian jalani, pastinya akan memperlihatkan manfaat lebih di masa mendatang. Misalnya aja, bertambahnya wawasan maupun ketrampilan di banyak bidang.
"Memperbanyak sobat juga sanggup jadi pilihan menghilangkan kekesalan akhir berkembangnya gosip miring. Dan seiring bertambahnya sobat yang kita miliki, menciptakan kita nggak hanya akan terfokus pada satu sobat saja,"ungkapnya.
Kalo kita cuma punya satu temen dan ternyata temen itu justru menjelek-jelekkan kita di belakang alias bergosip, otomatis kalian akan sulit 'membela diri'. Sebab, nggak ada orang lain yang mengenal kita secara dekat sedekat temen kita itu.
Lain ceritanya kalo kita punya banyak temen. Sewaktu kalian jadi korban gosip, temen lain yang berada di sekitar Youngsters pastinya akan sanggup menilai sendiri aksara serta kepribadian orisinil Youngsters. Dengan begitu Youngsters nggak perlu repot-repot menjelaskan ke semua orang kalo gosip miring yang beredar itu sama sekali nggak benar kan? (*)
Jangan Justru Siram Minyak di Atas Api SELAIN korban gosip dan fitnah, pihak lain yang bakalan ngerasa nggak yummy hati yaitu orang yang 'terjebak' di dalam konflik dua orang temen. Soalnya, nggak jarang orang bersangkutan bakal menjadi 'keranjang sampah' daerah menumpahkan kekesalan.
Akhirnya, orang bersangkutan akan merasa serba salah. Nggak tahu harus gimana atau membela siapa. Kalo bela si A, balasannya si B marah. Begitu pula sebaliknya.
"Terjebak konflik dua orang temen emang nggak yummy banget. Tapi yang paling penting, jangan justru menjadi pemanas korelasi yang sedang memanas. Ibaratnya, jangan menyiram minyak ke atas api,"ungkap Mbak Nissa.
Memanaskan suasana itu sanggup terjadi lewat komentar-komentar negatif yang mengamini kata-kata penyebar gosip dan fitnah atau bahkan membumbui dengan hal-hal lain. Nggak cuma bakal bikin persoalan jadi runyam, hal itu nantinya malah sanggup jadi bumerang bagi kita lho.
Sebut aja, kita yang justru dituduh yang berbagi gosip atau fitnah. Bisa aja kan? Sama temen lain sanggup menfitnah, kenapa sama kita nggak bisa?
"Akan lebih baik, kalo kita menjadi pendengar yang baik dan mendengarkan curhat temen tanpa memperlihatkan komentar. Tapi, sesekali liat juga persoalan tersebut dari sudut pandang yang lebih obyektif. Misalnya dengan meyakinkan diri apakah memang komentar temen itu bener atau nggak,"jelas Mbak Nissa. (*)