SEBAGAI seorang wanita, menstruasi atau tamu bulanan merupakan hal yang masuk akal dialami. Khususnya perempuan yang memang sudah memasuki masa berilmu baligh serta belum menopouse. Sehingga, bagi perempuan yang tidak mendapat tamu rutin ini niscaya merasa cemas.
Apalagi, kalau hal tersebut dibarengi tanda-tanda lain yang rasanya tidak biasa dialami perempuan kebanyakan. Sebut saja hirsutisme atau tumbuhnya bulu bukan pada pecahan yang masuk akal ibarat kumis, bulu tangan berlebihan, kegemukan, nanah dan sebagainya.
Bagi Anda yang kebetulan mengalami sejumlah tanda-tanda tersebut ada baiknya meningkatkan kewaspadaan. Sebab, bisa jadi Anda mengalami Polycyctic Ovararian Syndrome ( PCOS ) yakni sindroma yang bisa berujung pada sulitnya seseorang mendapat keturunan.
"PCOS bukan sebuah penyakit, tapi kumpulan gejala-gejala sebagai manifestasi peninggian hormon estrogen, hormon androgen (hormon laki-laki), hormon LH, hirsutisme, jerawat, alopecia (botak) serta kegemukan atau obesitas,"ungkap dr Tjahja Sanggara SpOG, dokter seorang andal kandungan dan kebidanan RS Awal Bros Batam.
Beberapa tanda-tanda yang dimunculkan antara lain duduk kasus menstruasi, kelebihan berat tubuh atau tumbuhnya rambut bukan pada tempatnya ibarat pada wajah. Gejala lainnya yaitu tidak normalnya kelenjar endrokrin, berjerawat, kegemukan, mandul, diabetes dengan insulin resistance atau hyperinsulinemia.
Sebenarnya, hal fundamental yang berperan dalam patogenesis PCOS yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi luteinizing hormone (LH). Peningkatan kadar insulin tanggapan resistensi insulin di jaringan perifer tersebut akan merangsang produksi androgen ovarium.
Insulin juga menekan sex hormone binding globulin (SHBG) sehingga androgen bebas meningkat. Didapatkan juga metabolisme androgen dan estrogen yang abnormal. Keadaan tersebut menimbulkan tingginya konsentrasi hormon androgen dalam serum ibarat testosteron, androstenedion, dan dehidroepiandrosteron.
Peningkatan androgen (hormon laki-laki) ini akan menghipnotis lingkungan ovarium menjadi androgenik, menekan aromatisasi androgen menjadi estrogen sehingga memicu terjadinya atresia folikel lebih dini. Namun pada beberapa kasus, kadar hormon androgen tersebut sanggup pula ditemukan normal.
Anovulasi (tidak adanya pelepasan sel telur) pada PCOS terjadi alasannya yaitu terjadi peningkatan rangsangan pada sel teka ovarium. Sel teka memproduksi androgen (testosteron dan androstenedion). Oleh alasannya yaitu pada PCOS, kadar follicle stimulating hormone (FSH) yang dihasilkan relatif lebih sedikit dibandingkan LH. Akhirnya, sel granulosa ovarium tidak bisa mengaromatisasi androgen menjadi estrogen. Akibatnya, kadar estrogen menurun dan terjadilah anovulasi atau tidak adanya pelepasan sel telur.
Dan bila seorang tidak mengalami ovulasi, maka spermatozoa tidak akan bisa melaksanakan pembuahan. Hal itulah yang menimbulkan seorang perempuan dengan PCOS sangat sulit mendapat keturunan.
Lain halnya kalau siklus menstruasi normal. Ovarium akan melepaskan sel telur ke dalam uterus. Sebelum sel telur dilepaskan, sel telur terlebih dulu akan melalui proses pematangan dalam ovarium. Setiap bulannya, bersama-sama terdapat banyak sel telur yang bisa berkembang dan matang. Tapi dalam banyak masalah hanya satu sel telur saja yang matang secara tepat dan bisa dilepaskan.(*)
Lakukan Pengobatan Saat Ingin Punya Anak MESKI secara medis Polycystic Ovarium tidak akan membahayakan jiwa yakni tidak berujung pada kematian, tapi sindroma ini bisa berdampak kurang baik terutama bagi kalangan wanita. Itu alasannya yaitu PCO bisa mengakibatkan seorang perempuan sulit mendapat keturunan. Penyebabnya, sel telur yang seharusnya matang dan siap untuk dibuahi tidak mengalami perkembangan.
Berdasarkan alasan itulah, dokter seorang andal kandungan kerap merekomendasikan pasien PCOS untuk menjalani terapi. Khususnya, pasien yang memang sedang berharap mendapat keturunan.
"Pengobatan bisa dilakukan untuk menciptakan sel telur tumbuh secara normal. Melalui pengobatan ini diperlukan perempuan bersangkutan mempunyai sel telur matang yang bisa dibuahi,"ungkap dr Tjahja Sanggara SpOG.
Proses pengobatan itu sendiri bisa dimulai kalau perempuan dengan PCOS sudah berumur di atas 21 tahun maupun perempuan yang sudah menikah dengan haid yang jarang yakni dengan siklus di atas 35 hari. Sebab, kalau pengobatan dilakukan pada perempuan yang berusia di bawah 21 tahun atau perempuan yang tidak ingin punya keturunan, proses pengobatan kurang bermanfaat.
"Walau sesudah diobati kondisi sel telur akan normal kembali, tapi tetap saja ada peluang terjadinya kembali gangguan. Sehingga, dikala paling tepat untuk melaksanakan pengobatan yaitu ketika seorang perempuan menginginkan keturunan atau merencanakan kehamilan,"terangnya.
Proses pengobatan itu sendiri dilakukan dengan jangka waktu yang relatif usang yakni antara empat sampai enam bulan. Sehingga, terapi ini akan lebih tepat diaplikasikan pada perempuan yang memang punya harapan kuat.
Selain penyembuhan secara medis, ada juga cara lain terapi PCOS. Sebut saja, terapi psikis serta diet. Misalnya pasien gemuk dengan PCOS atau perempuan dengan tingkat stres tinggi. Itu karena, kondisi tubuh serta psikis terbukti mempunyai imbas cukup besar terhadap kelebihan hormon androgen (hormon pria). Sehingga, bila penyebab kelebihan hormon androgen yaitu kegemukan, maka penurunan berat tubuh bisa jadi alternatif langkah terapi.
Itu alasannya yaitu penurunan BB bisa mengubah hormon Androgen (hormon pria) menjadi Estrogen (hormon wanita). Melalui perubahan hormon tersebut diperlukan bisa terjadi ovulasi (pelepasan sel telur).
Sebenarnya, keputusan untuk melaksanakan terapi terhadap PCOS sangat tergantung pada tanda-tanda yang dirasakan. Bukan itu saja, umur, harapan untuk hamil, kelebihan hormon adrenalin atau androgen, juga bisa menjadi pertimbangan perlu atau tidaknya dilakukan terapi sebagai langkah penyembuhan.(*)
Kenali Gejala PCOS DETEKSI dini terhadap dampak polycystic ovarian syndrom (PCOS) merupakan tindakan paling bijak menghindari kemungkinan yang lebih buruk. Sebab, semakin dini sindroma ini berhasil dideteksi yakni mengenali gejala-gejala yang menyertainya, akan semakin cepat juga tindakan medis bisa dilakukan.
Lantas apa saja tanda-tanda yang bisa menjadi penanda PCOS pada seorang wanita? Berikut beberapa hal yang bisa jadi panduan:
1. Jarang menstruasi atau bahkan tidak mens
2. Ditemukan banyak kista di ovarium. Gejala ini kerap ditemui tapi tidak semua masalah mengalaminya.
3. Tekanan darah tinggi
4. Berjerawat
5. Kadar insulin tinggi, insuline resistance atau diabetes
6. Infertilitas (tidak subur}
7. Kelebihan rambut di wajah dan tubuh (seperti rambut tangan, kumis, di tengkuk, dan sebagainya)
8. Kebotakan
9. Kegemukan atau obesitas.
Beberapa Bentuk Manifestasi PCOS 50 persen dari seluruh masalah Hirsutisme (tumbuh rambut tidak pada tempatnya)
40 persen Obesitas atau kegemukan
50 persen pasien tidak mendapat haid
30 persen terdapat perdarahan dari Rahim
20 persen mendapat haid normal. (*)