|
foto : freepik.com |
MENGAJARKAN kasih sayang terhadap sesama seyogyanya tidak hanya difokuskan pada mengasihi antar sesama manusia. Sebab, di dunia ini ada juga makhluk lain ibarat binatang dan tumbuhan yang juga perlu disayangi.
Bagi keluarga yang mempunyai binatang peliharan, cara mengajarkan anak perihal bagaimana mengasihi binatang bisa lebih gampang dilakukan.
Sebab, orangtua bisa eksklusif memperlihatkan bagaimana cara memperlakukan binatang peliharaan.
"Anak kecil mempunyai rasa ingin tahu yang cukup besar. Sehingga, orangtua harus rajin membimbing anak untuk mengenal tabiat dan huruf binatang jinak yang menjadi peliharaan di rumah,"kata Evy Rakryani, Psikolog Anak Kota Batam.
Saat anak tidak mendapat informasi yang cukup terkait bagaimana cara memperlakukan binatang, anak cenderung memakai cara mereka sendiri untuk berinteraksi dengan binatang peliharaan. Misalnya menarik ekor, menarik kuping, menjambak bulu, dan sebagainya.
Yang terjadi akhirnya, anak bisa mengalami bencana yang tidak mengenakkan ibarat kena cakar atau bahkan kena gigit. Jika sudah begitu, anak justru mengalami pengalaman jelek yang menciptakan mereka takut atau trauma pada binatang bersangkutan.
Selain itu, perilaku lingkungan yang kurang mendukung juga bisa mendorong anak untuk bersikap antipati pada binatang. Sebut saja larangan orangtua untuk mendekati binatang dengan ancaman "awas digigit" atau "awas dicakar" serta awas-awas yang lainnya.
"Kata awas yang menjadi warning akan menekan rasa ingin tahu anak yang hasilnya menjadikan perasaan takut pada binatang yang bersama-sama tidak akan menyakiti bila tidak disakiti,"jelasnya.
Lantas, bagaimana seharusnya orangtua bersikap biar anak bisa lebih sayang pada binatang khususnya binatang peliharaan?
"Orangtua harus mencontohkan bagaimana cara mengelus binatang secara benar. Misalnya kucing suka dielus kepingan leher ataupun punggung. Dengan melihat pola dari orangtuanya, anak akan lebih gampang memahami perihal bagaimana memperlakukan binatang,"jelas Evy.
Selain cara mengelus binatang, anak juga harus memahami kapan saatnya binatang tidak ingin diganggu. Sebut saja ketika binatang makan atau gres melahirkan. Bila anak mengganggu binatang yang sedang makan, binatang tersebut akan murka atau bahkan menggigit anak.
"Kemampuan anak memahami apa yang disukai dan tidak disukai binatang peliharaan akan mengasah kepedulian anak pada sesama yang bisa memunculkan rasa empati. Selain itu anak juga akan mempunyai rasa disiplin serta tanggung jawab yang tinggi,"katanya.
Misalnya, anak akan memahami kapan harus memberi makan binatang kesayangannya, atau bahkan kapan anak harus memandikan binatang peliharaannya. Bermula dari rasa mengasihi terhadap binatang, anak akan mendapat pelajaran berharga untuk kehidupannya kelak. (*)
Kenalkan Sifat Binatang Lewat Cerita MENGENALKAN sifat binatang memang bisa dilakukan dengan cara apa saja. Termasuk dengan memelihara binatang jinak di rumah. Hanya saja, tidak semua orang mempunyai kemampuan untuk memelihara aneka macam binatang peliharaan di rumah.
Bukan saja lantaran membutuhkan perhatian ekstra, memelihara binatang di rumah juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Baik untuk makanan, kesehatan, maupun kebutuhan lainnya.
"Untuk mengenalkan sifat binatang yang tidak kita pelihara bisa dilakukan dengan membaca buku beserta gambar binatangnya. Selain itu, pengenalan bisa juga lewat dongeng yang menggambarkan sifat binatang bersangkutan,"terang Evy Rakryani, Psikolog Anak kota Batam.
Proses pengenalan tersebut tak harus dibatasi pada binatang jinak yang biasa dipelihara di rumahan. Karena, pengenalan binatang yang buas atau berbahaya ibarat binatang berbisa sanggup juga diselipkan dalam cerita.
Apalagi, binatang kecil-kecil yang gambarnya jarang diekspose contohnya pada gambar tempel dinding yang biasa dijual di pasaran. Sebut saja kelabang, kalajengking, dan binatang berbisa lainnya.
"Anak kecil biasanya akan gampang mengingat ciri-ciri binatang yang dilihatnya termasuk dalam gambar. Sehingga, bila anak berdekatan dengan binatang tersebut diperlukan anak memahami bahwa binatang tersebut berbahaya. Meskipun sebenarnya, anak yang masih kecil harus terus diawasi,"katanya. (*)
Hepatitis sampai Leptospirosis MENGAJARKAN anak bagaimana cara mengasihi binatang peliharaan memang bakal memperlihatkan pengaruh kasatmata bagi kehidupan anak kelak. Hanya saja, orangtua juga perlu jeli untuk mengantisipasi ancaman yang mengancam dari kelucuan serta tampilan binatang yang menggemaskan tersebut.
Sebab, bila kesehatan binatang peliharaan tidak dikontrol melalui investigasi rutin, binatang yang semula menggemaskan tersebut bisa membahayakan kesehatan buah hati kita. Itu lantaran tidak sedikit binatang peliharaan yang berpotensi menularkan penyakit tertentu.
Menurut DR. Dr. Hariadi Wibisono, MPH, Direktur Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang Departemen Kesehatan sebagaimana dikutip www.kaskus.us, banyak orang terobsesi dengan binatang peliharaan, mulai dari anjing, kucing, burung, dan lainnya. Namun sayangnya, hanya sedikit dari mereka yang sadar dan mau melaksanakan investigasi binatangnya ke dokter binatang secara rutin.
Lantas, apa saja bersama-sama jenis penyakit yang bisa ditularkan oleh binatang peliharaan? Berikut beberapa contohnya:
1. Hepatitis Penyakit yang menyerang fungsi hati ini bisa juga ditularkan menular melalui binatang peliharaan. Misalnya saja binatang primata ibarat simpanse dan monyet. Yakni melalui gigitan atau cakarannya. Karenanya, sebelum memelihara primata sebaiknya dipastikan dulu apakah binatang tersebut terinfeksi hepatitis atau tidak.
2. Penyakit Anjing Gila (Rabies) Di Indonesia hewan-hewan yang biasa membuatkan penyakit rabies ialah anjing, kucing, dan kera. Bila seseorang digigit binatang menderita rabbies, tindakan pertama ialah mencuci luka gigitan secepatnya dengan sabun atau detergen selama 10-15 menit. Kemudian dibilas air higienis dan diberi alkohol 70 persen. Setelah itu segera pergi ke puskemas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat pengobatan dan mendapat suntikan vaksin anti rabies.
3. Tuberculosa (TBC) Satwa yang punya potensi besar menularkan penyakit TBC ke insan ialah primata ibarat kera. Penyakit ini mengakibatkan final hayat terbesar kedua di Indonesia.
Selain manusia, binatang primata pun sanggup terinfeksi dan menularkan penyakit TBC ke manusia. Jika kotoran satwa yang terinfeksi itu terhirup oleh manusia, maka membuka peluang insan akan terinfeksi penyakit TBC juga.
4. Cacing Hampir semua satwa berpotensi menularkan penyakit cacingan, contohnya primata, musang, kucing, burung nuri, kakaktua, dan lain-lain.
5. Toksoplasmosis Penyakit ini tak hanya disebarkan kucing tetapi juga kelinci, anjing, babi, burung, kambing, dan mamalia lainnya. Penularannya bisa melalui cara yang tidak sengaja. Misalnya menelan kuliner atau minuman yang telah terkotori toksoplasma, memakan daging yang mengandung benalu toksoplasma dan tidak dimasak secara tepat atau setengah matang.
6. Flu Burung Penyakit ini menular dari burung atau unggas ke burung lain, tapi terkadang sanggup juga menular dari burung ke manusia. Penyakit ini sanggup menular melalui udara yang terkotori virus A(H5N1), yang berasal dari kotoran atau cairan hidung, lisan unggas yang sakit influenza.
7. Salmonellosis Bakteri Salmonella masuk ke badan penderita melalui kuliner atau minuman yang terkotori basil ini. Akibat yang ditimbulkan ialah peradangan terusan pencernaan sampai kerusakan dinding usus. Satwa yang bisa menularkan penyakit salmonella antara lain primata, iguana, ular, dan burung.
8. Leptospirosis Penyakit yang disebabkan homogen kuman ini menyerang semua jenis satwa termasuk manusia. Satwa yang bisa menularkan penyakit mengerikan ini ialah anjing, kucing, tikus, dan hamster. (*)