|
gambar by : www.freevector.com |
ASUPAN nutrisi merupakan hal penting yang dilarang diremehkan untuk dipenuhi sesuai kebutuhan tubuh khususnya bagi anak yang sedang dalam proses tumbuh kembang. Tentunya diubahsuaikan usia maupun acara harian yang dilakukan. Dan kebutuhan akan nutrisi tersebut bisa diperoleh dari masakan yang dikonsumsi sehari-hari.
"Makanan merupakan sumber nutrisi yang sangat diharapkan tubuh. Yakni dengan mengonsumsi masakan pokok, protein hewani dan nabati, sayur dan buah, susu serta masakan selingan. Semakin bertambah usia anak, kebutuhan nutrisi juga semakin meningkat,"dr Dewi Metta SpA, MKes, dokter seorang andal anak RS Awal Bros Batam.
Pentingnya mencukupi asupan nutrisi khususnya bagi anak yang sedang bertumbuh tersebut menciptakan orangtua dilarang menganggap enteng keharusan memenuhi kebutuhan nutrisi bagi buah hatinya. Itu karena, tidak jarang orangtua hanya "pasrah" meskipun anak hanya mau mengonsumsi susu tanpa diikuti masakan pokok sebagai sumber utama nutrisi.
"Setelah anak berusia satu tahun, konsumsi susu sifatnya hanya pendamping atau embel-embel saja. Karena yang paling penting yaitu memenuhi segala kebutuhan nutrisi yang diharapkan untuk mendukung tumbuh kembang anak. Baik itu karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, dan sebagainya,"ungkapnya.
Dan bila kebutuhan akan nutrisi tersebut kurang, maka akan berdampak pada lambatnya perkembangan otak, mengurangi jumlah siklus replikasi sel serta menghambat korelasi antar sel. Terutama bila anak kekurangan protein dan energi, Vitamin A, asam folat, zat besi, iodium serta asam lemak esensial.
"Kurangnya gizi pada anak ketika pra dan pasca melahirkan akan menjadikan perubahan struktur dan fungsi otak. Sementara jikalau kekurangan gizi dialami pada trimester dua kehamilan bisa berakibat pada lambatnya pertumbuhan sel saraf. Selanjutnya kurangnya gizi pada kehamilan trimester tiga bisa berefek pada kurangnya jumlah pematangan sel saraf janin,"jelasnya.
Sementara, bila kekurangan gizi dialami ketika anak berada di masa kanak-kanak, si kecil bisa mengalami penurunan acara serta kemampuan eksplorasi. Bukan itu saja, bila kekurangan nutrisi terjadi pada masa sekolah, bisa mengurangi daya konsentrasi anak serta menciptakan anak tidak gembira.
"Anak yang mempunyai persoalan makan beresiko tiga kali lebih besar mengalami kegagalan tumbuh dan kebanyakan mempunyai riwayat kesehatan yang tidak begitu baik di ketika bayi,"jelas dokter berjilbab ini. (*)
Jangan Paksa Anak ketika tak Ingin ADA banyak faktor yang bisa menciptakan anak mengalami persoalan makan. Termasuk persoalan secara fisik maupun persoalan psikis. Itulah kenapa, orangtua harus jeli dan benar-benar memahami penyebab utama yang menciptakan anak enggan menyantap masakan yang disajikan bagi mereka.
Pemahaman terhadap persoalan anak sangat penting semoga orangtua tidak cenderung memaksa anak untuk menyantap masakan padahal anak tidak menginginkannya. Karena pemaksaan hanya akan memunculkan stress berat pada anak.
"Kesulitan makan bukan hanya lantaran anak sedang tidak berselera tapi bisa juga disebabkan oleh adanya kelainan organik pada anak. Misal, ada persoalan menelan, gangguan pernafasan, kelelahan berlebihan, atau penurunan nafsu makan akhir penyakit akut atau kronik,"ungkap dr Dewi Metta SpA MKes.
Sehingga, orangtua harus benar-benar memastikan apakah anak tidak sedang "bermasalah" contohnya saja sedang mengalami kelainan organik. Sebab, jikalau memang ada kelainan organik, pastinya harus ada tindakan medis sesuai kelainan yang dialami.
Selain kelainan organik, kondisi psikologis anak juga berperan dalam menumbuhkan selera anak terhadap makanan. Sebut saja kecemasan atau depresi yang dialami, biasanya akan menciptakan anak enggan makan.
Penyebab lain kenapa anak susah makan di antaraya belum merasa lapar, sedang sakit atau kondisi fisik lainnya, situasi makan yang kurang menyenangkan plus sajian yang tidak bervariasi, minum susu terlalu banyak, orangtua yang terlalu memaksa atau adanya perilaku negativistik anak.
"Dengan memahami penyebab anak susah makan akan memudahkan orangtua untuk mengatasi persoalan tersebut,"kata dr Metta. (*)
Sajikan Makanan Baru Secara Berulang UNTUK mengatasi kebosanan sajian pada anak, orangtua bisa melaksanakan pengenalan sajian gres sebagai bentuk variasi. Hanya saja, terkadang anak akan melaksanakan penolakan pada sajian yang disajikan tersebut. Selain lantaran perlu pembiasaan rasa, tidak setiap anak mempunyai selera yang sama.
Nah, bagi Anda yang ketika ini sedang berusaha mengenalkan banyak sekali macam masakan gres sebagai bentuk variasi, berikut ada sejumlah tips dari dr Dewi Metta SpA yang mungkin bisa menjadi panduan sederhana:
1. Kenalkan variasi rasa dan jenis masakan pada dua tahun pertama kehidupannya
2. Sajikan masakan gres secara berulang dan sesering mungkin
3. Jika anak menolak masakan barunya, jangan paksa untuk memakannya atau menghabiskannya.
4. Sajikan masakan gres bersamaan dengan masakan yang biasa disajikan
5. Bersabarlah dan terus mencoba
6. Monitor berat tubuh dan tinggi tubuh secara teratur
7. Berikanlah rujukan pola makan yang baik dan sehat
8. Bangunlah suasana makan yang nyaman. (*)