BENCANA atau peristiwa alam bukanlah sesuatu yang direncanakan dalam hidup. Karena insiden ini selalu tiba tanpa permisi dan eksklusif menghampiri siapa saja yang sedang tidak beruntung.
Dan dalam menghadapi setiap musibah, contohnya kecelakaan, sakit, atau perjuangan bangkrut, dana merupakan salah satu hal penting yang sangat diharapkan untuk mengatasi permasalahan. Artinya, jikalau seseorang tidak siap dengan dana cadangan ataupun dana tabungan, bisa dibayangkan bagaimana sulitnya mencari sumber dana untuk mengatasi dilema yang terjadi.
Begitu juga ketika seorang pekerja harus kehilangan pekerjaan yang menjadi sumber penghasilan keluarga. Misalnya karena pemutusan relasi kerja (PHK) atau karena pekerja yang bersangkutan keluar (resign) dari pekerjaannya.
Masa senggang yang terjadi antara waktu keluar dari pekerjaan hingga mendapat pekerjaan gres niscaya akan membutuhkan dana sebagai biaya hidup sehari-hari. Dan biaya hidup tersebut bisa diambilkan dari dana cadangan.
"Jika pekerja keluar karena PHK masih bisa tertolong dengan santunan uang pesangon dari perusahaan. Meskipun bergotong-royong tidak akan bisa sepenuhnya mencukupi. Lantas bagaimana jikalau pekerja keluar karena kemauannya sendiri, pesangon yang sanggup dijadikan biaya hidup tak akan didapatkan. Sehingga, ketersediaan dana cadangan sangat penting," kata Riginoto Widjaya, Praktisi Keuangan Kota Batam.
Tidak tersedianya dana cadangan juga bisa mengganggu investasi yang dimiliki seseorang. Misalnya tabungan yang seharusnya dipakai untuk membeli barang cita-cita ibarat mobil, alat elektronik dan sebagainya, bisa saja terpakai ketika terdesak karena tak punya dana cadangan. Kalau sudah begitu, cita-cita mendapat sesuatu akan semakin jauh dari angan-angan.
Mengenai besarnya dana yang harus disiapkan sebagai dana cadangan, hal tersebut cukup fleksibel tergantung kondisi riil di lapangan. Mulai dari kestabilan pekerjaan seseorang hingga kemampuan orang bersangkutan mencari pekerjaan kembali sesudah kehilangan pekerjaan lama.
Hanya saja, para pakar selalu menyarankan besarnya dana cadangan minimal enam kali dari pengeluaran bulanan seseorang. Jumlah tersebut bisa diperbesar atau diperkecil sesuai tingkat kestabilan pekerjaan seseorang. Jika posisi pekerjaan belum stabil ada baiknya menambah jumlah dana cadangan hingga 12 kali pengeluaran rata-rata per bulan.
"Kemampuan diri atau daya saing seseorang juga menjadi faktor penentu besarnya dana cadangan yang dibutuhkan. Bila yang bersangkutan memang merasa bisa cepat mendapat kembali pekerjaan gres sesudah keluar dari yang lama, maka dana cadangan bisa diperkecil. Sebab, pekerjaan gres akan menunjukkan sumber penghasilan pengganti yang lama," jelasnya. (*)
Bisa Ditabung atau Investasi Jangka Pendek
MENGINGAT dana cadangan merupakan dana yang memang dialokasikan sebagai biaya ketika darurat atau emergency, cara penyimpanannya pun harus dilakukan dalam bentuk yang gampang ditarik sewaktu-waktu. Sebab, bila dana tersebut dijadikan modal investasi jangka panjang, bisa-bisa ketika diharapkan dana justru tidak tersedia dengan cepat.
"Cara efektif untuk menyimpan dana cadangan yaitu dalam bentuk tabungan. Sebab, tabungan cukup gampang ditarik sewaktu-waktu. Kalau ingin mendapat sedikit keuntungan, investasi dalam bentuk deposito juga sanggup dijadikan alternatif," ujar Riginoto Widjaya, Praktisi Keuangan Kota Batam.
Selain tabungan serta deposito berjangka, Reksa Dana Pasar Uang, obligasi pemerintah, serta Sertifikat Bank Indonesia bisa juga menjadi pilihan. Sebab, jenis investasi ini juga relatif kondusif dan mempunyai jangka waktu investasi pendek.
Hanya saja, dengan tingkat suku bunga yang turun terus, orang seringkali termakan untuk menempatkan dana cadangan ini ke dalam investasi berisiko tinggi, itulah sebabnya orang sulit membentuk dana cadangan. Karenanya, sebisa mungkin jangan hingga termakan memakai dana cadangan untuk kepentingan lain di luar kepentingan mendesak.
"Investasi melalui pembelian emas bisa juga menjadi alternatif. Dan jikalau suatu ketika membutuhkan dana segar secara cepat, sanggup menggadaikan emas tersebut sebagai sumber dana. Hanya saja, bila jumlah emas yang dimiliki cukup banyak sebaiknya disimpan memakai jasa bank," katanya. (*)
Tips Menyimpan Dana Cadangan
SELAIN menyediakan dana yang akan dialokasikan sebagai dana cadangan, masih ada lagi yang harus dilakukan yakni menentukan kawasan menyimpan dana tersebut. Sebab, bila pemilihan lokasi penyimpanan kurang benar, kita sendiri yang akan mengalami kesulitan ketika membutuhkan dana tersebut seaktu-waktu.
Nah, apa saja bergotong-royong yang harus diperhatikan dalam pemilihan lokasi investasi dana cadangan? Berikut beberapa tips yang sanggup dilakukan:
1. Perhatikan jangka waktunya.
Simpanlah dana cadangan Anda hanya pada investasi dengan jangka waktu yang pendek contohnya jangka waktu satu tahun.
2. Perhatikan biaya-biayanya.
Menyimpan dana di bank mungkin paling rendah biaya administrasinya, namun harus diperhitungkan pula kepingan pajaknya. Reksa Dana Pasar Uang dan produk pasar uang lainnya biasanya juga dikenakan biaya pembelian, penjualan kembali, dan management fee. Semakin rendah biayanya tentu semakin baik karena tidak akan mengurangi return investasi terlalu banyak.
3. Perhatikan risiko kreditnya.
Tabungan, deposito, SBI, dan obligasi pemerintah jangka waktu 3 bulan, mempunyai tingkat risiko gagal bayar yang rendah. Kondisi ini terang lebih baik daripada investasi berbentuk surat berharga yang dikeluarkan suatu perusahaan swasta yang sedang bermasalah baik dalam bentuk commercial paper maupun obligasi dengan jangka waktu yang sama. Mereka bisanya menjanjikan tingkat suku bunga yang lebih tinggi, namun hasilnya juga lebih tinggi.
4. Sesuaikan jumlah dana dengan kondisi ekonomi.
Maksudnya yaitu jumlah dana cadangan jangan terlalu kecil juga jangan terlalu besar. Dan jumlah yang ideal yaitu sebesar 6 kali pengeluaran keluarga perbulan. Jika pekerjaan atau penghasilan belum stabil sebaiknya jumlah dana cadangan diperbesar.
Misalnya 12 kali pengeluaran keluarga perbulan. Suatu ketika dana cadangan ini terpakai maka isilah kembali hingga targetnya tercapai, sesudah sasaran tercapai berhentilah. Begitu seterusnya. (berbagai sumber)