SELINGKUH merupakan salah satu faktor yang bisa menghancurkan mahligai rumah tangga.
Bukan saja menduakan cinta yang ditandai dengan hadirnya orang ketiga, keempat, atau kelima, menduakan harta juga bisa menjadi pemicu keretakan rumah tangga.
Selingkuh harta yang dimaksud ialah pengeluaran yang dilakukan secara belakang layar atau tanpa sepengetahuan pasangan.
Baik itu untuk kesenangan eksklusif menyerupai belanja berlebihan, entertaint klien atau teman memakai anggaran rumah tangga atau untuk kepentingan lainnya.
Mengirimkan "ransum" bagi keluarga tanpa sepengetahuan pasangan juga bisa masuk kategori menduakan harta. Walau bekerjsama tindakan ini bukan sesuatu yang buruk, tapi bila dilakukan secara belakang layar bisa dikategorikan sebagai sebuah perselingkuhan.
Kondisi ini biasa terjadi pada orang yang merasa tidak lezat hati pada pasangannya karena masih harus memenuhi kebutuhan keluarganya. Misalnya alasannya ialah orang bersangkutan masih berperan sebagai tulang punggung keluarganya meski sudah menikah. Sebut saja alasannya ialah harus membiayai kebutuhan hidup orangtua, membiayai sekolah adik-adiknya, dan sebagainya.
Pengiriman uang secara belakang layar bisa juga alasannya ialah pasangan kurang oke bila anggaran keluarga yang ada harus dikurangi untuk "oranglain". Yang terjadi akhirnya, pasangan lebih suka mengirimkan uang kepada keluarganya tanpa sepengetahuan pasangan.
"Sebetulnya duduk perkara kirim-mengirim "ransum" tersebut bisa didiskusikan bersama, semoga tidak hingga terjadi perselingkuhan. Kuncinya ialah keterbukaan dan saling percaya. Tentu saja saling percaya itu tidak terjadi begitu saja tapi harus dibuktikan," terang Lusiana, Pengamat Keuangan Keluarga Kota Batam.
Misalnya memakai kartu kredit secara bertanggung jawab, tidak 'selingkuh' keuangan, dan sebagainya. Meski kesannya sepele, tapi bila dibiarkan berlanjut, ketidakterbukaan dalam pengeloaan uang ini bisa memicu perceraian antara suami istri.
Perbedaan latar belakang maupun teladan pikir pada pasangan tentunya membuka peluang terjadinya konflik dalam rumah tangga. Apalagi, pasangan yang sama-sama bekerja umumnya telah mempunyai teladan pengeluaran yang sudah menjadi gaya hidup sewaktu belum menikah. Pola keuangan yang sudah menetap ini memang agak sulit diubah. Sehingga mau tak mau harus dilakukan adaptasi sehubungan dengan teladan keuangan keluarga yang baru.
"Disinilah dibutuhkan keterbukaan. Rumah tangga modern tak sekadar urusan ranjang dan dapur. Mengelola keuangan rumah tangga, mengelola investasi dari penghasilan pasangan suami-istri, membutuhkan perencanaan keuangan. Kunci keberhasilannya terletak pada komitmen, tanggung jawab dan kejujuran," terangnya. (ndy)
Bentuk Pos Anggaran Sendiri DALAM proses perencanaan keuangan keluarga, asas keadilan tetap harus menjadi perhatian semoga keharmonisan rumah tangga tetap terjalin. Adil dalam artian sesuai dengan kebutuhannya. Sehingga, pembuatan anggaran kebutuhan rumah tangga secara adil melalui pos-pos pengeluaran sesuai kebutuhannya penting dilakukan.
Pengeluaran untuk orangtua atau keluarga Anda masing-masing misalnya. Pengeluaran ini bisa dibicarakan untuk dibuat dalam satu pos tersendiri. Sehingga, anggaran yang akan dikeluarkan memang benar-benar terperinci jumlah dan arahnya.
"Yang patut diingat kalau pasangan Anda bersedia membantu kebutuhan keluarga Anda, jangan terlalu membebani pasangan dengan hutang atau kewajiban membiayai kebutuhan keluarga Anda secara berlebihan," terperinci Lusiana, Pengamat Keuangan Keluarga Kota Batam.
Sebab, bagaimanapun juga kita tetap harus menjaga kemampuan dan perasaan pasangan. Bersikaplah "adil" dengan pihak keluarga pasangan Anda juga. Jangan bersikap terlalu terbuka dan pemurah kepada keluarga sendiri secara berlebihan. Apalagi bila akibatnya berpotensi menjadi pelopor konflik suami-istri bahkan merebak menjadi konflik keluarga.
Hal lain yang tak kalah penting untuk diperhatikan dalam pengaturan pos anggaran keluarga ialah tetap menghargai kebutuhan pasangan akan privacy-nya. Misalnya hargailah harapan pasangan untuk tetap menyimpan sejumlah uang untuk kebutuhan pribadinya maupun hobinya. Begitu pula sebaliknya, jangan ragu mengutarakan harapan Anda kepada pasangan Anda. (ndy)
Sesekali Boleh Bertukar Peran MEMBUAT perencanaan keuangan keluarga bukan sesuatu yang mudah. Tapi bukan sesuatu yang sulit juga. Sebab, bila pasangan saling terbuka dan mengungkapkan apa yang menjadi kecemasan dan duduk perkara yang mengganggu pikiran masing-masing, terjadinya menduakan harta bisa dihindari.
Langkah pertama yang bisa dilakukan ialah mencoba memberi dan menciptakan evaluasi berdasarkan versi Anda. Selanjutnya beri kesempatan bagi pasangan Anda untuk mengutarakan apa yang diinginkan berdasarkan versinya.
Disinilah kedua pasangan sanggup menyusun bersama anggaran rumah tangga secara transparan bernegosiasi dan berkomitmen untuk melakukan segala rencara yang ada hubungannya dengan uang.
"Jika dalam rumah tangga hanya suami atau istri saja yang bekerja, maka dibutuhkan budi yang ekstra untuk meyakinkan dan menjelaskan pada pasangan mengenai pos pengeluaran keluarga," terang Lusiana, pengamat keuangan keluarga Kota Batam.
Bila salah satu pasangan terlalu cerewet, mengatur atau lebih banyak didominasi atas pasangannya, tak hanya akan muncul menduakan cinta, tapi menduakan harta pun bisa terjadi. Misalnya suami atau istri menyembunyikan pendapatan, atau bisa juga belakang layar mengeluarkan dan mengumpulkan uang tanpa setahu pasangannya. Dan kondisi ini bisa saja berujung pada perceraian.
Sebagai langkah memperkuat rasa percaya dan keterbukaan antar pasangan, sesekali boleh dilakukan pertukaran tugas dalam hal pengaturan keuangan keluarga. Misalnya kalau biasanya istri yang berperan mengatur keuangan keluarga harian, sesekali boleh dialihkan untuk dikelola suami. Begitu pula sebaliknya.
"Melalui pertukaran tugas ini, pasangan akan mengetahui dan memahami kenaikan harga barang kebutuhan yang semakin tinggi. Pasangan juga akan bisa memahami kesulitan mengatur anggaran terbatas untuk kebutuhan yang sangat besar. Dengan cara ini diperlukan pasangan akan sanggup saling memahami, menghargai dan men-support pasangannya masing-masing dalam pengaturan keuangan rumah tangga," ungkapnya.
Hal penting lain yang bisa dilakukan semoga terhindar dari menduakan harta ialah saling memahami arti uang bagi pasangannya masing-masing. Misalnya dengan mempelajari latar belakang kehidupannya semasa single atau latar belakang kehidupan keluarganya. (ndy)