Salah satu negara yang mengedepankan pertanian yakni Indonesia, negara kita ini memang dikenal sangat cocok dengan sektor pertaniannya. Dengan iklim tropis serta dikaruniai tanah subuh menciptakan Indonesia menjadi tempat yang sangat cocok untuk bertani. Hampir semua tumbuhan bisa tumbuh di tanah Indonesia.
Namun ironisnya sistem pertanian serta perhatian khusus kepada para petani di Indonesia sangatlah kurang. Bahkan pertanian di Indonesia ini kalah dengan sistem pertanian negara yang tidak mempunyai tanah subur ibarat Indonesia. Sehingga sektor pertanian Indonesia pun tak pernah mengalami kemajuan.
Berikut isu beberapa negara pertanian di dunia yang mempunyai sistem pertanian dan pengolahan pertanian terbaik di dunia yang di lansir dari anakregular, Sehingga hasil pertaniannya bisa dinikmati oleh rakyat dan juga negara lainnya di seluruh dunia :
Negara Jepang
Jepang yang dijuluki sebagai negara sakura ternyata mempunyai pertanian yang terbaik. sebagai negara dengan teknologi yang tinggi dan maju, Jepang menerapkan teknologi di bidang pertaniannya. masyarakat Jepang sangat kreatif dalam pengolahan lahan untuk di jadikan sebagai lahan pertanian. mereka menanam bisa di ruang bawah tanah, di pekarangan rumah, pinggiran kereta api, dan sebagainya.
Kaprikornus pasca tsunami yang meluluh lantahkan sebagian lahan pertaniannya, Jepang merencanakan sistem pertanian yang lebih modern dengan memakai dan memanfaatkan teknologi mereka yang canggih. Teknologi terbarukan ibarat traktor tanpa awak, mesin tanam, dan mesin panen mulai di gunakan para petani. Sementara itu untuk menghalau hama, Jepang memakai teknologi lampu LED.
NEGARA BELANDA
Luas negara ini memang tak mencapai satu persen dari luas negara Indonesia. Tak ada tanah dan tak ada lahan yang cukup untuk bertani di negara ini. Terlebih dengan iklim hirau taacuh di negara Belanda bertani merupakan hal yang sangat mustahil terjadi.
Namun Belanda bisa menjadi negara peringkat 2 untuk negara pengekspor produk pertanian terbesar didunia dengan nilai ekspor mencapai 72,8 miliar Euro. Produk andalannya yakni benih dan bunga. Kunci dari majunya pertanian di Belanda yakni Riset.
Kebijakan-kebijakan dan teknologi di adopsi dari riset-riset yang dilakukan para ahli. Salah satu sentra riset pertanian yang populer disana yakni universitas Wageningen. Seperti yang telah di kutip pada sebuah situs bahwa negara Belanda dengan luas hanya 41.526km persegi bisa menjadi yang lebih unggul jika dibandingkan dengan negara kita yang luasnya 1.919.440km persegi.
Perlu kita garis bawahi bahwa nyaris seluruh wilayah di Belanda ada di bawah permukaan laut.“Inovasi tiada henti dan kreativitas tanpa batas. Kedua hal tersebut yang membawa negara Belanda selalu menjadi yang terbaik. Kemajuan sektor pertanian Belanda tidak hanya berfokus pada optimalisasi laba namun juga sangat memperhatikan keberlanjutan dan keramahan lingkungan.
Pemerintah Belanda membentuk Menteri Ekonomi, Pertanian dan Inovasi yang difungsikan untuk membawa Belanda menjadi negara yang memadukan penemuan di dalam pertanian untuk mencapai ekonomi negara yang berpengaruh dengan mengutamakan keberlanjutan lingkungan hidup.
Negara Amerika Serikat
Teknologi pertanian Amerika semakin maju lagi semenjak era ke-19, dikala banyak mesin dan teknologi gres ditemukan. Pertanian di sana semakin berkembang mesin dan teknologi yang ditemukan itu juga dipakai untuk meningkatkan hasil dan mutu pertanian.
Seperti penerapan ilmu biologi untuk mencangkok tanaman, supaya hasil buahnya lebih anggun daripada tumbuhan induknya. Ilmu pertanahan berkhasiat untuk mengelola tanah pertanian dan mengatur sistem irigasinya. Jadi, kemajuan teknologi malah menciptakan pertanian semakin maju.
Kebanyakan lahan pertanian di Amerika ditanami jagung, jerami, dan gandum. Tanah pertanian utama dipakai untuk menghasilkan masakan serat-seratan. Kini, Amerika Serikat merupakan salah satu negara pengekspor hasil tani terbesar di dunia. Komoditasnya pun lengkap dan berkualitas sangat baik.
Mulai dari sayur-sayuran, buah-buahan, ayam potong, daging sapi, susu, sampai ke tembakau dan biji-bijian. Peralatan pertanian di Amerika sudah sangat modern. Di Amerika, traktor sanggup berfungsi sebagai penarik alat-alat lainnya, ibarat mesin pencangkul, pemupuk, penanam benih, pemotong, dan pemanen.
Bahkan, beberapa traktor sanggup menjadi sumber daya untuk mesin lainnya Hasil tani utama yang dihasilkan para petani Amerika berupa gandum, kacang kedelai, beras, kapas, dan tembakau. Hasil tani ini sebagian besar diekspor ke luar negeri. Kemajuan teknologi pertanian di sana telah memperbaiki sistem pembungkusan, pemrosesan, pengangkutan, dan pemasaran dari hasil-hasil pertanian di Amerika.
Negara Australia
Australia yakni negara yang luas (7,5 juta kilometer persegi), tetapi kebanyakan terdiri atas padang pasir dan daerah-daerah yang setengah gersang. Juga terdapat gunung-gunung dan hutan yang lebat. Daerah ini tidak sanggup dipakai untuk pertanian. Kira-kira dua pertiga atau 485 juta hektar tanah di Australia sanggup dipakai untuk pertanian.
Ini mencakup:
- 20,9 juta hektare untuk menanam tumbuhan pangan;
- 27,5 juta hektare untuk ditanami macam-macam rumput; dan
- 436,6 juta hektare untuk padang rumput tempat domba dan ternak merumput, atau dibiarkan tandus.
Beberapa kawasan di Australia curah hujannya rendah dan tidak sanggup diandalkan. Hal ini berarti bahwa beberapa kawasan pertanian bergantung kepada irigasi. Tanah di Australia sering tidak subur zat hara sehingga dibutuhkan pupuk.
Australia mulai mengekspor gandum dan wol. Ketika lemari es sudah ditemukan, Australia menjadi negara pertama yang memproduksi daging untuk diekspor di kapal maritim yang bermesin pendingin. Daging tersebut dikirim ke Eropa dengan kapal laut. Dengan berlalunya waktu, banyak tumbuhan pangan lain yang ditanam untuk diekspor.
Sekarang Australia mengekspor hasil-hasil pertanian ke banyak sekali negara, terutama di Asia.
Hasil pertanian utama di Australia yang diekspor ke Indonesia pada tahun 1994–95 adalah:
- Ternak hidup
- Susu
- Gandum
- Mentega, dan
- Buah-buahan
Negara China (Tiongkok)
Walaupun luas darat Tiongkok mencapai 9,6 juta kilometer persegi, namun areal tanah garapan hanya 1,27 juta kilometer persegi, yaitu hanya 7% areal total tanah garapan dunia, apa lagi tanah garapan Tiongkok itu kebanyakan terpusat di dataran dan kawasan cekung bab timur yang beriklim "angin musim".
Industri tumbuhan yakni sektor
produksi pertanian yang paling penting di Tiongkok. Tanaman materi pangan utama Tiongkok yakni padi, gandum, jagung dan kedelai, sedangkan tumbuhan industri yakni kapas, kacang tanah, rapa, tebu.
Pertanian Tiongkok memasuki tahap perkembangan pesat semenjak diadakannya reformasi di pedesaan pada tahun 1978. Selama 20 tahun lebih ini, reformasi di pedesaan Tiongkok terus diadakan dalam kerangka sistem hak milik kolektif dan menjebol pengikatan sistem tradisional untuk menjajaki bentuk konkret gres ekonomi kolektif di bawah syarat ekonomi pasar.
Reformasi mendatangkan laba kepada kaum tani, juga meningkatkan tenaga produktif di pedesaan , mendorong pertumbuhan pesat pertanian, khususnya produksi materi masakan serta pengoptimalan struktur pertanian, sehingga pertanian Tiongkok mencapai hasil yang mencolok.
Dewasa ini, Tiongkok menempati kedudukan nomor satu di dunia dalam bidang produksi materi makanan, kapas, biji sesawi, tembakau, daging, telur, hasil air tawar dan maritim serta sayur mayur.
Lantas bagaimana pertanian di Indonesia? Apakah bisa maju ibarat Jepang dan Belanda?
|
Sesungguhnya pertanian Indonesia akan sangat berada jauh di depan mengalahkan pertanian di Jepang, Belanda dan Amerika bila sistem dan perhatian lebih kepada para petani dilakukan secara benar. |
Banyak orang Indonesia yang sedari dulu menggantungkan hidup menjadi seorang
petani, namun sekarang banyak anak muda yang sudah enggan untuk mengikuti orang tuanya meneruskan pertanian.
Banyak anak muda lebih mempunyai bermigrasi ke kota-kota besar guna mendapat pekerjaan yang tak berafiliasi dengan sawah. Sementara itu di beberapa kawasan di pelosok beberapa lahan pertanian mulai menghilang. Banyaknya perumahan serta pembangunan yang dilakukan nyatanya telah mengurangi lahan pertanian.