TruebusNews - Anjuran komposisi untuk pembuatan media tanam yaitu sebagai berikut :
1. Jika tanah yang dipakai tergolong tanah berat dengan kandungan fraksi lempung yang tinggi sehingga bersifat sangat liat, maka tawaran komposisi media tanamnya yaitu 1 kepingan tanah dicampur dengan 1 kepingan pupuk sangkar (sapi/kambing/kerbau/kelinci) dan 3 kepingan sekam segar atau sekam bakar atau kombinasi sekam segar dan sekam bakar (perbandingan volume 1:1:3). Jangan sekali-kali memakai bubuk sekam untuk adonan media tanam alasannya yaitu dalam kondisi jenuh air, kombinasi tanah berat dengan bubuk sekam akan menghasilkan imbas melumpur (seperti lumpur) yang justru mengganggu drainase (pengatusan) air dan aerasi (pengudaraan) dalam media tanam.
Tanah berat tergolong tanah yang miskin pori, baik pori makro maupun pori mikro, dan alasannya yaitu kandungan fraksi lempungnya yang tinggi, maka kemampuan ikat airnya sangat tinggi, dengan kata lain, tanah bisa menyimpan air dengan sangat baik disertai dengan drainase (pengatusan) yang buruk. Dalam kondisi menyerupai ini, pertumbuhan akar akan terhambat akhir adanya penggenangan air dalam tanah. Penambahan pupuk organik bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah supaya tanah menjadi lebih remah (crumb) dan akar bisa tumbuh dengan leluasa, sementara penambahan sekam padi bertujuan untuk memperbaiki porositas tanah, menambah jumlah pori makro untuk meneruskan kelebihan air dalam tanah (fungsi pengatusan air) serta menambah jumlah pori mikro untuk menyimpan oksigen (fungsi aerasi atau fungsi pernafasan bagi akar)
2. Tanah-tanah sedang dengan komposisi fraksi lempung, debu, dan pasir yang seimbang, umumnya relatif ideal dijadikan media tanam tabulampot, namun tetap perlu dimodifikasi supaya menjadi lebih ideal untuk dipakai sebagai media tanam dalam jumlah yang terbatas dalam pot supaya ideal untuk pertumbuhan akar di kepingan bawah serta manifestasi pertumbuhan tumbuhan yang sehat di kepingan atas. Campurkan merata 1 kepingan tanah sedang , dengan 0,5 sampai 1 kepingan pupuk kandang, dan 1 atau 2 kepingan sekam (perbandingan volume 1: 0,5: 1 atau 1:1:2), diadaptasi dengan kebutuhan tumbuhan yang berbeda antar tumbuhan yang satu dengan tumbuhan lainnya.
3. Tanah dengan fraksi pasir yang dominan, digolongkan sebagai tanah ringan alasannya yaitu simpel diolah, baik itu tanah dalam keadaan berair apalagi dalam keadaan kering. Tanah jenis ini umumnya terdapat di kawasan di sekitar gunung berapi yang masih aktif, biasanya miskin akan kandungan materi organik, strukturnya sangat remah cenderung rapuh, komposisi pori makro yang sangat tinggi dibanding jumlah pori mikronya, sangat simpel meneruskan kelebihan air, dan miskin kandungan unsur hara nitrogen.
Karenanya, jikalau dibentuk sebagai media tanam tabulampot, tanah jenis ini harus diperbaiki sifat-sifat fisikanya, sifat kimianya dan sifat biologinya dengan mencampurkan 1 kepingan tanah dengan 2 kepingan pupuk kandang, dan 1 kepingan sekam (perbandingan volume 1:2:1), atau tergantung kebutuhan dilihat dari sumber tanahnya, apakah tanah diperoleh dari kawasan yang tergolong subur atau kurang subur. Penambahan materi organik menyerupai pupuk sangkar sekaligus akan memperbaiki sifat fisika tanah (memperbaiki struktur tanah menjadi lebih remah), sifat kimia (menambah kandungan unsur hara organik makro dan mikro) serta memperbaiki sifat biologinya (meningkatkan jumlah dan jenis mikrobia tanah)
Ciri utama media tanam yang baik yaitu tidak simpel memadat meski telah dipakai dalam kurun waktu cukup lama, dan media menyerupai ini hanya sanggup diperoleh dengan cara memodifikasi media tanam dengan bahan-bahan yang tersedia di sekitar kita dan simpel untuk mendapatkannya. Jika ragu dalam menciptakan media tanam, khususnya kualitas fisiknya, lakukan tips berikut :
ambil segenggam media tanam yang telah dibentuk dan dalam keadaan lembab (sedikit basah), kemudian kepal dengan berpengaruh dalam genggaman tangan. Jika dikala genggaman tangan dibuka dan gumpalan media tanam pecah (Jawa : ambyar), itu berarti komposisi media tanam telah ideal secara fisik. Namun jikalau dikala genggaman tangan dibuka dan media tanam tetap berada dalam kondisi menggumpal, berarti dibutuhkan penambahan sekam segar atau sekam berair dalam jumlah secukupnya supaya komposisi ideal media tanam sanggup terbentuk sebagaimana telah dicontohkan sebelumnya.
Penggunaan media tanam tabulampot dengan komposisi yang ideal akan sangat menunjang pertumbuhan akar menjadi lebih optimal, akar sanggup tumbuh dengan leluasa alasannya yaitu mendapat suplai oksigen dan air dalam jumlah memadai, dan dalam kondisi pertumbuhan optimal tersebut, akar sanggup menjalankan fungsinya untuk menyerap air dan hara-hara yang dibutuhkan dari dalam media tanam untuk disinergikan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Berikut yaitu ilustrasi persiapan penanaman tumbuhan buah dalam pot pasca pembuatan media tanam
Siapkan pot (contoh yaitu pot berdiameter 50 cm), tutupi semua lubang drainase di kepingan bawah dengan memakai materi tipis dan rata (contoh yaitu materi pecahan eternit bangunan) yang berukuran 3-4 kali lebih besar dari pada ukuran lubang. Jika tidak terdapat pecahan eternit, bisa memakai pecahan kaca, pecahan genteng, maupun pecahan keramik lantai, yang penting permukaannya rata yang berfungsi untuk menutup lubang drainase pot. Tidak perlu khawatir air (siraman maupun air hujan) tidak akan mengalir dan teratus dengan tepat meski lubang ditutup dengan rapat. Kelebihan air siraman pada media tanam akan mengalir ke bawah melalui sisi samping lubang yang tertutupi oleh pecahan eternit, mengikuti gaya gravitasi bumi (proses kapilarisasi).
Taburkan sekam segar, sekam bakar, atau adonan keduanya setebal 2-3 cm di kepingan dasar pot, yang berfungsi sebagai ganjal media tanam sekaligus penyaring air siraman yang terlalu banyak. Pemberian sekam sebagai ganjal pot sangat baik bagi media tanam supaya tidak memadat pada kepingan bawah akhir frekuensi penyiraman yang tinggi, berfungsi sebagai saringan yang sangat baik, menunjukkan ruang tumbuh yang baik bagi akar terbawah serta sangat memudahkan jikalau tumbuhan hendak dicabut dari pot untuk keperluan penanaman di lahan maupun repotting ke dalam pot yang berukuran lebih besar. Sangat tidak disarankan untuk memakai pecahan styrofoam (gabus) pada kepingan bawah sebagai epilog atau ganjal kepingan bawah pot alasannya yaitu berpotensi menjadi sarang semut
Masukkan media tanam yang telah dibentuk sebelumnya, dengan volume atau ketinggian media tanam yang diadaptasi dengan ukuran bibit yang ingin ditanam. Ratakan media tanam dan tekan-tekan permukaannya ke arah bawah supaya media tanam menjadi sedikit lebih padat/kompak dan tidak menurun permukaannya beberapa waktu kemudian akhir penyiraman
Siapkan pula bibit yang hendak ditanam di dalam pot
Robek plastik polybag yang membungkus bibit, buang media tanam usang yang terlihat tidak terikat oleh volume akar. Jika diperlukan, potong akar yang tumbuh tidak beraturan dan rapikan kembali media tanamnya sebelum bibit dimasukkan ke dalam pot.
Masukkan bibit ke dalam pot, atur letaknya supaya seimbang dan proporsional dari segala arah, kemudian masukkan sisa media tanam sambil ditekan-tekan pada semua sisi supaya bibit terjepit dengan baik dan berdiri tegak dengan sempurna, tidak miring ke kiri maupun ke kanan
Berikan topping pada kepingan atas dengan mengganti sekam segar menjadi sekam bakar (jika ada), semata-mata supaya tampilan kepingan atas terlihat lebih rapi. Komposisi adonan media tanam untuktopping tersebut sama persis dengan komposisi adonan media tanam di bawahnya. Jika tidak tersedia sekam bakar, gunakan adonan sebelumnya yang memakai sekam segar
Siram air ke atas permukaan media sambil sedikit ditekan-tengan dengan tangan supaya media memadat dan mencengkeram bibit dengan baik dan menghindari bibit yang kesudahannya miring akhir media yang menurun permukaannya pada sisi tertentu alasannya yaitu air siraman
Tinggi maksimum media tanam yang disarankan yaitu 5 cm dari permukaan pot dan tinggi permukaan tersebut akan menurun seiring dengan jalannya waktu alasannya yaitu semua pupuk sangkar yang dipakai akan habis terurai, demikian pula volume sekam akan menyusut akhir proses pelapukan.
Tabulampot siap untuk diletakkan di tempat yang diinginkan dan sebaiknya letaknya berada pada tempat yang mendapat penyinaran penuh oleh sinar matahari, setidaknya selama 10 jam per hari, sehingga tumbuhan sanggup tumbuh dengan baik dan berkembang dengan sempurna.
Penyiraman hanya diberikan dalam jumlah secukupnya, sekedar membasahi media tanam dan tidak dianjurkan untuk menyiram dengan volume air berlebih. Kelebihan air secara terus menerus akan menyebabkan terjadinya leaching (pencucian) media tanam yang terlihat dengan mengalirnya air dalam jumlah banyak beberapa dikala sehabis penyiraman. Kelebihan air siraman tersebut akan membawa serta kandungan hara organik maupun anorganik yang terdapat dalam media tanam.
Pencucian intensif akan mempercepat kehilangan kesuburan media tanam. Jika pot berdiameter 30 cm sampai 40 cm cukup diberi ai siraman sebanyak 1 sampai 1,5 liter setiap proses penyiraman dilakukan. Sementara pot berdiameter 50 sampai 60 cm cukup disiram dengan 2 liter air.
SELAMAT MENCOBA