Pengertian Terasering atau Sengkedan dalam pertanian
Terasering atau sengkedan sanggup ditemui didaerah pegunungan yang memiliki lereng-lereng yang dibentuk oleh pertani untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian, bentuk dari teraseing atau sengkedan yaitu datar dan sedikit demi sedikit menyerupai tangga, lebar dari tersering majemuk tergantung lereng gunung yang akan dijadikan tempat budidaya.
Pemanfaatan terasering atau sengkedang selain untuk pertanian, sanggup juga menahan terjadinya longsong pada lereng gunung yang di akibatkan oleh air hujan. dibeberapa tempat metode terasering pun dipakai sebagai lahan pembangunan rumah.
Terasering atau sengkedan memiliki beberapa tipe, adapun tipe dari teraseing yaitu sebagai berikut,
a. Tipe terasering Datar
b. Tipe terasering Kredit
c. Tipe terasering Gulud
d. Tipe terasering Bangku
Dari ke empat tipe
terasering tersebut memiliki tujuan berbeda-beda, menyerupai tipe terasering Datar bertujuan untuk memperbaiki pengairan pada tanah, tipe terasering kredit bertujuan untuk mempertahankan kesuburan tanah, tipe terasering gulud mencegah terjadinya kehilangan lapisan tanah dan tipe terasering bertujuan mencegah erosi pada lereng gunung dengan ditanamani flora budidaya menyerupai padi dan palawija.
Terasering atau sengkedan sering kita lihat didaerah-daerah pegunungan, terutama di lereng-lereng gunung. Terasering umumnya dipakai sebagai lahan pertanian oleh masyarakat disana namun kini terasering lebih dipakai sebagai konservasi lingkungan yakni dengan ditanami pohon-pohon untuk mencegah terjadinya erosi atau longsor.
Manfaat Terasering atau Sengkedan
1. Sebagai lahan konservasi
Terasering atau sengkedan bermanfaat untuk lahan konservasi, dengan ditanaminya pohon-pohon yang sanggup menjaga lereng-lereng gunung sekaligus penghijauan atau peremajaan kembali lahan pegunungan.
2. Lahan pertanian
Didaerah pegunungan lereng-lereng gunung dibentuk sengkedan dengan bertujuan menjadikan lereng gunung lebih produktif dengan dijadikannya lahan untuk bertani budidaya padi maupun budidaya palawija.
3. Mencegah longsor
Dengan dibentuk lereng-lereng gunung terasering atau sengkedan, mencegah terjadinya longsor pada lereng sehing lereng pegunungan menjadi lebih stabil
4. Menambah resapan air.
Dengan dibentuk sengkedan dapad menambah lahan resapan air alasannya yaitu lereng gunung yang curam diubah menjadi datar sehingga sanggup membantu memaksimalkan perembesan air.
5. Mengurangi tingkat kecuraman lereng
Dengan dibentuk bertahap-tahap atau menyerupai tangga, terasering atau sengkedan sanggup mengurani tingkat kecuraman pada lereng pegunungan.
6. Memperlambat kecepatan air
Dimusim penghujan, kecepatan air dilereng menjadikan terjadinya erosi pada lereng pegunungan, sehingga sering sekali terjadi longsor pada lereng pegunungan, dengan dibentuk terasering atau sengkedan sanggup memperlambat kecepatan air pada ketika hujan terjadi.
7. Dapat dijadikan lahan datar
Sulitnya mencari lahan datar didaerah pegunungan untuk dijadikan sarana kemasyrakatan menyerupai pembangunan perumahan, lapang maupun tempat ibadah, dengan memakai terasering atau sengkedan sanggup mengurangi kemiringan pada kawasan pegunungan.