TruebusNews - Pemangkasan tumbuhan memang telah menjadi kebiasaan rutin perkebunan buah di luar negeri, lantaran mereka menyadari pentingnya pemangkasan dalam perjuangan budidaya intensif tumbuhan buah. Akan tetapi di dalam negeri, aktivitas pemangkasan masih sering dilupakan pekebun. Malahan ada yang tidak hingga hati memangkas tumbuhan yang pertumbuhannya sedang subur. Jika menghendaki produksi buah-buahan dengan kualitas dan kuantitas maksimal, persepsi keliru menyerupai itu memang perlu dihilangkan dari alam pikiran pekebun buah kita. Sebab pemangkasan sanggup meningkatkan efisiensi sistem produksi dalam tumbuhan sehingga menghasilkan buah yang lebih baik.
Meskipun pemangkasan perlu dilakukan, namun kalau pemangkasannya tanpa perencanaan matang juga akan merugikan pertumbuhan tumbuhan akan mungkin terhambat, sehingga lambat berproduksi. Atau, tumbuhan justru akan mati lantaran tidak sanggup membentuk tunas dan daun gres untuk melaksanakan proses fotosintesis. Dalam goresan pena ini akan diulas teknik pemangkasan pohon buah-buahan.
PEMANGKASAN PADA FASE BIBIT
Agar sosok bibit di pembibitan lebih serasi dan harmonis, perlu pula dilakukan pemangkasan bibit. Kecuali pada bibit Stump, pemangkasan pada fase ini bergotong-royong lebih ditujukan untuk meminimalkan penguapan massa air dari badan tanaman.
Pada bibit stump biasanya sebahian akar dan mahkota daunnya dipangkas, sehingga bentuknya menjadi lebih menyerupai tongkat, bibit ini dibuat untuk memudahkan pengiriman dan pengangkutannya. Biasanya potongan akar tunggangnya dipangkas 2/3 bagian, dan pemangkasan batang pokok dilakukan sempurna pada batas batang yang berwarna coklat dan hijau. Pada bibit bukan stump biasanya yang dipangkas hanyalah sebagian daun untuk mengurangi luas permukaan daun tanaman. Yang dipangkas umumnya daun atau pucuk yang tampak sakit. Bibit yang dipangkas batangnya biasanya akan mempunyai percabangan yang lebih banyak dikemudian hari.
Demikian pila kalau akar tunggangnya dipangkas, tumbuhan akan mempunyai perakaran samping yang banyak sehingga sanggup tumbuh lebih subur. Pemangkasan akar dan batang pokok hanya berlaku pada mangga, jeruk dan tumbuhan lain yang tahan terhadap kondisi itu. Bibit durian, ranbutan atau alpukat tidak dianjurkan, lantaran selain lambat memunculkan tunas baru, resilo lemariannya juga tinggi.
PEMANGKASAN PEMBENTUKAN TANAMAN
Pemangkasan ini dilakukan terhadap tumbuhan muda, yang bertujuan mempersiapkan tumbuhan agat kelak sanggup berbuah maksimal. Jika tumbuhan tidak dibentuk, cabangnya akan terlalu rapat sehingga lingkungan mahkota daun menjadi lembab. Akibatnya tumbuhan enggan berbuah, malahan mudaj terjangkit penyakit cendawan, selain itu pemangkasan pada fase ini juga ditujukan untuk membentuk pohon supaya tumbuh pendek. Praktis dirawat dan praktis dipanen buahnya. Pada tumbuhan durian pemangkasan ini tidak perlu dilakukan, lantaran durian biasanya akan pribadi membentuk cabang samping tanpa harus dipangkas terlebih dahulu.
Pemangkasan pembentukan umumnya hanya dilakukan sebanyak 2 kali, tetapi pada mangga dan jeruk adakala dilakukan hingga 3 kali. Bagi bibit bukan stump, pemangkasan pertama dilakukan sesudah tumbuhan dilahan tumbuh setinggi 1 – 1,5 meter. Pemangkasan dilakukan pada batas batang hijau dan coklat. Tujuannya untuk merangsang pertumbuhan tunas sanping yang banyak pada bidang pangkas. Tunas-tunas yang tumbuh diseleksi dan ditinggalkan 3 tunas kekar dan sehat saja. Tunas yang dipilih juga sebaiknya tidak rapat dan tidak saling bersilangan. Tunas lemah dan tunas yang tumbuh pada batang dibawah bidang pangkas harus dibuang. Bagi bibit stump pemangkasan pertama tidak perlu dilakukan lagi, kecuali pada bidang pangkasnya hanya memunculkan satu cabang saja.
Setelah cabang mencapai panjang 1 meter, dilakukan pemangkasan kedua untuk membentuk cabang baru. Jika tumbuhan subur, pemangkasan kedua sanggup dilakukan 3-6 bulan dari pemangkasan pertama. Tata caranya sama dengan pemangkasan pertama. Tujuannya untuk menumbuhkan percabangan sekunder supaya tujuan tumbuhan ternemtuk menyerupai payung.
PEMANGKASAN PEMELIHARAAN
Setelah tajuk tumbuhan terbentuk, tumbuhan biarkan tumbuh bebas. Pemangkasan selanjutnya hanya dilakukan untuk membuang cabang-cabang liar dan cabang ranting, atau pucuk yang sakit. Yang dimaksud cabang dan tumas liar ialah cabang dan tunas yang tidak tumbuh pada tempatnya, contohnya pada batang pokok dibawab percabangan pertama, atau cabang dan tunas yang sifat tumbuhnya tegak lurus (tunas air). Tunas-tunas liar itu memang harus dibuang lantaran sama sekali tidak berguna, bahkan sanggup menghabiskan zat-zat hara yang diharapkan cabang lain.
Pemangkasan pemeliharaan sanggup dilakukan setiap saat, dengan melihat kondisi percabangan. Pemangkasan ini bahkan telah sanggup dilakukan semenjak tumbuhan masih di pembibitan, yakni dengan membuang pucuk-pucuk yang sakit, atau tunas yang tumbuh dunawah bidang okulasi atau bidang sambungan.
PEMANGKASAN PEMBUANGAN
Pada pohon buah-buahan menyerupai pohon durian atau mangga, pemangkasan ini hanya dilakukan kalau pohon terlalu rimbun. Tanaman yang rimbun mempunyai C/N ratio rendah dan biasanya enggan memunculkan tunas generatif. Pemangkasan tidak hanya dilakukan terhadap cabang tetapi juga terhadap daun-daun tua.
Cabang yang dipangkas ialah cabang lemah yang ada di potongan dalam lingkungan mahkota daun, lantaran cabang yang demikian priduktifitasnya rendah. Dengan membuang cabang tersebut, hasil fotosintesis daoat dipakai sanggup dipakai secara malsimal oleh cabang lain sehingga akan tersipta keseimbangan C/N ratio, bahkan C/N rationya akan tinggi. Dengan demilian maka ranaman akan berbunga dan berbuah maksimal.
Pemangkasan pemeliharaan dan pemangkasan pembuangan sebaiknya dilakukan pada ekspresi dominan hujan atau pada awal ekspresi dominan kemarau. Pada ketika itu biasanya tunas negarif akan banyak bermunculan. Jika tidak dipangkas, tunas-tunas ini hanya akan menguras materi masakan untuk pertumbuhan yang sia-sia, Padahal masakan tersebut sanggup disuplai ke cabang lain yang lebih bermanfaat.