KEHILANGAN helai demi helai rambut hingga kesudahannya menciptakan kulit kepala mengalami kebotakan niscaya meresahkan. Sebab, selain dapat menurunkan rasa percaya diri seseorang, kebotakan dapat juga menjadi indikasi awal penyakit tertentu.
Apalagi bila kebotakan yang terjadi dapat berujung pada kebotakan permanen. Artinya, rambut tidak akan tumbuh kembali di atas kulit kepala yang mengalami kebotakan. Misalnya disebabkan faktor genetik atau talenta yang turun temurun.
|
Gangguan hormon androgen dapat memicu kebotakan. | | Foto:http://hairgrowthremediesnow.com |
"Penyebab kebotakan bergotong-royong ada banyak. Di antaranya gangguan hormon, genetik, gangguan metabolisme dan kekurangan nutrisi, pendarahan di kepala, penyakit, proses terapi dan juga faktor usia,"ungkap dr Sa'da Barira SpKK, dokter seorang andal kulit dan kelamin RS Awal Bros Batam.
Banyaknya pemicu kebotakan tersebut sekaligus menjadi pembeda imbas yang dapat ditimbulkannya terhadap kondisi pertumbuhan rambut seseorang. Apakah nantinya kebotakan yang bakal dialami berujung pada kebotakan yang permanen atau hanya bersifat sementara.
Kebotakan yang disebabkan faktor hormonal misalnya. Kebotakan ini disebabkan lantaran seseorang kelebihan hormon androgen atau hormon laki-laki. Meski di sisi lain hormon ini dapat melebatkan rambut jambang, janggut, bulu dada, dan bulu lainnya, tapi kelebihan hormon ini berefek kurang baik pada perkembangan rambut di kepala.
"Kelebihan hormon androgen dapat menghambat pertumbuhan rambut kepala yang dapat berujung pada kebotakan. Dan jikalau tak segera diatasi, kebotakan yang terjadi dapat makin meluas dan menyebabkan hilangnya rambut dari atas kepala,"ungkap dr Ira, sapaan bersahabat Sa'da Barira.
Lain halnya bila kebotakan disebabkan penyakit tertentu, terapi pengobatan atau bahkan faktor usia. Karena penyebabnya berbeda, teladan dan imbas kebotakan yang terjadi biasanya juga akan berbeda.
"Kebotakan akhir penyakit biasanya terlihat pitak menyerupai digigiti tikus. Sementara botak akhir kurang nutrisi lebih cenderung terjadi di penggalan pinggir kepala dan bukan di tengah layaknya kebotakan akhir bawaan atau turunan,"jelasnya.
Adanya perbedaan imbas kebotakan sesuai penyebabnya itulah yang menciptakan seseorang harus benar-benar mengetahui penyebab kebotakan yang terjadi. Sebab, setiap pemicu kebotakan mempunyai cara pengobatan yang berbeda-beda antara satu dan lainnya.
"Semakin cepat diketahui penyebab kebotakan, akan semakin gampang juga dalam penanganan. Begitu juga peluang kesembuhan juga akan semakin besar,"ungkapnya. (*)
Atasi dengan Pengobatan atau Transplatasi ADA banyak cara yang dapat ditempuh untuk mengatasi kebotakan rambut. Tapi, mengingat faktor pemicu kebotakan juga banyak, maka metode pengobatan yang dipilih harus tepat. Sehingga, pengobatan yang dilakukan dapat sempurna sasaran.
|
Contoh hasil transplatasi rambut. Foto: http://www.sriroopnewlifecosmeticsurgery.com |
Kebotakan akhir faktor genetik misalnya. Karena kebotakan ini bersifat bawaan atau turunan, maka kebotakan ini tak dapat disembuhkan dengan obat-obatan biasa. Sehingga, transplatasi atau pencangkokan rambut dapat alternatif pilihan yang paling pas untuk mengatasi permasalahan ini.
Transplatasi itu sendiri dapat dilakukan melalui operasi kecil. Yakni beberapa helai rambut beserta akarnya dan juga jaringan kulit kepala pasien yang berada pada tempat yang tidak botak diambil untuk selanjutnya ditanam pada tempat yang mengalami kebotakan.
Setelah tiga bulan operasi, rambut hasil transplatasi tersebut biasanya telah mengakar kuat. Meski demikian, sebelum hingga masa tiga bulan itu pasien harus tetap berada di bawah pengawasan dokter yang menanganinya.
Mengingat pada awal pencangkokan rambut masih dalam proses adaptasi, dapat jadi rambut akan mengalami kerontokan. Tapi kondisi tersebut masih dapat dianggap wajar. Karena sesungguhnya akar rambut yang ditanam tetap berpengaruh dan dapat tumbuh menjadi rambut yang sehat.
Walaupun metode pencangkokan rambut ini terbukti jitu mengatasi persoalan kebotakan, tapi metode ini bukan cara sempurna untuk mengatasi persoalan kebotakan yang sifatnya non permanen. Sebut saja kebotakan akhir penyakit atau kekurangan nutrisi atau bahkan faktor usia.
"Untuk kebotakan akhir penyakit, tentu cara mengatasinya dengan menyembuhkan dulu penyakit yang menjadi pemicu kebotakan. Setelah itu gres dilakukan upaya mengatasi kebotakan,"terang dr Sa'da Barira SpKK.
Begitu juga pengobatan untuk kebotakan akhir kekurangan nutrisi, kelebihan hormon androgen, dan sebagainya. Agar hasilnya lebih optimal maka pemicu kebotakan tersebut harus lebih dulu diatasi semoga upaya penyembuhan kebotakan dapat dilakukan secara maksimal. Itulah kenapa seseorang harus mengetahui lebih dulu penyebab kebotakan yang dialaminya melalui konsultasi dengan dokter.
"Ada banyak metode pengobatan persoalan kebotakan yang dapat ditempuh untuk kebotakan non permanen. Misalnya melalui suntik, obat oles maupun obat oral atau diminum. Namun obat- obatan tersebut sifatnya hanya paliatif atau hanya meredakan dan bukan menyembuhkan,"jelasnya. (*)
Pelajari Riwayat Keturunan KEBOTAKAN memang dapat menimpa siapa saja baik laki-laki maupun wanita. Namun, apabila pemicu kebotakan lantaran faktor genetika atau hormonal, para laki-laki terbukti lebih rentan dibanding wanita.
"Berdasar penelitian, jikalau bapak dan ibu botak, semua anak laki-lakinya akan mengalami kebotakan dan hanya setengah dari anak perempuan akan mengalami kebotakan. Itu sudah menggambarkan bahwa laki-laki lebih rentan mengalami kebotakan akhir faktor genetik,"ungkap dr Sa'da Barira SpKK.
Sementara dari faktor hormonal, mengingat hormon yang dapat memicu terjadinya kebotakan ini ialah hormon androgen yang merupakan hormon laki-laki, sudah terang bahwa laki-laki mempunyai peluang kebotakan lebih besar dibandingkan wanita.
Dengan besarnya peluang tersebut, setiap orang yang mengalami persoalan kerontokan rambut yang hiperbola yakni lebih dari 100 helai per hari disarankan untuk mempelajari riwayat keturunan. Apakah dalam garis keturunannya ada yang mengalami kebotakan atau tidak.
"Semakin cepat seseorang menyadari peluang terjadinya kebotakan akhir faktor genetik, akan semakin cepat juga langkah antisipatif pencegahan dapat dilakukan. Sebab, penanganan lebih dini akan memperbesar kemungkinan penyembuhan,"terangnya.
Sebab, kebotakan genetik dapat menjadi lebih ganas jikalau dimulai selagi muda. Kebotakan cepat meluas hingga akan menjadi benar-benar gundul. Jika sudah begitu, proses penyembuhan akan semakin sulit dilakukan lantaran kulit kepala sudah menyerupai tanah tandus yang sulit ditanami kembali. (*)
Beri Nutrisi Tambahan KEBOTAKAN dapat juga akhir kerontokan rambut yang berlebihan. Yakni melebihi 100 helai per harinya. Meski cukup sulit mencegah kebotakan terutama botak permanen akhir hormonal atau genetik, tapi tindakan preventif dapat meminimalisir kerontokan rambut.
|
Foto: http://apotekmodern.com |
"Kerontokan rambut pemicu kebotakan dapat juga terjadi akhir trauma rambut yang berlebihan. Misalnya sering diikat dengan kuat, ditutup kerudung dalam jangka waktu usang dan diikat, proses rebonding atau keriting serta colouring tanpa diimbangi perawatan, pemakaian hair dryer atau catok rambut, dan sebagainya,"terang dr Sa'da Barira SpKK.
Sehingga, untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan cara menghindari trauma yang hiperbola terhadap rambut. Selain itu, perawatan rutin juga patut dilakukan untuk menunjukkan kekuatan pada akar rambut.
Selain meminimalisir trauma pada rambut, hal lain yang dapat dilakukan ialah dengan menunjukkan nutrisi cukup pada rambut. Misalnya dengan mengonsumsi vitamin B kompleks dengan cukup, karbohidrat, asam folat, zat besi, protein, dan zat lain yang diperlukan untuk perkembangan rambut. (*)