KALAU mau kaya jangan jadi karyawan tapi jadilah pengusaha. Anggapan tersebut ternyata nggak sepenuhnya benar. Sebab, banyak karyawan yang notabene hanya mengandalkan honor bulanan maupun bonus dari perusahaan juga bisa kaya. Kuncinya yaitu pengelolaan keuangan secara benar.
"Bagi Anda yang ingin kaya, sebaiknya hindari kebiasaan hidup konsumtif. Sebaliknya, beli dan miliki sebanyak mungkin harta produktif,"ungkap Safir Senduk, Pakar Perencana Keuangan dari Biro Perencanaan Keuangan Safir Senduk &Rekan ketika Seminar Perencanaan Keuangan di Auditorium Politeknik beberapa waktu lalu.
Memiliki barang komsumtif sah-sah saja dilakukan sepanjang tidak keterusan. Karena yang paling penting yaitu membeli dan mempunyai sebanyak mungkin harta produkif. Pola inilah yang banyak diterapkan oleh orang kaya supaya tetap kaya atau menjadi lebih kaya.
Keberadaan harta produktif akan makin memperbesar peluang seseorang menjadi kaya. Itu karena, dengan adanya harta produktif, seseorang akan mempunyai peluang menambah penghasilan dibandingkan jikalau membeli harta konsumtif yang justru menghabiskan uang.
Menurutnya, ada empat harta produktif yang bisa dimiliki seseorang. Di antaranya, produk keuangan, bisnis atau usaha, aset yang disewakan, serta barang hasil ciptaan.
Produk keuangan yang masuk dalam kategori harta produktif antara lain, tabungan, deposito, reksadana, asuransi yang ada unsur investasi, ORI, saham, obligasi, dan sebagainya. Sedangkan harta produktif dalam bentuk aset yang disewakan bisa berupa rumah, tanah, mobil, dan sebagainya. Sementara barang hasil ciptaan bisa berupa buku, lagu, dan sebagainya.
Meski ada banyak sekali jenis harta produktif, tapi ada beberapa jenis harta yang kelihatannya produkif tapi bekerjsama tidak. Sebut saja rekening tabungan yang hanya jadi media transfer gaji, rumah yang ditempati sehari-hari, dan sebagainya. Namun, pada prinsipnya, barang produktif merupakan barang yang dimiliki yang menghasilkan uang atau menambah aset kekayaan yang dimiliki.
"Emas berbentuk pelengkap tak bisa dikategorikan sebagai harta produktif. Itu alasannya pelengkap mempunyai tren serta akan mengalami penyusutan. Sehingga, bagi yang ingin berinvestasi emas dan mengakibatkan emas sebagai harta produkif bisa menentukan emas batangan,"ungkap Safir.
Selanjutnya, untuk bisa mengumpulkan harta produktif, seorang karyawan yang notabene hanya mengandalkan honor bulanan, bisa mengumpulkannya melalui dua pilihan cara. Yakni dengan menyisihkan dari honor bulanan maupun menyisihkan dari bonus tahunan.
Besarnya dana yang akan disisihkan bisa diadaptasi dengan kemampuan masing-masing orang. Dana tersebut bisa disimpan dalam bentuk tabungan berjangka, reksadana atau melalui produk unit link. Sementara uang yang disisihkan dari bonus bisa diinvestasikan dalam bentuk lain menyerupai membeli ORI atau surat utang. (*)
Dahulukan Membayar Hutang CARA lain yang harus dilakukan supaya seorang karyawan bisa mewujudkan keinginannya menjadi kaya yaitu dengan mengatur pengeluaran secara benar. Sebab, kebutuhan yang kian meningkat kadang menciptakan seseorang menjadi cenderung mempunyai pengeluaran lebih besar dibandingkan pemasukan.
Akibatnya, keuangan mengalami defisit yang bisa berpotensi menjadi benih kekacauan pengaturan keuangan yang semakin menjauhkan seseorang dari kekayaan. Sehingga, pengaturan pengeluaran secara benar menjadi hal penting untuk segera dilakukan.
"Ada tiga hal yang bisa dilakukan untuk mengontrol pengeluaran Anda. Yakni dengan membedakan antara kebutuhan dan keinginan, menyusun prioritas pengeluaran, serta mengetahui cara mengeluarkan uang secara bijak untuk setiap pos pengeluaran,"ungkap Safir Senduk.
Sekarang ini, tidak sedikit orang yang tidak bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Akhirnya, orang justru lebih banyak mengeluarkan uang untuk memenuhi keinginannya dibandingkan kebutuhannya.
Sebenarnya, ada cara gampang untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Kalau kebutuhan harus dipenuhi kini sedangkan harapan bisa nanti. Kebutuhan ada batasnya sebaliknya harapan tak ada batasnya. Dan terakhir, tidak semua kebutuhan Anda inginkan tapi tidak semua harapan Anda butuhkan.
Setelah pembedaan antara kebutuhan dan harapan dilakukan, langkah selanjutnya yaitu menentukan prioritas pengeluaran kita. Sebagai gambaran, ada cara untuk menentukan prioritas pengeluaran. Yakni membayar cicilan hutang pada prioritas pertama, dilanjutkan tabungan dan investasi, membayar premi asuransi dan terakhir untuk biaya hidup.
"Yang tak kalah penting terkait pengaturan pengeluaran keuangan ini yaitu mengeluarkan uang secara bijak. Caranya dengan menjadi irit serta berhati-hati dengan diskon. Hemat disini yaitu irit kreatif bukan irit yang kikir lho,"jelasnya.
Sementara, pentingnya berhati-hati dengan diskon itu alasannya diskon bisa menjadi "penguras" uang serta menciptakan pengeluaran bengkak. Sebab, tidak semua diskon yang diberikan memang benar-benar diskon. Selain itu, barang diskon yang kita beli juga belum tentu dibutuhkan.
Diskon itu sendiri terbagi menjadi beberapa kategori yakni diskon murni yakni benar-benar diskon, diskon up to, diskon ganda yakni sekian persen plus sekian persen, serta diskon bersyarat. Banyaknya jenis diskon tersebut secara otomatis membutuhkan kecermatan bagi siapa saja yang ingin membeli barang diskon. Artinya, sebelum membeli barang diskon tak ada salahnya menghitung dulu harga barang sesudah diskon. (*)
Rencanakan Masa Depan dari Sekarang HAL lain yang tak kalah penting diperhatikan untuk menjadi kaya yaitu dengan merencanakan masa depan secara matang. Sebab, sebetulnya masa depan bukanlah sebuah misteri sepanjang disiapkan dari sekarang.
Salah satu caranya yaitu dengan menyiapkan dana untuk membayar pos-pos pengeluaran besar di masa mendatang. Sebab, setiap orang niscaya akan mempunyai pos pengeluaran yang sangat banyak di masa mendatang. Dan jikalau tidak dipersiapkan secara matang, bisa mengacaukan pengaturan keuangan.
"Ada lima pos pengeluaran di masa depan yang bisa dipersiapkan dari sekarang. Yakni untuk pendidikan atau sekolah anak, untuk tabungan hari bau tanah atau pensiun, untuk properti menyerupai rumah, kendaraan, dan barang-barang, untuk bisnis, serta untuk liburan atau perjalanan ibadah,"ungkap Safir Senduk.
Anggaran pendidikan anak merupakan pos yang gres akan dikeluarkan sesudah anak memasuki kursi sekolah. Meski sudah niscaya akan dikeluarkan, tapi tidak sedikit orang yang justru tidak menyiapkan anggaran ini jauh-jauh hari. Akibatnya, waktu hari H tiba, orangtua masih harus pusing mencari anggaran tersebut.
Anggaran lain yang penting dipersiapkan di masa mendatang yaitu tabungan hari bau tanah atau lazim disebut dana pensiun. Dengan usia yang tak lagi produktif, tentu saja diperlukan tabungan yang bakal menjadi sumber pemasukan keuangan.
"Ada banyak cara yang bisa ditempuh untuk menyiapkan anggaran pensiun ini. Yakni dengan mengikuti Jamsostek, mengikuti jadwal dana pensiun yang diselenggarakan forum keuangan, investasi sendiri atau membuka bisnis,"jelas Safir yang juga pendiri situs
www.perencanakeuangan.com ini. (*)