|
Grafis by : www.freevector.com |
WAKTU yang berputar telah menciptakan tahun usang harus bergeser digantikan tahun yang baru. Tapi sayangnya, pergantian tahun kadang tidak selalu diikuti perubahan yang berarti baik perubahan hidup maupun karir seseorang.
Bahkan ada masih yang berpikir, "Tahun boleh berganti tapi karir ya tetap biasa-biasa saja. Jabatan tetap, honor hanya naik beberapa rupiah, akomodasi karyawan tidak bertambah apalagi tunjangan."
Jika Anda termasuk orang yang mengalami hal itu, sudah saatnya Anda mengevaluasi diri dan karir Anda. Sebab, karir yang stagnan alias tidak bergerak baik ke atas atau ke samping, bisa berujung pada kelumpuhan karir atau Career Paralyse.
"Kelumpuhan karir biasanya dimulai dari rasa ketidakpuasan, kehilangan sumber motivasi sampai kelumpuhan. Dan untuk mencapai tahap kelumpuhan biasanya melewati proses yang cukup panjang,"jelas Rostina Tonggo Morito, Psikolog yang juga HR Consultant PT Tunaskarya Indoswasta Batam.
Dan jikalau dirunut dari awal, kelumpuhan karir biasanya berawal dari munculnya rasa ketidakpuasan terhadap pencapaian dalam karir. Dan bila rasa tidak puas itu diabaikan atau dibiarkan menumpuk, usang kelamaan akan bermetamorfosis energi negatif.
"Jika rasa tidak puas dibiarkan mengendap dalam batin, usang kelamaan akan bermetamorfosis demotivator. Misalnya, hilangnya gairah berprestasi ke tingkat yang lebih tinggi, kehilangan visi eksklusif ke depan, bekerja dengan niat asalkan honor bulanan lancar, dan seterusnya,"ungkapnya.
Hilangnya sumber motivasi akhir tumpukan rasa tidak puas tersebut, jikalau dibiarkan bisa menjadi bom waktu yang bisa meledak kapan saja. Tapi yang paling banyak terjadi adalah, terjadinya kelumpuhan karir. Itu karena, meski seseorang mempunyai kemampuan maksimal tapi kalau batin bermasalah, hasil kerja pun tidak akan maksimal. (*)
Jadikan Rasa tak Puas Sebagai Motivator Kerja RASA ketidakpuasan terhadap pencapaian dalam karir, bahu-membahu bukan hal yang jelek sepanjang dikelola dengan baik serta diarahkan secara benar biar menjadi energi positif. Sebab, rasa tidak puas bisa juga menjadi pemacu peningkatan karir seseorang.
Lantas, bagaimana cara paling efektif mengelola ketidakpuasan biar tidak mengakibatkan kelumpuhan karir tapi justru jadi pendorong peningkatan karir?
"Ada beberapa hal yang bisa dilakukan biar rasa ketidakpuasan yang dimiliki seseorang bermetamorfosis pendorong kemajuan karir dan bukan justru menjadikan kelumpuhan karir,"terang Rostina Tonggo Morito, Psikolog yang juga HRM Consultant PT Tunaskarya Indoswasta Batam.
Cara pertama yaitu menjadikan ketidakpuasan itu sebagai pemacu atau pendorong kemajuan karir. Dalam hal ini, posisi kita secara mental bukan menjadi korban atas ketidakpuasan tapi justru sebagai penguasa atas ketidakpuasan itu sendiri. Dengan begitu, kita nggak hanya jadi orang yang menyesali ketidakpuasan tapi sebaliknya justru memanfaatkan rasa tidak puas itu sebagai pendorong meraih karir lebih cemerlang.
Cara kedua yaitu merealisasikan rasa tidak puas dalam aktivitas perbaikan. Hal ini penting alasannya yaitu untuk mencapai kemajuan tidak hanya butuh dorongan berpengaruh saja tapi juga tindakan riil yakni merealisasikan impian keras tersebut ke dalam aktivitas perbaikan.
Selanjutnya, cara yang ketiga yaitu mengelola emosi. Itu alasannya yaitu rasa tidak puas bersifat dinamis atau berubah-ubah. Kadang puas kadang tidak puas. Sehingga pengelolaan emosi menjadi langkah penting untuk memilih kapan harus memakai ketidakpuasan tersebut sebagai pemacu merumuskan aktivitas perbaikan gres atau kapan dijadikan pendorong menjalankan aktivitas yang sudah dirumuskan.
"Jika rasa tidak puas dikelola dengan baik dan diubah jadi energi faktual untuk kemajuan karir, setidaknya orang bersangkutan telah mempunyai batin yang dinamis. Dengan batin dinamis, langkah menjadi enteng dan lebih gampang dalam mencapai tujuan tertentu,"pungkasnya. (*)
Asah Kreativitas dan Jangan Gampang Menyerah UNTUK mencapai karir yang cemerlang, ada banyak hal yang memperlihatkan andil dalam proses pencapaian tersebut. Setidaknya ada tiga faktor yang mempunyai tugas besar terkait upaya peningkatan karir biar tidak berhenti pada posisi tertentu. Yakni kemampuan diri orang bersangkutan, faktor lingkungan serta faktor luar lainnya.
"Pekerjaan atau karir tak hanya tergantung lingkungan sekitar atau faktor luar, tapi juga dari diri kita sendiri. Itu karena, prestasi yang dicapai merupakan hasil kali antara pribadi, usaha, dan peluang. Artinya, ada keterkaitan yang tak bisa dipisahkan antara tiga faktor tersebut,"terang Rostina Tonggo Morito, Psikolog yang juga HR Consultant PT Tunaskarya Indoswasta Batam.
Pribadi yang dimaksudkan yaitu motivasi, karakter, ketrampilan, serta faktor lain yang berasal dari diri orang bersangkutan. Sehingga dalam meniti karir, penting untuk memahami terlebih dulu wacana eksklusif kita sendiri. Setelah itu, gres melihat apakah ada peluang serta kesempatan untuk membuatkan karir.
Saat seseorang sudah memahami wacana dirinya dan potensi yang dimiliki, beliau akan lebih gampang dalam tetapkan langkah apa saja yang harus dibuat. Sebab, tidak sedikit perusahaan yang 'gemuk' di level tengahnya (memiliki staf yang lebih dari cukup pada level tertentu), sehingga menyulitkan seseorang untuk mencapai posisi atau karir tertentu. Atau dalam arti kata lain peluang pengembangan karir cukup kecil.
"Dengan kecilnya peluang yang bisa ditangkap, seseorang harus lebih berilmu dalam mengelola dua faktor yang bisa menjadi pendukung kemajuan karir. Yakni eksklusif dan usaha. Misalnya melalui kreativitas, lebih kerja keras, kejelian, memperbanyak inovasi, menambah kesabaran, pantang menyerah, dan sebagainya,"ungkap Rostina. (*)
Waspadai Jika Semangat Kompetisi Rendah KELUMPUHAN karir merupakan satu kondisi yang tidak terjadi secara serta merta tapi membutuhkan proses. Sehingga, langkah yang paling sempurna untuk menghindarinya yaitu secepatnya menyadari tanda-tanda munculnya tanda-tanda kelumpuhan karir.
Semakin dini tanda-tanda kelumpuhan karir disadari, setidaknya Anda bisa lebih cepat bertindak. Nah, berikut ada sejumlah tanda-tanda umum yang bisa jadi panduan mengetahui semenjak dini bahwa karir Anda sedang bermasalah.
1. Benar-benar merasa tidak senang dengan pekerjaan atau profesi yang ada
2. Depresi berat meski sudah promosi, rotasi, dan sebagainya
3. Kecenderungan untuk melaksanakan kritik diri secara hiperbola
4. Motivasi dan semangat berkompetisi yang sangat rendah
5. Rasa rendah diri
6. Tidak mempunyai tujuan yang terperinci dan jelas-jelas kita perjuangkan. (*)
Tips biar Karir Terus Melesat: 1. Asah ketrampilan yang sudah dimiliki sehingga makin tajam
2. Pelajari hal-hal yang gres sesuai perkembangan bisnis perusahaan Anda
3. Fokus, tekun dan konsisten pada sasaran dan pekerjaan Anda
4. Jadikan bau kencur yaitu kekerabatan dan partner di dalam tim kerja Anda
5. Pelajari hal-hal yang atasan Anda puji atau senang dari bau kencur Anda
6. Jangan pernah berdiam diri, kembangkan penemuan dan kreativitas Anda
7. Usahakan persaingan individu menjadi kekuatan kelompok. (*)